Sukses

Protes Tak Undang Israel ke Upacara Peringatan Bom Atom Perang Dunia II di Nagasaki, Dubes AS hingga Inggris Batal Hadir

Upacara peringatan bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki saat Perang Dunia II itu juga digelar di Hiroshima. Bedanya, Israel diundang di upacara di Hiroshima.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah duta besar dari negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, membatalkan kehadirannya dalam upacara peringatan pemboman Nagasaki dengan bom atom setelah Duta Besar Israel untuk Jepang tak diundang karena alasan keamanan. Pengumuman itu disampaikan pada Rabu (7/8/2024).

Kedutaan besar AS dan Inggris mengatakan pada Selasa, 6 Agustus 2024, bahwa duta besar mereka tidak akan ambil bagian dalam pertemuan tersebut. Kehadiran mereka akan diwakili oleh diplomat berpangkat lebih rendah. Laporan media setempat menyebut Australia, Italia, Kanada, dan Uni Eropa, dan Jerman yang merupakan sekutu AS juga akan mengambil langkah serupa.

Duta Besar AS Rahm Emanuel tidak akan hadir dengan menuding 'Wali Kota Nagasaki mempolitisasi acara tersebut dengan tidak mengundang duta besar Israel', kata juru bicara kedutaan kepada AFP, dikutip Eabu (7/8/2024). Tapi, Emanuel yang pernah menjabat sebagai kepala staf mantan presiden Barack Obama, akan menghadiri acara terpisah di sebuah kuil di Tokyo, kata juru bicara tersebut.

Kedutaan Besar Inggris mengatakan bahwa duta besar Julia Longbottom juga tidak akan berada di Nagasaki. Pihak Inggris mengatakan bahwa tidak mengundang Israel 'menciptakan kesetaraan dengan Rusia dan Belarusia yang disayangkan dan menyesatkan'.

Pernyataan senada juga dilontarkan juru bicara kedutaan Prancis yang mengonfirmasi bahwa orang nomor dua di Kedubes Prancis akan hadir. Kepada AFP, ia mengatakan bahwa 'keputusan untuk tidak mengundang perwakilan Israel sangat disesalkan dan dipertanyakan'.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dubes Israel untuk Jepang Tak Terima Disamakan dengan Rusia

Wali Kota Nagasaki Shiro Suzuki pekan lalu mengatakan bahwa Dubes Israel Gilad Cohen tidak diundang ke acara pada Jumat, 9 Agustus 2024, karena risiko kemungkinan protes atas konflik Gaza. Suzuki menyebut keputusan untuk tidak mengundang Cohen 'tidak bermotif politik' namun didasarkan pada keinginan untuk 'mengadakan upacara dalam suasana damai dan suram'.

Pada Juni 2024, Suzuki mengatakan telah mengirimkan sepucuk surat kepada Kedutaan Besar Israel yang berisi seruan 'gencatan senjata segera' di Gaza. Cohen jelas tak terima. Ia yang diundang dalam peringatan serupa di Hiroshima pada Selasa, 6 Agustus 2024, mengatakan bahwa keputusan Nagasaki 'mengirimkan pesan yang keliru kepada dunia'.

"Sebagai teman dekat dan bangsa yang berpikiran sama dengan Jepang, Israel telah menghadiri upacara ini selama bertahun-tahun untuk menghormati para korban dan keluarga mereka," tulis Cohen di platform media sosial X.

Pada Senin, 5 Agustus 2024, Cohen mengatakan kepada stasiun televisi Amerika CNN bahwa kekhawatiran keamanan 'dibuat-buat' dan bahwa dia 'sangat terkejut dengan (Suzuki) yang membajak upacara ini karena motivasi politiknya'. Dalam surat balasan negara Barat kepada Suzuki yang dilihat oleh AFP, enam dubes telah memperingatkan bahwa jika Israel tidak diikutsertakan, akan sulit bagi mereka untuk berpartisipasi dalam acara tersebut.

3 dari 4 halaman

Pemerintah Pusat Jepang Menolak Berkomentar

Juru bicara pemerintah Jepang Yoshimasa Hayashi pada hari ini menolak berkomentar, mengatakan undangan tersebut adalah "keputusan penyelenggara, Kota Nagasaki". Seorang pejabat Nagasaki yang bertanggung jawab atas upacara tersebut mengatakan "jelas lebih baik jika ada pejabat tinggi, seperti duta besar, yang ikut ambil bagian".

"Yang penting adalah perwakilan negara-negara tersebut akan menghadiri upacara tersebut," katanya kepada AFP.

Keputusan Nagasaki berbeda dengan keputusan Hiroshima, yang menjadi tuan rumah upacara serupa pada Selasa, 30 Juli 2024,  dan mengundang Israel. Kedua pemerintah kota tersebut berada di bawah tekanan dari para aktivis dan kelompok penyintas bom untuk mengecualikan Israel karena aksi pemboman mereka di Gaza yang menyebabkan puluhan ribu warga Palestina terbunuh sejak Israel melancarkan agresi militer pada Hamas usai serangan pada 7 Oktober 2024.

Selain Israel, Rusia dan Belarusia juga tidak diundang terkait invasi mereka ke Ukraina. Para aktivis mendesak pemerintah Nagasaki dan Hiroshima memberlakukan sikap yang sama.

4 dari 4 halaman

Sejarah Singkat Bom Atom Jatuh di Nagasaki dan Hiroshima

Pengeboman Hiroshima pada 6 Agustus 1945, dan Nagasaki tiga hari kemudian menyebabkan Jepang menyerah tanpa syarat dan mengakhiri Perang Dunia II. Pengeboman itu harus dibayar mahal dengan tewasnya puluhan ribu orang tak bersalah, baik secara instan maupun dalam beberapa bulan dan tahun mendatang karena penyakit radiasi.

Mengutip laman Live Science, Jumat, 17 Mei 2024, setelah pemboman di Hiroshima dan Nagasaki, bayangan hitam manusia ditemukan tersebar di trotoar dan bangunan. Tak hanya bayangan manusia, bayangan benda-benda lain seperti sepeda juga menjadi bukti keganasan bom ini.

Menurut Dr. Michael Hartshorne, profesor emeritus radiologi di Fakultas Kedokteran Universitas New Mexico, bayangan hitam manusia tersebut disebabkan panas dari bom yang meledak. Setiap bom atom yang meledak menyebabkan cahaya dan panas yang kuat menyebar keluar dari titik ledakan. Benda dan orang yang dilewati ledakan tersebut melindungi benda di belakangnya dengan menyerap cahaya dan energi.

Cahaya di sekelilingnya memutihkan beton atau batu di sekitar "bayangan". Bayangan menyeramkan ini sebenarnya menggambarkan penampakan trotoar atau bangunan sebelum ledakan nuklir. Hanya saja, sisa permukaan lainnya memutih, membuat area yang seharusnya berwarna menjadi seperti bayangan gelap.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini