Sukses

Jawaban Jokowi Saat Diingatkan Janjinya Loloskan Joni Pemanjat Tiang Bendera Jadi Tentara Tuai Pro Kontra Warganet

Jawaban Jokowi tentang Joni pemanjat tiang bendera yang gagal masuk TNI karena masalah tinggi badan sontak mengundang banyak respons dari warganet.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerahkan nasib Joni, anak yang viral karena memanjat tiang bendera saat upacara 17 Agustus di Kabupaten Tapal Bata, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 2018, kepada Panglima TNI. Hal itu disampaikan bapak Gibran Rakabumin dan Kaesang Pangarep saat diingatkan soal janjinya terhadap Yohanes Gama Marchal Lau atau Joni saat anak tersebut masih duduk di bangku SMP.

Jokowi mengatakan akan meluluskan cita-cita Joni buat jadi tentara. Kini setelah Joni lulus sekolah dan ingin masuk TNI, ia dinyatakan tidak lulus karena tinggi badannya tidak memenuhi syarat. Dalam sebuah video yang dibagikan di akun Instagram @mood.jakarta, Kamis (15/8/2024), Presiden Jokowi terlihat sedang diwawancarai media dan salah satunya terdengar mengingatkan janji Jokowi pada Joni.

"Semua ada aturannya. Serahkan kepada Panglima (TNI)," kata Presiden Jokowi yang sepertinya sedang berada di IKN. Jawaban itu sontak mengundang banyak respons dari warganet.

Sebagian warganet setuju dengan reaksi Jokowi karena untuk masuk TNI ada aturan dasar yang harus dipenuhi dan presiden pun tidak bisa seenaknya mengubah aturan termasuk soal tinggi badan. Namun, tak sedikit warganet yang mempertanyakan janji Jokowi pada Joni yang kemungkinan besar tidak bisa mewujudkan cita-citanya untuk jadi tentara.

"Ya emang bener sih semua ada aturannya,bayangin aja kalo dia lolos apa nggak dikatain kalo anak titipan Jokowi serba salah si," komentar seorang warganet. "Kalo kurang tinggi ya mau di apain lg 😢,” sahut warganet lain mendukung sikap Jokowi.

"Untuk warga semua ada aturannya dan untuk keluarga semua bisa di atur 🗿💔,” ujar warganet yang membela Joni. "Kan uda biasa pak merubah peraturan,” kata penguna yang lain.

"Masalahnya ini ada prestasi/apresiasi untuk si anak yg tiba2 menjadi pahlawan,sudah di janjikan seharusnya tidak ingkar janji👏," ujar warganet lainnya kembali mengungkit janji Jokowi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3 Hal Penting untuk Jadi Tentara

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjutak ditemui terpisah menegaskan bahwa Joni wajib menjalani tes kelayakan sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI). "Jadi, Joni masih harus mengikuti seleksi untuk menjadi anggota TNI," kata Maruli setelah meninjau bakti sosial di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, beberapa waktu lalu, dikutip dari Antara, Rabu, 14 Agustus 2024.

Untuk diterima sebagai tentara itu, kata KSAD, ada tiga tes penting yang harus dilalui, yakni  psikotes, mental ideologi, dan kesehatan. Jika ketiga poin tadi terpenuhi dan bagus, akan menjadi prioritas untuk diterima.

Tiap tes, menurut dia, penting untuk menghasilkan tentara yang berkualitas, sanggup menjalankan tugas di tengah situasi apa pun seperti tes kesehatan, dan psikotes untuk mengecek kemampuan calon anggota TNI mampu mengendalikan stres.  Saat ini, kata Jenderal TNI Maruli, Joni sedang mengikuti seleksi lanjutan untuk dicek kesehatan dan psikotesnya.

Setelah viral pada 2018, nama Joni kembali viral belum lama ini karena gagal masuk TNI lantaran tinggi badannya hanya 155,8 cm. Anak pasangan Victorino Fahik Marcal dan Lorensa Kai Ili tersebut menagih janji Presiden Jokowi yang pernah berjanji membantu dirinya menjadi tentara.

3 dari 4 halaman

Joni Diminta Kembali pada 2025

Setelah mengikuti seleksi penerimaan Bintara TNI AD tahun 2024, usai kelulusan SMA, dia dinyatakan tidak lulus dalam seleksi awal yang dilakukan oleh Ajenrem 16104/Wirasakti Kupang. Dilansir dari akun Instagram @mood.jakarta yang membagikan ulang dari akun TikTok @jabarekspres pada Senin, 5 Agustus 2024, alasannya karena tinggi badannya tidak ideal atau sesuai dengan syarat masuk TNI.

Ia pun disuruh untuk kembali lagi pada 2025 untuk mengikuti tes yang sama. "Iya kecewa kemarin saat seleksi awal langsung dinyatakan gagal, karena tinggi badan tidak sesuai. Tinggi badan di Ajen saya ukur 155,8 meter sementara sesuai syarat 163 meter. Tetapi saya akan siapkan diri lagi untuk tahun depan," ucapnya, dilansir dari Antara, Selasa, 6 Agustus 2024.

Joni kemudian meminta bantuan sekaligus menagih janji Presiden Jokowi yang menjamin dirinya bisa masuk TNI. Ia juga meminta bantuan Panglima TNI untuk membantunya mewujudkan cita-cita.

"Saya mohon bantuan kepada Bapak Presiden sama Bapak Panglima TNI dan juga jajarannya, saya mohon bantuannya untuk luluskan saya menjadi anggota TNI," kata Joni.

4 dari 4 halaman

Persyaratan Tinggi Badan Joni

Beberapa hari kemudian, Joni dipanggil oleh Komandan Kodim 1605/Belu Letkol Arh Suhardi, untuk menghadap ke Makodim Belu, Selasa pagi. "Saya ditelepon tadi untuk menghadap Dandim Belu, tetapi saya belum tahu ketemu untuk apa," kata Joni saat dihubungi dari Kupang.

Ia juga mengaku bahwa sudah dihubungi juga oleh Ajenrem Korem 161/Wira Sakti untuk segera berangkat kembali ke Kota Kupang untuk bertemu Ajenrem. Namun, dia belum mengetahui alasan pemanggilan dirinya ke Makorem 161/Wira Sakti Kupang untuk bertemu Ajenrem.

"Mungkin setelah bertemu dengan Bapak Dandim baru saya bisa tahu alasan pemanggilan mereka," katanya. Diketahui, Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana Kolonel Inf Agung Udayana mengatakan bahwa Yohanes Ande Kalla atau alias Joni masih diberikan kesempatan untuk lanjut seleksi masuk menjadi prajurit TNI AD.

"Utamanya karena tinggi badan persyaratan minimal 163 cm, sedangkan daerah tertinggal seperti di wilayah NTT dengan ketentuan khusus 160 cm. Yang bersangkutan tingginya hanya 155,8 cm," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa, 6 Agustus 2024.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.