Sukses

Pemerintah Targetkan Indonesia Masuk 15 Besar Dunia Indeks Pariwisata TTDI pada 2025

Pemerintah akan menyelenggarakan forum Indonesia Quality Tourism Conference (IQTC) pertama untuk menyatukan visi dan misi antar-kementerian dan lembaga demi mencapai pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.

Liputan6.com, Jakarta - Travel Tourism Development Index (TTDI) atau Indeks Kinerja Pariwisata Indonesia pada 2024 berada di peringkat ke-22 atau naik sepuluh peringkat dari posisi ke-32 dunia dari 2022, berdasarkan penilaian Forum Ekonomi Dunia (WEF). Pemerintah berencana menaikkan posisi Indonesia masuk peringkat 15 besar TTDI pada 2025.

Untuk itu pemerintah akan menyelenggarakan forum Indonesia Quality Tourism Conference (IQTC) yang pertama. Ini akan menjadi inisiatif yang diprakarsai oleh Pemerintah Indonesia melalui kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan utama.

"Ini akan menjadi kick off dari pengenalan kepada seluruh pemda sekaligus membangun awareness dan turut merasakan urgensi pariwisata yang berkualitas dan mendorong praktik pariwisata yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab," ungkap Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenkomarves) Odo Manuhutu dalam konferensi pers daring pada Rabu, 28 Agustus 2024. 

Lewat konferensi itu, pemerintah akan mengembangkan strategi pariwisata yang berkualitas yang komprehensif serta menetapkan standar pariwisata untuk ASEAN+3. Acara tahunan IQTC yang pertama dijadwalkan pada 29--30 Agustus 2024 di Bali, dan akan dihadiri peserta terkurasi, termasuk perwakilan dari organisasi pemerintah dan non-pemerintah, industri pendukung, dan akademisi.

Menurut Odo, masih terdapat tantangan besar yang menjadi sorotan pada TTDI 2023, meliputi keamanan, kesehatan, kebersihan, infrastruktur, dan kesiapan pariwisata Indonesia yang perlu segera dibenahi. Untuk itu, IQTC 2024 ingin menyatukan visi dan misi antar-kementerian dan lembaga untuk mencapai pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kolaborasi Lintas Sektor

Mengusung tema Building Quality Tourism Experiences Through Sustainable Practices and Collaborative Innovation, IQTC merupakan kolaborasi antara Kemenkomarves, Kemenparekraf, LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), Bank Indonesia, serta World Economic Forum (WEF). Tahun ini, IQTC akan diikuti oleh 300 peserta dari berbagai kementerian, lembaga, pemerintah daerah, asosiasi pariwisata, akademisi, industri pariwisata, dan organisasi internasional.

Di kesempatan yang sama, Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf, Dessy Ruhati menjelaskan pencapaian ini merupakan cermin kebangkitan kepariwisataan Indonesia yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan. Tetapi, menurut Dessy, berdasarkan hasil pengukuran TTDI, masih terdapat beberapa pilar TTDI yang perlu ditingkatkan.

IQTC 2024 di Bali juga akan membahas standarisasi yang perlu dilakukan di lima Destinasi Super Prioritas (DSP) yaitu Borobudur, Likupang, Mandalika, Danau Toba, dan Labuan Bajo. Setelah terstandarisasi, derah lain di Indonesia juga akan menjadikannya sebagai acuan. 

Menurutnya, forum IQTC menjadi langkah strategis yang dilaksanakan adalah menyelenggarakan dialog Travel and Tourism Readiness pada sesi eksklusif meeting yang berkolaborasi dengan WEF. Ia menuturkan bahwa penyempurnaan pengalaman wisatawan, perbaikan fasilitas dan infrastruktur berkelanjutan, serta pengelolaan sampah di destinasi wisata menjadi hal yang bisa menaikkan posisi Indonesia dalam 15 besar Indeks Kinerja Pariwisata.

 

3 dari 4 halaman

Peringkat TTDI Indonesia Naik

Peringkat Indonesia pada Travel and Tourism Development Index (TTDI) 2024 berada di posisi ke-22 dari 119 negara di dunia atau naik 10 peringkat dibanding dua tahun sebelumnya. Indonesia juga berhasil masuk top 10, negara dengan kinerja TTDI paling baik sejak 2019.

TTDI merupakan suatu indeks yang didapatkan melalui proses kualitatif dan kuantitatif, melibatkan institusi-institusi ternama dunia dan dikalkulasi oleh World Economic Forum. Indonesia mengalami kenaikan skor sebesar 4,5 persen dalam rentang waktu 2019--2024.

Kenaikan tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara di kawasan ASEAN dengan lonjakan paling besar dalam lima tahun terakhir. Skor Indonesia pada 2019 adalah 4,3, kemudian naik menjadi 4,46 pada 2024.  

Namun, para akademisi tetap mencatat beberapa poin yang perlu menjadi perhatian sebagai perbaikan sektor pariwisata di masa mendatang. Pendiri Pusat Kepariwisataan Institut Teknologi Bandung (ITB), Myra Puspasari Gunawan, sangat menghargai seluruh proses dan kerja keras yang telah dilakukan semua pihak, hingga Indonesia menunjukkan peningkatan peringkat. 

"Namun, business environtment tetap masih rendah, health and higiene sangat rendah," katanya saat The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar daring pada Senin, 1 Juli 2024.

4 dari 4 halaman

ESG Juga Jadi Sorotan

Ia menyebutkan bahwa ASEAN saat ini sangat gencar dalam pencapaian environmental, social, and governance (ESG). Negara seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand sedang berjuang habis-habisan untuk menerapkan prinsip-prinsip ESG.

"Ini salah satu alasan mengapa ASEAN bisa meningkat, karena sekarang ESG menjadi sangat penting," tegas Myra.

Myra meminta pemerintah lebih memonitor dan tidak berdiam diri terhadap berbagai kasus yang terjadi dalam pembangunan destinasi. Utamanya pembangunan yang menyebabkan kerusakan lingkungan dan ketidakefektifan sarana atau mungkin menghadapi protes masyarakat.

"Ini gejala-gejala tentang bagaimana aspek sosial dan lingkungan, meski tanggung jawab orang lain tapi tidak bisa berdiam diri," terangnya lagi.

Indonesia dalam analisis TTDI 2024 unggul dalam hal prioritization dan antara tahun 2015--2017 terdapat peningkatan anggaran. Meski begitu, terdapat risiko dalam aspek environment sustainable karena nilainya selalu rendah.

"Transparansi ada peningkatan meski kecil, namun tourist infrastructure masih lebih tertinggal dibanding infrastruktur transportasi," sambungnya lagi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini