Sukses

Jajan Pempek Cuma Rp1.000 di Pasar 16 Palembang, Lokasinya Dekat dari Jembatan Ampera

Tidak seperti di Jakarta yang biasanya memiliki kios sendiri, pedagang pempek di Pasar 16 Palembang meletakkan pempek dengan cara ditumpuk di atas daun pisang dan pembeli bisa langsung mengambil jenis pempek yang diinginkan.

Liputan6.com, Jakarta - Pempek sudah menjadi makanan keseharian masyarakat Palembang. Tak mengenal waktu dan tidak terbatas untuk camilan, bahkan orang Palembang mengonsumsinya di pagi hari.

Di Palembang sendiri, penjual pempek tak terhitung jumlahnya. Begitu keluar dari Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatera Selatan, Anda akan menemukan banyak sekali brand dengan restorannya sendiri yang menjual pempek.

Tapi versi murahnya juga bisa Anda temui di pasar yang ada di Palembang, seperti yang diulas oleh seorang pengguna TikTok @direydealova. "Makan pempek seribuan di Pasar 16 Palembang," tulisnya di keterangan video yang diunggah pada 16 Juli 2024.

Dalam video, ia memperlihatkan kondisi pasar di mana pedagang pempek berjejer. Tidak seperti di Jakarta yang biasanya memiliki kios sendiri, mereka meletakkan pempek tanpa etalase tapi ditumpuk di atas daun pisang.

Pembeli yang ingin beli pun cukup duduk dengan kursi plastik yang telah disediakan. Lalu Anda akan diberikan cuko atau kuah pempek dan pembeli bisa mengambil sesuka hati jenis pempek yang diinginkan.

Anda juga akan diberi garpu untuk mengambil pempek tersebut yang langsung bisa dicocol dengan mangkuk berisi cuko. "Sensasi makan di tempat tuh enal banget," imbuh wanita berjilbab itu.

Nah, pembeli menghitung sendiri berapa buah pempek yang ia makan. Menurutnya, pempek seharga seribuan berukuran kecil di Pasar 16 tersebut dalam sehari bisa laku hingga 3.000 buah per harinya. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Meski Murah tapi Tidak Amis

Di pasar tersebut juga dijual pempek kapal selam yang ukurannya besar, tapi dengan harga Rp3.000 per buah. Meski murah, isi pempek kapal selam tersebut tetap ada telurnya.

"Kalau di restoran ini harganya udah 15 ribu (rupiah)," sambungnya sambil masih menikmati pempek.

Meski harganya murah, ia mengaku rasanya tetap enak dan tidak ada bau amis ikan sama sekali. Konten yang telah ditonton oleh 2,5 juta pengguna TikTok itu pun ramai mendapat komentar.

"Kalo di sana pempek prasmanan, kalo di sini seblak prasmanan," tulis warganet.

"Gua kalo jadi kakaknya beli 200 pcs bawa ke Jakarta, di frozen fix tinggal goreng kalo mau makan," tulis yang lain.

"Itu gak kena debu ya kak?" Tanya warganet.

"Kok kalo di Jakarta pempek mahal sih?" Warganet bertanya-tanya.

"Pempek kapal selam sebesar itu di Pekan Baru 17 ribu (rupiah) satu bijinya," warganet lain memberi tahu.

3 dari 4 halaman

Pempek Masuk Jajanan Street Food Terbaik TasteAtlas

Pempek Palembang sempat masuk dalam daftar jajanan street food terbaik versi TasteAtlas yang diurutkan dalam "100 Best Street Foods in the World". Situs pemeringkat yang sama juga memasukkan Pempek dalam daftar "50 Best Seafood Dishes".

Platform panduan online untuk makanan tradisional, ulasan kritikus makanan, juga artikel penelitian mengenai bahan dan hidangan populer berbasis di Kroasia itu menempatkan pempek di urutan ke-3 dengan skor 4.6. TasteAtlas juga memasukan ikan bakar di daftar tersebut, pada urutan ke-49.

Di daftar ini posisi pertama ditempati camarones enchipotlados dari Meksiko dan posisi ke-2 ditempati kaisendon dari Jepang. Dalam daftar tersebut kuliner Jepang lainnya seperti nigiri di posisi ke-12 dan unadon di posisi ke-22.

TasteAtlas melalui situsnya menulis pempek sebagai kue ikan tradisional Indonesia yang terbuat dari daging ikan giling dan tapioka. Adapun asal-muasal masakan ini sebenarnya adalah kota palembang yang terletak di provinsi sumatera selatan. 

4 dari 4 halaman

Kisah Asal-usul Pempek

Kisah asal muasal pempek diceritakan bahwa seorang warga Palembang yang sudah tua sudah bosan dengan ikan yang digoreng atau dibakar secara tradisional. Orang itu akhirnya memikirkan cara inovatif agar menggiling dagingnya dengan mencampurkannya bersama tepung tapioka, dan menggorengnya sampai mendapatkan hasil yang renyah dan enak.

Akhirnya pempek jadi camilan sehari-hari. Karena sang penemu pempek bersepeda keliling kota dan menjual kue ikan tersebut kepada warga Palembang. Seiring berjalannya waktu, pempek dikenal sebagai camilan yang patut dipuji, dan kini dianggap sebagai makanan tradisional khas Indonesia.     

Lebih jauh TasteAtlas juga menulis bahwa kue berbentuk bulat atau persegi panjang ini biasanya dikukus. Sebelum disajikan, pempek digoreng terlebih dulu dengan minyak sayur dan dipotong-potong seukuran sekali gigit agar mudah memakannya.

Pempek pun memiliki pelengkap yang membuatnya terasa segar dinikmati kapan saja. Terdapat irisan mentimun, mie, atau nasi menjadi pelengkap khasnya, dan saus asam manis tradisional biasanya disajikan sebagai pendamping sehingga pelanggan dapat menyesuaikan rasa dengan seleranya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini