Liputan6.com, Jakarta - Melewati pemeriksaan keamanan bandara sering kali menjadi bagian yang membosankan dari proses perjalanan udara. Namun, beberapa bandara di Eropa telah berhasil mempercepat proses ini berkat pemasangan pemindai canggih.
Mengutip dari laman Euro News, Senin (26/8/2024), pemindai ini memungkinkan penumpang membawa perangkat elektronik dan kosmetik dalam jumlah berapa pun di bagasi mereka tanpa harus mengeluarkannya. Pemindai generasi terbaru, yang dikenal sebagai Teknologi C3 EDSCB, menampilkan gambar tiga dimensi beresolusi tinggi dari isi bagasi melalui pemindaian CT.
Baca Juga
Alat tersebut dapat dengan mudah mendeteksi komponen peledak dalam semua jenis kosmetik, cairan, atau perangkat elektronik. Oleh karena itu, penumpang tidak perlu membuka koper atau mengeluarkan sebagian barang bawaan mereka, yang dapat menyebabkan keterlambatan, dan hanya perlu melewati detektor logam.
Advertisement
Meskipun peralatan tersebut disambut positif, Brussels baru-baru ini menyerukan agar model keamanan sebelumnya yang membatasi cairan hingga 100 mililiter kembali diberlakukan. Laporan teknis yang dikirim oleh Komisi Eropa ke Konferensi Penerbangan Sipil Eropa (ECAC) pada Mei lalu menyatakan ada potensi kesalahan.
Prangkat lunak pemindai itu ternyata keandalannya tidak terjamin untuk peti kemas dengan isi lebih dari 330 mililiter. Brussels mengumumkan keputusan untuk menerapkan pembatasan sementara pada sistem deteksi bahan peledak C3 ini sebagai tindakan pencegahan hingga masalah teknis tertentu teratasi, menurut juru bicara Komisi ECAC.Â
Kinerja Pemindai Generasi Baru Dipertanyakan
Juru bicara komisi ECAC, secara resmi mengatakan pihaknya tidak mengubah pendapatnya tentang kualitas pemindai generasi baru ini dan kinerjanya tidak dipertanyakan. Sebagai langkah pencegahan, Brussels memutuskan untuk memberlakukan pembatasan sementara pada penggunaan pemindai C3.
Bandara yang telah mengadopsi teknologi ini harus kembali menggunakan pemindai sinar-X tradisional yang kurang canggih. Keputusan ini menimbulkan tantangan bagi bandara yang telah berinvestasi dalam pemindai baru ini, baik dari segi operasional maupun finansial.
Pemindai baru ini delapan kali lebih mahal dengan biaya perawatan empat kali lebih tinggi, sehingga bandara yang telah berinvestasi dalam pemindai baru ini untuk meningkatkan pengalaman penumpang akan sangat dirugikan. "Karena manfaat yang terkait dengan penggunaan teknologi canggih ini hampir tidak akan terwujud," kata direktur jenderal Airports Council International Europe (ACI), Olivier Jankovec dalam sebuah pernyataan.
Keamanan tidak dapat dinegosiasikan, itu adalah salah satu prioritas utama bandara Eropa. Karena itu, semua bandara akan sepenuhnya mematuhi pembatasan baru tersebut.Â
Advertisement
Tidak Terlalu Berpengaruh pada Penumpang
Sebagian besar penumpang yang diwawancarai oleh Euro News di bandara Zaventem di Belgia mengatakan bahwa mereka terbiasa tidak bepergian dengan membawa cairan dan mencoba meninggalkan perangkat elektronik di rumah. Bisa dikatakan perubahan peraturan ini tidak akan terlalu memengaruhi penumpang.
Namun, mereka yang pernah menggunakan pemindai C3 berteknologi tinggi atau pemindai tubuh canggih di bandara, menyadari perbedaan mendasar dalam kemudahan mereka mengakses gerbang keberangkatan. Meskipun demikian, tanggapannya senada di antara staf bandara dan pelancong, bahwa semua orang ingin memulai liburan mereka sesegera mungkin dan semudah mungkin.
Terkait aturan baru ini, mereka berpergian pada September harus memastikan bahwa tabir surya dan produk kecantikan tidak dikemas lebih dari 100 ml. Aturan ini perlu diketahui, agar mereka tidak ingin membuang-buang waktu luang mereka di pos pemeriksaan bandara.
Tak hanya soal pemindai otomatis untuk mendeteksi cairan di koper dan barang bawaan. Eropa juga memperbarui teknologi agar penumpang tidak perlu menunjukkan dokumen termasuk paspor untuk naik pesawat.Â
Eropa Kembangkan Teknologi FaceBoarding
Dijuluki 'FaceBoarding', sistem ini menggunakan teknologi pengenalan wajah. Mengutip laman Euro News, Sabtu, 11 Mei 2024, FaceBoarding memungkinkan wisatawan melewati pemeriksaan keamanan dan gerbang keberangkatan daripada menunjukkan paspor, kartu identitas, atau boarding pass mereka. Tapi, penumpang perlu mendaftar di kios di bandara atau melalui aplikasi untuk menggunakan teknologi ini.
FaceBoarding adalah sistem biometrik yang memungkinkan penumpang mengakses kontrol keamanan dan gerbang menggunakan pengenalan wajah. Setelah check in, wisatawan menggunakan kios bandara untuk menunjukkan dokumen dan memindai wajah mereka.
Sebuah aplikasi juga sedang dikembangkan dan diharapkan dapat diluncurkan pada Juni mendatang, sehingga penumpang dapat mendaftarkan informasi mereka terlebih dahulu. Penumpang dapat memutuskan apakah akan mendaftar untuk satu penerbangan atau semua penerbangan hingga 31 Desember 2025.
Setelah terdaftar, penumpang dapat melewati gerbang yang ditentukan di bagian keamanan. Lalu, penumpang bisa melalui gerbang keberangkatan tanpa menunjukkan bukti identitas atau boarding pass.
Sistem baru ini menggunakan perangkat lunak pengenalan biometrik yang dirancang oleh perusahaan IT Prancis Thales dan gerbang keamanan dari perusahaan Swiss Dormakaba. Diharapkan dengan adanya sistem baru ini, penumpang pesawat dapat memangkas waktu tunggu di security dan boarding gate.Â
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement