Sukses

Tragedi Operasi Plastik di Turki, Perempuan Inggris Meninggal Usai Jalani Pengencangan Bokong dengan Organ Dalam Hilang

Seorang ibu dua anak asal Inggris meninggal setelah menjalani operasi pengencangan bokong Brasil di Turki. Kementerian Luar Negeri Inggris mencatat 28 warga Inggris telah meninggal setelah menjalani operasi kosmetik di Turki sejak 2019.

Liputan6.com, Jakarta Insiden terkait prosedur operasi plastik di Turki berulang. Korbannya kali ini adalah seorang ibu dua anak asal Inggris bernama Kaydell Brown. Ia meninggal dunia setelah menjalani operasi pengencangan bokong ala Brasil di negara yang terkenal dengan wisata balon udara Cappadocia-nya itu.

Kaydell disebutkan membayar 5.400 poundsterling atau sekitar Rp110 juta untuk menjalani prosedur tersebut ditambah dengan pengencangan perut dan payudara untuk 'mengembalikan hidupnya kembali ke jalur yang benar'. Namun, hidupnya justru berakhir di meja operasi.

Mengutip The Sun, Jumat (23/8/2024), Kaydell terbang ke Turki bersama sang kakak, Leanne. Mereka memilih Turki sebagai tujuan operasi plastik karena biayanya sepertiga lebih murah dari di Inggris, mencapai 15ribu poundsterling atau sekitar Rp305 juta untuk prosedur yang sama.

Operasi Kaydell dijadwalkan lebih dulu. Dua hari kemudian, Leanne yang dijadwalkan untuk dioperasi berikutnya dengan dokter bedah yang sama, diberitahu petugas medis bahwa saudara perempuannya telah meninggal di ruang pemulihan. Petugas itu mengatakan mereka telah mencoba membangunkan Kaydell usai operasi, tetapi lemak tubuh diyakini telah mencapai organ paru-parunya.

"Dia masuk ke ruang operasi sekitar pukul 09.30 pagi dan itu terakhir kalinya aku melihatnya. Aku sedang di ruangan menunggunya kembali. Aku bertanya berulang kali di mana dia, berapa lama dia akan di sana, dan mereka terus mengatakan dia akan datang dan kemudian pintuku diketuk," tuturnya kepada ITV News.

 

2 dari 4 halaman

Kakak Pasien Operasi Plastik Diminta Pulang Cepat ke Inggris

"Tiga orang kemudian masuk dan berkata, 'dapatkan Anda ikut kami?'. Mereka membawaku ke sebuah ruangan dan mereka mulai mencoba menjelaskan, anda tahu, ada komplikasi dengan operasinya, hal-hal tidak terduga bisa terjadi. Dan aku bertanya, 'apakah adikku meninggal?'. Dia mengatakan, "Aku minta maaf, tetapi iya."," tutur Leanne.

Ia sangat terkejut. Di tengah proses mencerna apa yang terjadi, pihak klinik disebutkannya memberinya sebuah amplop berisi uangnya dan uang yang dibayarkan Kaydell.

"Mereka baru saja memberi saya sebuah amplop dan mengatakan ini uang Anda kembali dan ini uang saudara perempuan Anda kembali. Dan inilah penerbanganmu. Ini seperti, maaf dia meninggal, ini tiket pesawatmu," ujarnya.

Leanne mengaku meminta untuk melihat jenazah Kaydell, tetapi ditolak pihak klinik. Mereka bahkan sudah mengaturkan jadwal kepulangannya ke Inggris sehari setelah insiden itu. Ia pun pulang sendirian sambil berusaha menahan air matanya karena kepergian mendadak saudarinya.

3 dari 4 halaman

Organ Dalam Hilang

Ketika jenazah Kaydell diperiksa oleh petugas pemeriksa di Inggris, Leanne diberitahu bahwa sebagian besar otak, paru-paru, dan jantung adiknya hilang. Juru bicara Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial Inggris mengatakan, "Simpati kami ditujukan kepada keluarga Kaydell Brown. Pemerintah Inggris telah secara aktif terlibat dengan pemerintah Turki mengenai cara mendukung keselamatan pasien yang memutuskan ingin melakukan perjalanan ke Turki untuk perawatan medis.

"Kami mengimbau siapapun yang berencana menjalani prosedur kosmetik di luar negeri untuk mempelajari perawatan itu sedetail mungkin, kualifikasi tenaga medisnya, dan paraturan yang diterapkan di negara tujuan."

ITV News kemudian mengontak Clinic Expert yang bertanggung jawab atas kematian Kaydell. Mereka menanggapi secara tertulis dengan mengatakan, "Tidak ada bukti trauma organ ditemukan. Kami menyerahkan jasadnya tanpa disentuh kepada Kantor Pemeriksa (di Turki). Kemungkinan besar organ dihilangkan saat mencoba menentukan penyebab kematiannya."

Lebih dari satu juta orang asing mengunjungi Turki untuk menjalani prosedur medis setiap tahunnya, 150.000 di antaranya adalah warga Inggris. Jumlah warga negara Inggris yang bepergian ke Turki meningkat lebih cepat dibandingkan warga negara lain, karena tergiur harga yang murah. 

4 dari 4 halaman

Banyak Kasus dari Pasien Operasi Plastik di Turki

Kementerian Luar Negeri Inggris menyebut 28 warga Inggris meninggal akibat menjalani prosedur operasi plastik di Turki sejak 2019. Sejak 2018, Asosiasi Ahli Bedah Plastik Estetika Inggris juga memperkirakan NHS telah menghabiskan 5 juta poundsterling untuk operasi korektif. Sebanyak 78 persen prosedur yang dilakukan di Inggris dilakukan pada orang yang pernah menjalani prosedur operasi plastik di Turki sebelumnya.

Bukan itu saja sisi gelap dari operasi plastik di Turki. Ada pula praktik manipulatif yang diduga dilakukan Klinik Este Med asal Turki. Klinik tersebut mengunggah foto sebelum dan sesudah seorang pria bernama Michael yang telah menjalani prosedur operasi plastik.

Perubahan penampilan Michael yang sangat signifikan bak lebih mudah 20 tahun. Michael tampak begitu muda dengan kulit keriput yang hilang, rambut menjadi lebih lebat, serta hidung yang tampak terpahat sempurna. Setelah ditelusuri, ternyata foto Michael disandingkan dengan foto warga Turki bernama Engin Demir. Dikutip dari Middle East Eye, Kamis, 6 Juni 2024, ia membantah telah melakukan prosedur operasi plastik seperti yang diklaim klinik kecantikan tersebut.

 

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Terkini