Sukses

Protes Kualitas Akomodasi Olimpiade Paris 2024, Perenang Italia Tidur di Taman Beralas Handuk

Perenang Italia Thomas Ceccon mengeluhkan soal ranjang kardus yang disediakan panitia Olimpiade Paris 2024 dan juga makanannya.

Liputan6.com, Jakarta - Penyelenggaraan Olimpiade Paris 2024 terus dikritik. Salah satunya datang dari peraih medali emas Olimpiade asal Italia, Thomas Ceccon. 

Pemenang medali emas di cabang olahraga renang di kompetisi 100 meter gaya punggung itu secara terbuka mengeluhkan soal akomodasi di Kampung Olimpiade setelah gagal masuk final di kategori 200 meter gaya punggung pada Rabu, 31 Juli 2024.

"Tidak ada pendingin udara di kampung atlet, itu panas, makanannya juga tak enak," ujar Ceccon, dikutip The Sun. "Banyak atlet memutuskan pindah karena hal ini. Itu bukan alibi atau sebuah pembenaran. Itu realitas yang mungkin semua orang tahu."

Ia mengaku kecewa tidak bisa masuk final. Namun, ia kesal karena terlalu lelah. "Sulit tidur baik di malam hari mapun siang hari. Di sini, aku benar-benar kesulitan mengatasi panas dan suara berisik," ucapnya lagi.

Tim Italia menolak memberi pernyataan tambahan usai keluhan Ceccon beredar luas. Tapi, Ceccon memiliki cara agar bisa istirahat lebih baik.

Ia terlihat tidur di taman di area Kampung Olimpiade hanya beralaskan handuk putih. Aksinya direkam seorang atlet dayung asal Arab Saudi, Husein Alireza, yang melihatnya tertidur di bawah pohon pada Sabtu, 3 Agustus 2024, seraya menandai lokasi ia mengambil gambar ke Instagram Story.

Bukan Ceccon saja yang mengeluhkan kualitas layanan untuk para atlet Olimpiade Paris 2024. "Makanan tertentu tidak mencukupi: telur, ayam, karbohidrat tertentu," kata Andy Anson, Ketua Asosiasi Olimpiade Inggris, kepada The Times di London. "Kemudian kualitas makanannya, dengan daging mentah yang disajikan kepada para atlet."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kontingen Indonesia di Olimpiade Beli AC Sendiri

Sementara, kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024 mulai mengantisipsi perubahan iklim dan cuaca panas ekstrem saat mengikuti ajang olahraga multievent terakbar dunia. NOC Indonesia, melalui rilis resminya melaporkan, tim Merah Putih baru saja memasang pendingin ruangan alias AC secara mandiri di kamar para atlet guna menunjang kenyamanan mereka selama mengikuti Olimpiade. 

Panitia Olimpiade disebut sengaja tidak menyediakan AC di kamar-kamar Olympic Village demi mengusung prinsip hemat energi dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Hanya saja, kabar menyebut wilayah Eropa, tak terkecuali Paris dan sekitarnya, saat ini mulai dilanda panas ekstrem.

Suhu di area tersebut dikabarkan mencapai 40 derajat celsius, sementara kondisi di Paris sedang tidak menentu. Di satu waktu, kota Paris bisa diguyur hujan yang membuat suhunya dingin hingga mencapai 20 derajat celsius. Tetapi dalam beberapa waktu terakhir, situasi Paris mulai lebih hangat. 

Badan Meteorologi Prancis sendiri sebelumnya telah mengeluarkan peringatan terkait suhu panas 35 derajat celsius di Kota Paris pada pekan lalu. Kondisi itu di pada akhirnya membuat tim Indonesia bergerak memasang AC portabel di kamar atlet.

3 dari 4 halaman

Ulasan Ranjang Kardus Olimpiade

Dari sekian banyak hal di Olimpiade Paris 2024, keberadaan ranjang kardus menjadi salah satu yang paling menuai perhatian. Ranjang kardus itu pertama kali diperkenalkan di Olimpiade Tokyo 2021 dan mendapat ulasan buruk dari sejumlah atlet saat itu.

Atlet renang asal Inggris Tom Daley memamerkan ranjang kardus anti-seks di kamarnya saat tiba di Paris menjelang Olimpiade Paris 2024. Peraih medali emas Olimpiade itu pada Senin, 22 Juli 2024, sengaja mengunggah video soal tempat tidur itu agar penggemarnya bisa melihat lebih dekat.

"Ini kardus," katanya sambil memfilmkan bagian kepala tempat tidur dan tiang ranjang. "Seperti yang kalian lihat, itu seperti sebuah karton."

Daley kemudian menunjukkan kasur tipis dan penutup kasur di atas alas karton. "Kemudian, kami mendapatkan (bed cover) Paris '24 kami sendiri," imbuhnya.

Atlet berusia 30 tahun itu kemudian menunjukkan stabilitas tempat tidur dengan melompat-lompat di atasnya. Ia berkata, "Seperti yang kalian lihat, tempat tidur ini cukup kokoh."

4 dari 4 halaman

Sejumlah Atlet Sebut Ranjang Cukup Kokoh

Mengutip Page Six, Rabu, 24 Juli 2024, pesenam asal Irlandia Rhys McClenaghan juga menguji teori 'anti-seks' saat merekam dirinya memantul, membalikkan badan, menghentakkan kaki, dan membanting tubuhnya ke tempat tidur. Semua bisa dilakukan dengan mulus sehingga layak dinyatakan lulus ujian.

"Itu palsu (anti-seks)! Berita palsu!" ucapnya di akhir video.

Selain Daley dan McClenaghan, pemain tenis Australia Daria Saville dan Ellen Perez juga menguji batas tempat tidur dengan melakukan beberapa pose latihan, seperti resistance band high knee, squat jump, step-up, dan bahkan worm. Nyatanya, tempat tidur tak goyah.

Ulasan para atlet bertentangan dengan klaim pelari tim Amerika Serikat, Paul Chelimo, saat mengikuti ajang Olimpiade Tokyo 2021. Ia saat itu menyebut pemilihan tempat tidur karton 'bertujuan untuk menghindari keintiman di antara para atlet'.

Dia melanjutkan di X, "Tempat tidur akan mampu menahan beban satu orang untuk menghindari situasi di luar olahraga. Saya melihat tidak ada masalah bagi pelari jarak jauh, bahkan kami berempat pun bisa melakukannya😂."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.