Sukses

Video Angin Puting Beliung Raksasa di Laut yang Dibagikan Pelaut Indonesia Disorot Media Asing

Video angin puting beliung di laut ini disamakan dengan salah satu episode serial animasi populer, One Piece.

Liputan6.com, Jakarta - Angin buting beliung raksasa baru-baru ini terekam kamera, terbentuk secara dramatis di tengah lautan, menurut sebuah video yang dibagikan seorang pelaut Indonesia. Topik ini kemudian dibahas media asing asal Malaysia, Says.

Melansir situs webnya, Selasa, 30 Agustus 2024, outlet tersebut menulis bahwa pengguna TikTok @aristapandora membagikan pemandangan yang menakjubkan itu di media sosial. Ia disebut mengabadikan momen tersebut saat bekerja di sebuah kapal tanker.

"Perasaan takut dan kagum bercampur jadi satu," tulisnya dalam keterangan unggahan. Says mengatakan bahwa lokasi pasti kejadian itu tidak diungkap. Saat kapal mendekati angin puting beliung, video memperlihatkan ukuran dan intensitasnya yang sangat besar saat menghantam air.

Sebagai konteks, angin puting beliung adalah kolom udara dan kabut yang berputar-putar dan terbentuk di atas air. Pada dasarnya, itu terjadi akibat perbedaan suhu yang menyebabkan atmosfer tidak stabil atau karena perubahan kecepatan dan arah angin di ketinggian yang berbeda.

Saat bertemu di atas air, angin tersebut dapat mendorong udara hangat dan lembap ke atas dalam gerakan berputar, yang menyebabkan terbentuknya angin puting beliung. Angin puting beliung pada cuaca cerah, yang biasanya terbentuk selama kondisi tenang, biasanya menghilang dengan cepat dan tidak menimbulkan banyak ancaman.

Namun, fenomena ini bisa jauh lebih dahsyat dan berbahaya, dengan angin kencang yang dapat merusak kapal atau pesawat. Banyak warganet membandingkan fenomena ini dengan episode One Piece, di mana tornado raksasa menyebabkan kekacauan. Yang lain menggambarkannya seperti tangga menuju surga atau portal ke dimensi lain.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kejadian Serupa di Bromo

Fenomena serupa sebelumnya terjadi di Lautan Pasir Bromo. Rekaman kejadian itu jadi viral di media sosial. Sebagai tanggapan, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menyebut fenomena tersebut biasa terjadi saat musim kemarau.

Kepala Bagian Tata Usaha TNBTS Septi Eka Wardhani mengungkap, peristiwa itu merupakan hal biasa di kawasan lautan pasir Bromo dan sekitarnya. "Fenomena ini dikenal dengan nama dust devil. Secara visual tampak seperti pusaran angin mirip tornado yang membawa debu dan pasir, namun dengan ukuran relatif lebih kecil dari tornado," ujarnya, Rabu, 17 Juli 2024, rangkum kanal Surabaya Liputan6.com.

Septi mengatakan, fenomena tersebut pada umumnya terjadi di daerah yang memiliki lapisan pasir dan debu, seperti daerah gurun atau lautan pasir. "Dust devil pada umumnya tidak dianggap berbahaya karena kecepatan anginnya cenderung lebih rendah daripada tornado. Namun, bila berada terlalu dekat dengan dust devil, debu dan pasir yang terangkat angin akan sangat mengganggu," ucapnya.

Meski tidak berbahaya, pihaknya menyarankan agar pengunjung menghindari maupun menjauh jika melihatnya. " Bulaterlanjur berada sangat dekat dengan pusaran angin tersebut, disarankan diam sejenak sambil menutup mata dan melindungi hidung hingga pusaran angin hilang," ujar Septi.

3 dari 4 halaman

Tornado Api di Bromo

Tidak sekali itu saja, karena "tornado api" muncul di tengah upaya petugas gabungan menjinakkan api kebakaran hutan dan lahan (kahulta) di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, tahun lalu.  Doa-doa agar api cepat padam, petugas diberi keselamatan, tidak ada korban jiwa, dan Bromo segera pulih pun riuh disuarakan warganet, kala itu.

Mengakui penampakan "tornado api" begitu mengerikan, sejumlah pengguna dunia maya bertanya-tanya apakah kemunculannya memperluas area terdampak kahulta. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, menjelaskan bahwa fenomena yang juga dikenal sebagai dust devil ini tidak memengaruhi eskalasi daerah terdampak kebakaran.

"Dust devil sifatnya sangat lokal dan (berlangsung) dalam waktu singkat, tidak terlalu berpengaruh dalam eskalasi daerah terdampak kebakaran," ujar Abdul, lapor Antara, dikutip Selasa, 12 September 2023. Ia menjelaskan bahwa fenomena dust devil yang "menyala" karena kobaran api di sekitar dapat dilokalisasi dengan cepat saat pemadaman berlangsung. 

4 dari 4 halaman

Puting Beliung di Kabupaten Bandung

Sementara itu awal tahun ini, angin puting beliung menerjang wilayah Kabupaten Bandung. Setelah terjadi di wilayah yang cenderung rendah, yakni Kecamatan Rancaekek, kini angin kencang melanda daerah pegunungan di Kertasari, rangkum kanal Regional Liputan6.com, 25 Februari 2024.

Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung Teguh Rayahu menjelaskan, angin puting beliung memang sangat mungkin terjadi di dataran yang cenderung rendah maupun tinggi. Angin puting beliung, katanya, tidak bergantung pada topografi.

"Kalau yang terlihat dari video, PB (puting beliung) yang terjadi memang bersumber di wilayah pegunungan atau dataran tinggi, dan kemungkinan besar disebabkan dua hal: labilitas atmosfer tinggi dan tren penurunan tekanan yang besar," katanya.

Meski demikian, ia berpendapat bahwa angin puting beliung lebih sering terjadi di kawasan rendah atau terbuka. "Jadi, pertumbuhan PB bisa terjadi baik di dataran rendah ataupun terrain pegunungan, walau kejadian PB di terrain pegunungan jauh lebih langka dibandingkan di kawasan dataran terbuka," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini