Liputan6.com, Jakarta - Hotel Indonesia Kempinski Jakarta merayakan hari jadinya yang ke-62 tahun pada 5 Agustus 2024. Diresmikan oleh Presiden Sukarno pada 5 Agustus 1962, Kempinski merupakan hotel bintang lima pertama di Indonesia.
Hotel ini dirancang sebagai simbol kebanggaan nasional dan kecanggihan modern. Sukarno berkolaborasi dengan arsitek Abel Sorensen untuk mewujudkan mimpi ini hanya dalam waktu dua tahun, membangun sebuah bangunan bersejarah yang akan menyambut tamu dari seluruh dunia selama pesta olahraga Asian Games ke-4 pada 1962.
Untuk itu, pengelola Hotel Indonesia Kempinski membuat sejumlah agenda khusus sepanjang Agustus dan September 2024 ini. Perayaan bertema ‘Icon of Indonesian Pride’ itu menyatukan berbagai pergelaran budaya dan kolaborasi yang menonjolkan kekayaan warisan dan keanggunan modern kontemporer Indonesia.
Advertisement
Salah satunya adalah menggelar pameran kebaya bertajuk ‘Kebaya Kala Kini’, hasil kolaborasi antara Bakti Budaya Djarum Foundation dan Didiet Maulana, Direktur Kreatif Svarna by IKAT Indonesia. Pameran ini menampilkan perjalanan karya Didiet Maulana, seperti didokumentasikan dalam bukunya ‘Kisah Kebaya’ dan transformasi kebaya selama beberapa dekade.
Pameran ini tersedia mulai 15 Agustus hingga 11 September 2024 di lobi utama hotel. Menurut Didiet, kebaya-kebaya yang ia pilih merupakan sebuah karya yang ingin ia perkenalkan kepada masyarakat luas, utamanya generasi muda, karena kekayaan kebaya Indonesia memang patut dibanggakan.
"Ini jadi semacam pesan karena Kebaya Kala Kini ini bisa menjadi suatu platform untuk memperkenalkan kebaya kepada anak muda, misinya adalah menyebarkan berbagai informasi dari hasil riset saya ketika saya membuat buku 'Kisah Kebaya'," terang Didiet daam jumpa pers di Hotel Indonesia Kempinski, Kamis, 15 Agustus 2024.
Mesin Virtual di Pameran Kebaya
Ia menambahkan, pameran kali ini terasa lebih personal baginya karena pernah diajak sang nenek ke Hotel Indonesia sewaktu masih kecil. Neneknya saat itu memakai kebaya yang kini ikut ditampilkan di pameran tersebut.
"Jadi, nenek aku waktu itu pakai kebaya pendek kutubaru, warnanya merah dengan motif bunga, ditambah dengan selendang merah dan kain batik warna cokelat. Ini kita tampilkan lagi tapi setelah kita perbaiki di beberapa bagian supaya lebih cantik dan menyala," ungkap Didiet.
Pameran kebaya ini tak hanya menampilkan koleksi vintage tapi juga yang kekinian seperti mesin kebaya virtual. Lewat mesin ini, pengunjung bisa memilih rancangan kebaya secara virtual lalu berfoto dengan kebaya tersebut secara virtual. Hasilnya, Anda akan terlihat seperti sedang mengenakan kebaya padahal hanya hanya bagian kepala Anda yang ditampilkan bersama kebaya tersebut.
"Ini termasuk usaha untuk membuat kebaya jadi lebih modern, tidak identik dengan hal-hal yang kuno atau ketinggalan zaman. Pameran seperti ini juga bisa jadi promosi yang bagus ke bangsa lain, karena hotel ini kan pengunjungnya banyak dari luar negeri juga, jadi bisa sebagai platform buat memperkenalkan dan mempopulerkna kebaya Indonesia," tutur Didiet.
Advertisement
Menghormati Sejarah dan Identitas Hotel
Pada 27 Agustus 2024 malam, para tamu akan menikmati pertunjukan Palang Pintu yang ditampilkan oleh iForte, yang akan memandu para tamu dari Signature Terrace ke Bali Room. Acara ini juga akan menampilkan Gending Sriwijaya dari iForte, yang menambahkan sentuhan kemegahan tradisional.
Aktris Happy Salma akan berbagi narasi monolog yang menggugah. Lalu, ada penampilan dari Jakarta Concert Orchestra, Batavia Madrigal Singers serta Avip Priatna. Pendiri, direktur musik, dan konduktor dari ansambel ini akan menampilkan karya musik apik modern-kontemporer Indonesia bertemakan keagungan dan kebhinekaan Indonesia.
Pengelola Hotel Indonesia Kempinski Jakarta berharap untuk melanjutkan warisan keunggulan dan inovasinya. Dengan fokus pada topik keberlanjutan, pengalaman tamu yang unik, dan peningkatan fasilitas, perayaan ulang tahun ini menandai dimulainya babak baru yang menarik bagi hotel.
"Perayaan ulang tahun ke-62 ini jadi momen spesial dimana serangkaian pengalaman telah dikurasi secara khusus untuk menghormati sejarah dan identitas hotel kami.” jelas Harald Fitzek, General Manager Hotel Indonesia Kempinski.
Sajian Khusus Mustikarasa
"Perayaan ini berfokus kepada sejarah, kebanggaan nasional, dan warisan budaya. Kami bertujuan untuk menjadi pusat budaya yang menjembatani masa lalu dan masa kini, memastikan bahwa esensi Indonesia terus berkembang. Merupakan sebuah kehormatan bagi kami untuk berbagi tonggak sejarah ini dengan mereka yang telah menjadi bagian dari perjalanan kami," sambungnya.
Perayaan ulang tahun ini juga menghadirkan pengalaman kuliner yang terinspirasi oleh buku resep bersejarah 'Mustikarasa' yang diinisiasi Bung Karno. Para tamu akan menikmati pasar kuliner bertema angkringan dengan berbagai cita rasa tradisional Indonesia, yang dikurasi dengan cermat untuk menghormati warisan gastronomi bangsa yang kaya.
Perayaan ini akan menghidangkan sajian four-course, yang masing-masing dihidangkan untuk menampilkan interpretasi modern dari cita rasa klasik Jawa Timur, tempat kelahiran Bung Karno. Penghormatan kuliner ini bukan hanya merayakan keragaman kuliner Indonesia, tetapi juga mencerminkan komitmen hotel untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya bangsa melalui makanan.
Melalui sejumlah sajian terkurasi, pihak hotel ingin merangkum perjalanan Jakarta sejak dikenal sebagai kota pelabuhan, sampai berubah wajah jadi metropolitan. Berkaca pada perjalanan itu, "Mustikarasa" menyatukan cita rasa lokal yang berakulturasi dengan tradisi kuliner China, Arab, India, dan Eropa.
Advertisement