Sukses

Cut Intan Nabila Sempat Ngarep Armor Toreador Berubah, Memang Diduga Pelaku KDRT Punya Kesadaran Memperbaiki Diri?

Sebelum akhirnya melapor, Cut Intan Nabila sempat menyembunyikan tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang diduga dilakukan Armor Toreador selama lima tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Cut Intan Nabila sempat menyembunyikan tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang diduga dilakukan Armor Toreador selama lima tahun. Ia mengaku pernah berharap suaminya akan berubah dan memperbaiki perilakunya.

Ini diungkap melalui unggahan Instagram-nya, Minggu, 18 Agustus 2024. Diduga korban KDRT itu mengatakan, "Bismillahirrahmanirrahim. Maafkan jika selama 5 tahun ini saya selalu menutup diri atas KDRT yang saya alami dari keluarga dan sahabat-sahabat terdekat saya. Saya selalu bergelut dengan pikiran dan hati saya bahwa dia bisa berubah."

Mantan atlet anggar ini juga berterima kasih pada semua pihak yang telah membantu dan mendukungnya menghadapi kasus ini. "Terima kasih banyak kepada bapak Kapolres Bogor @humaspolresbogor beserta jajarannya, dan terima kasih juga kepada pengacara dari Lembaga Advokasi Hukum Indonesia Raya DPP @gerindra dan juga PPAI," ungkapnya.

Tidak lupa, Intan juga mengucapkan terima kasih pada masyarakat Indonesia yang telah mendukung dan mendukungnya di masa-masa berat tersebut. Jadi, apakah terduga pelaku KDRT bisa berubah?

Melansir laman Hotline KDRT Amerika Serikat (AS), Senin (19/8/2024), meski orang memiliki kapasitas untuk berubah, terduga pelaku KDRT perlu benar-benar menginginkannya dan berkomitmen pada semua aspek perubahan agar dapat mulai melakukannya.

Pihaknya mencatat, "Dalam membahas alasan pelaku kekerasan melakukan kekerasan, jelas banyak faktor penyebab di balik perilaku tersebut, yang bisa sangat sulit diubah. Karena itu, persentase pelaku kekerasan yang benar-benar mengubah perilaku mereka sangat rendah."

Salah satu bagian dari perubahan mungkin melibatkan pasangan pelaku kekerasan yang bersedia menghadiri program intervensi pelaku kekerasan bersertifikat yang berfokus pada perilaku, refleksi, dan akuntabilitas. Konseling pasangan tidak direkomendasikan, namun pelatihan manajemen kemarahan, program penyalahgunaan zat, atau perawatan kesehatan mental bagi pelaku kekerasan sebaiknya dilakukan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tanda-Tanda Pelaku KDRT Mulai Berubah

Menurut penulis Lundy Bancroft, berikut beberapa perubahan perilaku terduga pelaku KDRT yang dapat menunjukkan bahwa mereka mengalami kemajuan dalam pemulihan:

  • Mengakui sepenuhnya apa yang telah mereka lakukan.
  • Menghentikan alasan dan menyalahkan keadaan maupun orang lain.
  • Memperbaiki kesalahan.
  • Menerima tanggung jawab dan menyadari bahwa kekerasan adalah pilihan.
  • Mengidentifikasi pola perilaku pengendalian yang mereka gunakan.
  • Mengidentifikasi sikap yang mendorong kekerasan terhadap mereka.
  • Menerima bahwa mengatasi kekerasan adalah proses yang berlangsung selama puluhan tahun. Dengan kata lain, tidak menyatakan diri mereka "sembuh" setelah beberapa konseling.
  • Tidak menuntut penghargaan atas perbaikan yang telah mereka buat.
  • Tidak memperlakukan perbaikan sebagai "voucer" yang dapat digunakan untuk tindakan kekerasan sesekali.
  • Mengembangkan perilaku yang penuh rasa hormat, baik, dan suportif.
  • Menanggung beban dan berbagi kekuasaan dalam memutuskan segala hal.
  • Mengubah cara menanggapi kemarahan dan keluhan pasangan maupun mantan pasangan.
  • Mengubah cara mereka bertindak dalam konflik yang memanas.
  • Menerima konsekuensi dari tindakan mereka, termasuk tidak mengasihani diri sendiri tentang konsekuensinya dan tidak menyalahkan pasangan atau anak-anak mereka atas hal itu.

 

3 dari 4 halaman

Cut Intan Nabila Minta Didoakan Cepat Pulih

Kanal Showbiz Liputan6.com, Senin (19/8/2024), melaporkan, Cut Intan Nabila mengaku sudah melakukan visum hingga perawatan atas dugaan KDRT yang dialaminya. Ia berkata, sementara ini, ia masih rutin ke rumah sakit guna memeriksakan kondisinya.

Bahkan diakui Intan, masih banyak luka memar di tubuh akibat dugaan KDRT tersebut. "Waktu hari pertama kejadian memang sudah ke rumah sakit untuk visum dan ada perawatan," ujar Intan di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Minggu, 18 Agustus 2024.

Intan meminta doa agar kondisinya segera pulih. "Pokoknya mohon doanya juga teman-teman, karena kondisi Intan sekarang mungkin keliatan baik-baik saja, karena memang sudah biasa kayak gini," akunya.

Ibu tiga anak ini tidak menampik masih trauma dengan kejadian buruk yang dialaminya. Bukan hanya dugaan KDRT, ada banyak kejadian-kejadian lain yang juga menyita pikirannya.

"Jadi mohon bantuannya terus, karena jujur saja, dalam hati, Intan itu masih banyak trauma, dan ingatan-ingatan tentang, ya tentang kejadian-kejadian, bukan hanya kejadian kemarin, tapi banyak kejadian-kejadian lain," ungkapnya.

4 dari 4 halaman

Cut Intan Nabila Tidak Akan Cabut Laporan KDRT

Intan juga membantah kabar yang menyebutnya akan mencabut laporan dugaan KDRT. Ia mengaku tetap pada keputusannya menempuh proses hukum, mengingat sudah cukup lama mengalami tindak diduga KDRT.

"Saya jadi korban selama lima tahun ini sudah cukup banyak derita, dan hidup seperti neraka ibaratnya. Jadi sudah tidak akan mundur dan proses hukum akan terus dilakukan," ucap Intan.

Intan sempat mengatakan bahwa ia merasa nyawanya dan anak-anak terancam. “Cuma terakhir itu, karena sudah merasa kalau kelakuannya itu bukan cuma mengancam nyawa saya, tapi juga nyawa anak-anak, yang teman-teman lihat (di video yang diunggah ke Instagram)," kata Intan.

"Jadi akhirnya saya memutuskan untuk melapor demi anak-anak saya juga. Beberapa tahun yang lalu itu saya sudah lapor demi anak-anak. Tapi, saat ini saya juga melapor demi anak-anak," Intan menyambung, seperti dilansir kanal Showbiz Liputan6.com dari kanal YouTube Intens Investigasi, Minggu.

Di kesempatan itu, ia menjelaskan alasan mengklarifikasi kasus KDRT tanpa didampingi orangtua. Intan menyebut ibunya telah meninggal dunia, sementara ayahnya masih syok mendapati putrinya babak belur akibat kekerasan fisik.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini