Sukses

Kronologi Tewasnya Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh yang Dibunuh Israel Usai Pelantikan Presiden Iran

Dalam sebuah pernyataan, kelompok Hamas menyatakan duka mendalam atas meninggalnya Ismail Haniyeh yang dibunuh usai menghadiri pelantikan Presiden Iran di Teheran.

Liputan6.com, Jakarta - Garda Revolusi Iran melaporkan Ismail Haniyeh, pimpinan kelompok perlawanan Palestina Hamas dan pengawalnya tewas di Iran. Kabar ini berdasarkan pernyataan resmi dari Hamas dan pejabat Iran.

Mengutip dari laman TRT Word, Rabu (31/7/2024), Ismail Haniyeh tewas pada Rabu pagi setelah serangan Israel yang menargetkan kediamannya di Teheran. Dalam sebuah pernyataan, kelompok itu berduka atas meninggalnya Haniyeh.

Pria yang berpulang pada usia 62 tahun itu dinyatakan tewas setelah berpartisipasi dalam upacara pelantikan presiden Iran yang baru, Masoud Pezeshkian. Ia juga sempat bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei.

Haniyeh merupakan seorang tokoh terkemuka dalam kelompok politik dan perlawanan Palestina, telah menjadi tokoh kunci sebelum dan selama perang genosida Israel di Gaza yang terkepung. Terkait insiden pembunuhan tersebut, pemerintah Iran mengumumkan penyelidikan atas pembunuhan itu, dengan hasil yang diharapkan akan segera dirilis.

"Kediaman Ismail Haniyeh, kepala kantor politik Perlawanan Islam Hamas, diserang di Teheran, dan sebagai akibat dari insiden ini, dia dan salah satu pengawalnya menjadi martir," keterangan sebuah pernyataan oleh situs web berita Sepah milik Korps Garda Revolusi Islam.

Seorang pejabat tinggi Hamas menggambarkan pembunuhan kepala Hamas sebagai "tindakan pengecut yang tidak akan luput dari hukuman", menurut TV Al-Aqsa yang dikelola Hamas. Tidak seorang pun langsung mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan itu tetapi kecurigaan langsung jatuh pada Israel, yang telah bersumpah untuk membunuh Haniyeh dan para pemimpin Hamas lainnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Israel Belum Memberikan Pernyataan

Israel telah membunuh banyak anggota keluarga dekat dan jauh Haniyeh dalam pembantaian yang sedang berlangsung di Gaza. Analis di televisi pemerintah Iran segera mulai menyalahkan Israel atas serangan itu. 

Israel sendiri tidak segera berkomentar tetapi sering kali tidak berkomentar ketika menyangkut pembunuhan yang dilakukan oleh badan intelijen Mossad yang terkenal kejam. Israel diduga menjalankan kampanye pembunuhan selama bertahun-tahun yang menargetkan ilmuwan nuklir Iran dan orang lain yang terkait dengan program atomnya.

Sebelumnya, mengutip dari kanal Islami Liputan6.com, 13 Juli 2024, Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla sempat melakukan pertemuan dengan Pemimpin Tertinggi Hamas Ismail Haniyeh di Doha, Qatar untuk membahas kondisi terkini Palestina.

"Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 2 jam tersebut, keduanya mendiskusikan secara serius bagaimana perang dan kekerasan di Jalur Gaza segera diakhiri demi kemanusiaan," demikian dikutip dari keterangan tertulis tim media Jusuf Kalla yang diterima di Jakarta, dikutip dari Antara. 

3 dari 4 halaman

Yusuf Kalla Sempat Bertemu Ismail Haniyeh

Di pertemuan itu, JK disambut dengan hangat serta berbincang akrab bersama Haniye. JK yang juga Ketua Umum DMI dan PMI menyampaikan harapannya kepada Ismail Haniye agar segera melakukan rekonsiliasi dengan kelompok Fatah supaya mereka bersatu.

Sejumlah tokoh turut mendampingi JK dalam pertemuan antara lain Duta Besar RI untuk Qatar Ridwan Hassan, serta mantan Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaludin. Sebelumnya pada 6 Mei 2024, Hamid menjelaskan bahwa Hamas meminta JK untuk memediasi upaya mengakhiri konflik di Palestina.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza, sejak 7 Oktober 2023 sampai 8 Juli 2024 sebanyak 38.193 orang tewas akibat serangan Israel ke Jalur Gaza.Sementara itu sebanyak 87.903 warga Palestina mengalami cedera akibat serangan.

Jusuf Kalla menegaskan sikap solidaritas serta menyampaikan dukungan bangsa Indonesia untuk kemerdekaan Palestina saat bertemu dengan Pemimpin Politik Gerakan Hamas, Ismail Haniyeh, di Doha. Lewat pernyataan resmi yang diterima di Jakarta, tak lama setelahnya. Dalam pertemuan yang berlangsung selama dua jam itu, Jusuf Kalla (JK) juga menyampaikan bela sungkawa kepada bangsa Palestina yang menjadi korban selama konflik berlangsung.

4 dari 4 halaman

Sempat Buat Rencana Kemanusiaan di Gaza

Pria yang namanya sering disingkat JK ini, selanjutnya menguraikan bahwa mata dunia sekarang tertuju ke Gaza dan semua prihatin dengan kondisi keamanan dan semua aspek kehidupan di Gaza. "Dunia tersentuh dan menyayangkan tragedi kemanusiaan tersebut," kata pernyataan itu.

Selaku Ketua Palang Merah Indonesia, JK mengungkapkan betapa peliknya mendistribusikan bantuan ke Gaza akibat blokade yang dilakukan oleh Israel.

Ia pun menyarankan organisasi Hamas agar senantiasa menunjukkan persatuan dan kebersamaan dengan Al Fatah termasuk hubungan internal Hamas sendiri untuk dapat menciptakan perbaikan kondisi di Palestina. Menurut JK, tanpa kesatuan aspirasi serta institusi hanya akan menambah pelik penyelesaian masalah Gaza.

Lebih lanjut ia mengusulkan untuk membuat rencana kemanusiaan di Gaza, misalnya, menyusun program berdasarkan skala prioritas, seperti mengobati korban luka dan sakit, menyelamatkan wanita, orang tua dan anak anak, sehingga tidak menambah jatuhnya korban perang. Tetapi, JK mengingatkan kepada Haniyeh, semua itu hanya bisa efektif manakala kekerasan bisa dihentikan lebih dulu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.