Sukses

Skema Relaksasi Visa Diyakini Bakal Tingkatkan Kunjungan Wisman ke Batam yang Masih Jauh dari Target

Kadispar Kepri mendapat bocoran dari Menparekraf Sandiaga Uno bahwa relaksasi kebijakan Visa on Arrival (VoA) di Kepulauan Riau termasuk Batam bagi wisman sudah memasuki tahap finalisasi.

Liputan6.com, Jakarta - Ada tiga daerah di Indonesia yang jpaling banyak dikunjungi wisatawan mancanegara (wisman) atau turis asing di tahun 2023 yaitu Bali, Jakarta dan Kepulauan Riau. Salah satu daerah yang jadi favorit kunjungan wisman adalah Pulau Batam.

Di tahun ini, posisi Kepulauan Riau (Kepri) sampai periode Januari-Juni, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) masih menempati urutan ketiga. Informasi itu disampaikan oleh Kepalda Dinas Pariwisata (Kadispar) Kepri Guntur Sakti yang hadir secara online dalam The Weekly Bried with Sandi Uno, Senin, 5 Agustus 2024.

"Kalau menurut data BPS, jumlah wisman ke Kepri mencapai sekitar 760 ribu sampai dengan bulan Juni. Jumlah ini memang hampir sama dengan tahun lalu dalam periode yang sama,” kata Guntur Sakti.

"Tapi kalau melihat dari target yang ditetapkan Kemenparekraf di tahun ini yaitu 3 juta wisman, tentu jumlahnya masih termasuk kecil dan masih jauh dari target yang sudah ditetapkan. Untuk itu kita harus menyiapkan beberapa gebrakan, salah satunya dengan relaksasi kebijakan visa yang sudah cukup lama kita persiapkan dan mudah-mudahan bisa segera terlaksana,” sambungnya.

Guntur menambahkan, ia mendapat bocoran dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bahwa relaksasi kebijakan Visa on Arrival (VoA) di Kepulauan Riau bagi wisatawan mancanegara sudah memasuki tahap finalisasi.

"Pak Menteri kan baru saja pulang dari kunjungan ke Kepri dan kabarnya sudah menandatangani formulasi akhir yang akan disahkan melalui Peraturan Presiden terkait dengan kebebasan untuk regulasi kebijakan relaksasi visa," ungkapnya.

Guntur menambahkan, skema VoA ini nantinya diberlakukan dengan durasi dan tarif tertentu yang jumlahnya bergantung pada pemerintah pusat termasuk Kementerian Keuangan. Jika kebijakan ini sudah diberlakukan, wisman dari negara tetangga terutama Singapura yang sangat dekat dengan Batam bisa lebih leluasa untuk berkunjung. Setidaknya ada potensi 2,3 juta wisman dari Singapura yang bisa berkunjung ke Kepri jika skema visa yang ditawarkan memang menarik bagi mereka.

 

2 dari 4 halaman

Event dan Aktivitas di Kepri

Sejauh ini menutur Guntur, turis asing yang berkunjung ke Kepri yang terbanyak berasal dari Singapura, setelah itu disusul Malaysia, Tiongkok, India dan Filipina. Selain menunggu kebijakan relaksasi visa, pemprov Kepri juga menyiapkan beragam fasilitas maupun aktivitas untuk lebih menarik perhatian wisman.

"Kita sudah mulai membenahi bandara, dan Pelabuhan agar lebih mudah diakses. Jalanan juga sudah banyak yang lebih lebar untuk mencegah kemacetan dan perjalanan darat jadi lebih nyaman. Kita juga akan banyak menggelar event terutama sport dan konser musik yang sekarang sedang menyala sekali di Kepri," terang Guntur.

"Ada beberaa lomba marathon yang kita yakini akan banyak peserta dan pengunjung. Soal kuliner juga tetap jadi andalan kita, dan tentunya selalu gencar berpromosi baik pihak swasta maupun pemerintah, jadi ekosiste,m wisata kita berjalan dengan baik dan mudah-mudahan terus konsisten pelaksanaannya,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menparekraf Sandiaga Uno berharap penerapan visa kunjungan saat kedatangan atau Visa on Arrival (VOA) khsusu pintu masuk imigrasi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) bisa direalisasikan sebelum berakhir masa jebatannya.

"Saya pamit ke Kota Batam, kemungkinan ini kunjungan terakhir saya. Saya masih ada “PR” buat Kepri, yaitu regulasi visa short term ini sudah final, karena kemarin harus dikliping lagi, sudah diparaf, mohon sabar. Harapannya VoA ini bisa selesai sebelum masa jabatan," kata Sandi di Kota Batam, Kepri, Minggu, 4 Agustus 2024, dilansir dari Antara.

 

3 dari 4 halaman

Regulasi Kunjungan Wisman ke Batam

Menurut pria yang biasa disapa Sandi ini, minggu lalu dirinya diminta untuk menandatangani kembali rencana peraturan pemerintah mengenai VoA Kepri, dan kini sedang menunggu untuk ditandatangi oleh Kementerian Hukum dan HAM.

VoA saat ini masuk fase finalisasi yang diharapkan segera ditetapkan menjadi peraturan pemerintah. "Seperti yang sudah saya sampaikan dengan pak gubernur pada saat itu, ini dipastikan untuk membantu tambahan kunjungan wisatawan ke Kepri yang selama ini terkendala dengan biaya VoA yang dirasakan membebani dan harga feri yang masih mahal," tuturnya.

Regulasi yang ditujukan kepada ekspatriat yang tinggal di Singapura dan kunjungan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kepri meliputi skema VoA untuk 30 hari dengan tarif Rp500 ribu dan short term visa yang berlaku 7 hari dengan tarif Rp100 ribu.

"Kami berharap dibebaskan (biaya visa), tapi nanti kita tunggu (VoA), untuk 20 negara penyumbang wisatawan terbanyak," katanya. Sandi juga menyoroti harga tiket ferry dan pesawat terbang di Kepri yang banyak dikeluhkan karena masih mahal.

4 dari 4 halaman

Penyesuaian Target Wisman

Kemenparekraf, kata dia, berupaya terus menambah jumlah penerbangan dan jumlah ferry sehingga ketersediaannya meningkat. “Dengan lebih banyaknya kegiatan ekonomi di Batam, kami harapkan ini harga ferry juga akan mulai bisa lebih efisien ke depan, dan bisa diturunkan,” katanya.

Regulasi VoA ini salah satu tujuannya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara ke Kepri. Kemenparekraf menaikkan target kunjungan wisata ke Kepri tahun 2024 sebesar tiga juta. Kunjungan.

"Makanya saya dorong terus, hampir tiap dua minggu sekali saya WhatsApp Bu Sri Mulyani, dan setelah selesai di Bu Sri, sudah tahap finalisasi," ujarnya.

Terkait masih rendahnya capaian kunjungan wisatawan ke Kepri, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan Kemenparekraf akan memandu Pemprov Kepri dalam penyesuaian target wisatawan tersebut.

"Saya justru masih optimistis, nanti dikuartal ketiga saya akan bicara dengan Pak Gubernur, langkah-langkah apa untuk memandu target ini agar para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif bisa menyesuaikan," terangnya.