Sukses

Labuan Bajo dan Sekitarnya Menanti Investasi Sektor Pariwisata Lebih Banyak, Baru Terealisasi Rp570 Miliar di Kuartal I/2024

Pada 2023, Labuan Bajo baru menempati posisi ke-4 penyumbang nilai realisasi investasi tertinggi pada 10 Destinasi Prioritas Pariwisata, padahal kawasan itu terpopuler kedua setelah Bali.

Liputan6.com, Jakarta - Labuan Bajo kembali mengundang para investor untuk menanamkan modalnya di kawasan itu, khususnya di sektor pariwisata yang sedang giat dikembangkan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyatakan bahwa sampai kuartal I/2024, total realisasi investasi di Labuan Bajo hampir mencapai Rp570 miliar.

Angka tersebut diharapkan terus meningkat mengingat pada tahun sebelumnya yang terdiri dari realisasi investasi dari investor asing mencapai USD20,27 juta, dan realisasi dari investor dalam negeri di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo sebesar USD 14,84 juta. Dengan angka tersebut, Labuan Bajo berada di posisi ke-4 nilai realisasi investasi tertinggi pada 10 Destinasi Pariwisata Prioritas.

"Tapi kalau dibandingkan dengan popularitas, Labuan Bajo nomor dua setelah Bali. Jadi mestinya, investasinya naik ke nomor 3 atau ke nomor 2 tahun ini. Kita harapkan bisa kita wujudkan," kata Sandiaga saat menghadiri Roundtable Investment Meeting di Ta'aktana Luxury Collection Resort & Spa, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Rabu, 7 Agustus 2024.

Pada 2023, total realisasi investasi di bidang parekraf di Indonesia mencapai 3,064 juta dolar AS. Tercatat realisasi investasi tertinggi pada hotel bintang dengan nilai 1.189 juta dolar AS atau setara dengan Rp17.590 miliar. Sementara, pada kuartal I/2024, total investasi mencapai 1 miliar USD.

"Kita ingin bawa lebih banyak lagi investasi masuk ke Labuan Bajo mengingat pada tahun 2023 baru sekitar 20 juta USD dari total 35 juta USD investasi yang masuk. Kita ingin Labuan Bajo yang tadinya ada di peringkat keempat bisa naik ke posisi kedua setelah Bali untuk perolehan investasi," ucap Sandi.

 

 

2 dari 4 halaman

MICE Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Labuan Bajo

Asisten Manajer Bank Indonesia NTT Ahmad Akhirul Fatoni menyampaikan bahwa Kabupaten Manggarai Barat saat ini menduduki peringkat ke-2 sebagai kabupaten dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Provinsi NTT dari 22 kabupaten/kota. Ia mengungkapkan bahwa lapangan usaha tertinggi diciptakan oleh sektor pariwisata, yang mengacu pada akomodasi, makanan, dan minuman.

"Mencapai pertumbuhan yang cukup tinggi pada tahun 2023 sebesar 33 persen dan utamanya disebabkan perhelatan event Asean Summit 2023. Tentunya kita harapkan di tahun 2024 ini dengan suksesnya perhelatan Asean Summit, lapangan usaha akomodasi makanan dan minuman dan juga kinerja pariwisata di Manggarai Barat terutama Labuan Bajo, dapat kembali meningkat," katanya.

Terkait potensi investasi di Labuan Bajo Flores, Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh secara khusus menonjolkan kawasan Parapuar. Kawasan pariwisata yang dikelola BPOLBF itu diharapkan dapat mengurai perjalanan wisatawan di dalam Kota Labuan Bajo dan sekaligus dapat mengurangi tekanan aktivitas di kawasan laut yang selama ini menjadi monosentrik produk wisata Labuan Bajo.

Menurut Frans, diversifikasi produk ini menjadi sesuatu yang penting agar dapat menjaga keseimbangan ekosistem antara darat dan laut. Terlebih, pihak Taman Nasional Komodo juga akan memberlakukan sistem kuota dan buka tutup kunjungan wisata pada pertengahan 2025. 

 

 

 

3 dari 4 halaman

Gencar Promosi Parapuar dan Luar Labuan Bajo

Kawasan Parapuar berdiri di lahan seluas 129,6 Ha yang telah memiliki status HPL. Frans mengklaim statusnya clean and clear untuk peluang investasi. Peluang investasi di Parapuar juga masih sangat terbuka dengan 23 lot area tematik. Sejauh ini, Eiger sudah masuk dengan memulai ground breaking untuk pembangunan Eiger Adventure Store & Eiger Coffee pada Kamis (8/8/2024).

"Kegiatan pariwisata yang selama ini mungkin lebih banyak di laut bisa juga kita arahkan ke area culture dan nature yang kebanyakan aktivitasnya bisa dilakukan di darat. Parapuar dalam pembangunannya pun mengedepankan konsep harmoni dengan alam 3ECNC, yaitu Etno, Eco, edu, Culture & Nature Conservation," jelas Frans.

Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Rizki Handayani Mustafa menambahkan selain Labuan Bajo, wilayah lainnya di sekitar Labuan Bajo hingga Kabupaten Sikka juga memiliki potensi investasi.

"Pengembangan pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo yang mengedepankan kualitas diharapkan ke depannya banyak memberikan manfaat kepada masyarakat. Investasi sektor lain yang mendukung pariwisata, seperti agriculture atau peternakan juga bisa didorong. Peluang investasi dari kedua sektor tersebut tidak hanya di Labuan Bajo tetapi juga potensial di wilayah-wilayah sekitarnya mulai dari Kabupaten Manggarai hingga Kota Maumere juga memiliki banyak peluang investasi di bidang bahari," ujarnya.

"Karena kita ingin juga masyarakat di sana terlibat, ada daerah-daerah penyangga yang bisa menjadi bagian dari pendekatan untuk investasi Manggarai Barat secara keseluruhan," imbuh Frans.

4 dari 4 halaman

Akses yang Tersedia bagi Investor

Sejumlah akses disiapkan untuk mengundang lebih banyak wisatawan, salah satunya melalui kebijakan golden visa dengan skema second home visa yang menargetkan investor dan pebisnis internasional, talenta global dan wisatawan mancanegara. Kemudian, akan ada penerbangan pertama oleh maskapai Air Asia pada 3 September 2024 dengan rute Kuala Lumpur - Labuan Bajo.

"Kami akan menyambutnya dan tentunya ini merupakan langkah awal dari banyak lagi penerbangan langsung yang akan ke Labuan Bajo, selain dari Kuala Lumpur, ada dari Singapura, Vietnam, Australia, dan beberapa bandara dan maskapai lainnya yang ingin membuka penerbangan langsung," ujar Sandiaga.

Sementara, Rizki Handayani menyebutkan soal kehadiran sekolah pariwisata yang diperlukan untuk mendidik SDM agar unggul. Ia mengingatkan pembangunan infrastruktur perlu dibarengi dengan adanya SDM yang dapat mendukung jalannya aktivitas pariwisata.

"Juga supplying kepada hotel-hotel. Diperlukan pengembangan dari sisi agrikultur, atau pertanian, peternakan yang tidak hanya dilihat di Manggarainya saja, tapi di Pulau Flores lainnya memiliki potensi tersebut, sehingga pengembangan pariwisata di Labuan Bajo semakin inklusif," kata Rizki.