Sukses

Sejarah Masjid Jamkaran Tempat Iran Kibarkan Bendera Balas Dendam Usai Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Tewas Dibunuh

Bendera merah di kubah Masjid Jamkaran menandakan peringatan keras Iran bahwa pembalasan besar akan segera datang setelah Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh tewas dibunuh.

Liputan6.com, Jakarta - Iran secara terbuka menyatakan niat membalas pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, yang tewas dalam serangan udara Rabu pagi, 31 Juli 2024, di Teheran. Pemerintah negara itu telah mengibarkan bendera merah di kubah Masjid Jamkaran di Qom, yang menandakan peringatan keras bahwa pembalasan besar akan segera datang.

Melansir Zee News, Kamis (1/8/2024), bendera merah yang melambangkan balas dendam terakhir kali dikibarkan di atas kubah Masjid Jamkaran pada 3 Januari 2020 setelah kematian Qasem Soleimani. Lalu, sekali lagi pada 5 Januari 2024 setelah pengeboman Kerman.

Menurut laman University of Qom, Masjid Jamkaran merupakan pusat ziarah penting bagi Muslim Syiah. Dalam catatan sejarah, masjid ini dibangun pada 393 Hijirah, atau 1003 menurut kalender Gregorian, oleh Hassan bin Maslah atas perintah Imam Madi, Imam ke-12 Syiah Isna Ashari.

Hinga kini, dipercayai bahwa Imam Suci akan "mengunjungi" kompleks masjid setiap Selasa malam. Itulah sebabnya ribuan peziarah Syiah berkumpul di sini pada hari itu. Syiah secara luas percaya bahwa Imam Suci memerintahkan para pengikutnya salat empat rakaat di masjid ini, yang manfaatnya setara dengan salat di dalam Khan-e-Ka'bah di Makkah.

Ada sebuah sumur di belakang masjid, tempat para peziarah biasanya menulis areeza untuk meminta Imam Suci menyampaikan doa mereka pada Allah SWT, kemudian memasukkannya ke dalam sumur tersebut, rangkum Iran Visitor. Secara visual, masjid ini merupakan mahakarya arsitektur yang menonjolkan desain Persia di setiap sudutnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tradisi di Masjid Jamkaran

Kubah biru dan hijau Masjid Jamkaran, dengan menara dihiasi keramik Persia, tampak mencolok di langit cerah dan menarik perhatian. Kompleks masjid yang luas ini memiliki sejumlah gerbang, membuat pengunjung mungkin tersesat di antara kerumunan. Maka itu, tersedia meja bantuan dan Anda selalu dapat menghubungi mereka jika diperlukan.

Fasilitas untuk air minum, tempat wudu, dan toilet tersebar di seluruh kompleks untuk melayani ribuan pengunjung. Keluarga-keluarga di Iran sering membawa kompor, bejana, peralatan makan, serta menyiapkan teh dan makanan saat bersiap menghabiskan malam untuk beribadah di sini.

Peziarah umumnya membawa oleh-oleh berupa tasbih, garam, dan uang kertas yang dicetak khusus oleh masjid hanya untuk memberi keberuntungan bagi jemaah. Kenang-kenangan ini dibayarkan dengan sejumlah kecil "hadiyeh". Loket khusus telah didirikan tepat di dekat pintu masuk masjid untuk mendistribusikannya.

Menurut kabar terkini, respons militer tampaknya akan diambil Iran dalam membalas tewasnya Haniyeh. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah bersumpah membalas dendam, menyatakan bahwa Israel telah "mempersiapkan hukuman beratnya sendiri" dengan membunuh Haniyeh.

3 dari 4 halaman

Tuai Kecaman

Mendiang Pemimpin Hamas itu disebut sebagai "tamu terhormat" di tanah Iran. Pembunuhan tersebut telah menuai kecaman luas dari negara-negara di seluruh dunia, termasuk Rusia, yang menyebutnya tindakan "berbahaya dan provokatif."

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Andrei Nastasin memperingatkan bahwa pembunuhan itu akan berdampak buruk bagi seluruh kawasan, merusak upaya menegosiasikan gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Nastasin mendesak semua pihak menahan diri dan menghindari tindakan yang dapat memperburuk ketegangan, memperingatkan adanya potensi konflik yang menghancurkan.

Pembunuhan Haniyeh telah menimbulkan kekhawatiran di India, yang memiliki kepentingan ekonomi yang signifikan di kawasan tersebut. Pembunuhan itu juga memicu kekhawatiran akan konflik lebih luas, dengan Iran dan Israel terlibat dalam perang kata-kata.

Ketika ketegangan terus meningkat, masyarakat internasional tetap waspada, bersiap menghadapi konfrontasi yang berpotensi menimbulkan bencana di Timur Tengah. TRT World sebelumnya telah melaporkan bahwa Haniyeh dinyatakan tewas setelah berpartisipasi dalam upacara pelantikan presiden Iran yang baru, Masoud Pezeshkian.

4 dari 4 halaman

Siapa Pembunuh Ismail Haniyeh?

Mendiang Ismail Haniyeh juga sempat bertemu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei. Seorang pejabat tinggi Hamas menggambarkan pembunuhan pemimpin kelompok itu sebagai "tindakan pengecut yang tidak akan luput dari hukuman," menurut TV Al-Aqsa yang dikelola Hamas.

Tidak seorang pun langsung mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan itu, tapi kecurigaan langsung jatuh pada Israel, yang telah bersumpah membunuh Haniyeh dan para pemimpin Hamas lain. Israel telah membunuh banyak anggota keluarga dekat dan jauh Haniyeh dalam pembantaian yang sedang berlangsung di Gaza.

Analis di televisi pemerintah Iran segera mulai menyalahkan Israel atas serangan itu. Israel tidak segera berkomentar. Negara zionis itu diduga menjalankan kampanye pembunuhan selama bertahun-tahun yang menargetkan ilmuwan nuklir Iran dan orang lain yang terkait program atom negara itu.

Haniyeh merupakan seorang tokoh terkemuka dalam kelompok politik dan perlawanan Palestina, dan telah jadi sosok kunci sebelum dan selama genosida Israel di Gaza. Terkait insiden pembunuhan tersebut, pemerintah Iran mengumumkan penyelidikan atas pembunuhan itu, dengan hasil yang diharapkan akan segera dirilis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.