Sukses

Di Balik Layar PINTU Incubator Bekali Brand Fesyen Indonesia Bersinar di Pasar Mode Global

Pada 2024, PINTU Incubator memasuki tahun ke-3 mereka. Bagaimana program pemberdayaan brand fesyen Indonesia ini berkembang dari tahun ke tahun?

Liputan6.com, Jakarta - Membidik peran sebagai forum pertemuan generasi baru pelaku fesyen Indonesia dan Prancis, PINTU Incubator telah melancarkan berbagai jurus. Program inisiasi JF3 dan LAKON Indonesia yang bekerja sama dengan Kedutaan Besar Prancis melalui Institut Francais d'Indonesie (IFI) ini fokus memberdayakan dan mendorong pertumbuhan seluruh partisipan.

"Sejak dimulai pada 2022, PINTU Incubator berhasil membuka peluang bagi puluhan brand maupun desainer muda, dengan membekali tambahan ilmu dan keterampilan yang diperlukan dalam memenuhi standar mode global," kata Founder LAKON Indonesia, sekaligus Advisor JF3 dan Co-initiator PINTU Incubator, Thresia Mareta, melalui pesan pada Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 30 Agustus 2024.

Detailnya, Thresia menjelaskan, program ini menawarkan serangkaian bimbingan, lokakarya, serta kolaborasi dengan organisasi dan tokoh lintas bidang, baik dari Indonesia maupun Prancis. Ia berbagi, "Tahun lalu, PINTU Incubator mengukir sejarah di industri mode Tanah Air dengan mengirim peserta inkubasi terbaik ke Première Classe - Paris Trade Show, dua kali dalam setahun."

Tahun ini, pihaknya memperluas kerja sama internasional dengan École Duperré Paris, sekolah mode bergengsi di Prancis yang akan memberi beasiswa selama enam bulan pada partisipan terpilih. Kali ini, APAKABAR, yang merupakan partisipan PINTU Incubator 2022, akan jadi wakil dari Indonesia.

Founder-nya Prafitra Viniani mengatakan bahwa kini, ia sedang melakukan berbagai persiapan untuk menetap selama setengah tahun di Kota Cinta. "(Melalui program beasiswa tersebut) saya akan mendapat pencerahan tentang material-material (fesyen) yang berkembang di Eropa," ungkapnya melalui pesan, Selasa, 27 Agustsu 2024.

Itu tentu jadi masukan berharga, mengingat APAKABAR dikenal sebagai brand fesyen Indonesia yang mengelola berbagai material tidak biasa dalam koleksinya. Jamur dan scoby kopi jadi salah dua bahan yang pernah dimanfaatkan.

2 dari 4 halaman

PINTU Incubator Memperluas Kerja Sama Internasional

Kerja sama pemberian beasiswa itu membuat Thresia memilih PINTU Incubator 2024 jadi edisi paling berkesan. "Kolaborasi program ini jadi bukti nyata komitmen PINTU Incubator dalam memberdayakan desainer muda berbakat dalam perluasan jaringan pasar, pengembangan produk, dan pertukaran budaya di ekosistem mode Indonesia-Prancis," ucap dia.

Thresia juga mengungkap bahwa salah satu pencapaian utama PINTU adalah membawa para kreator muda ke pameran bergengsi Première Classe - Paris Trade Show yang berlangsung selama Paris Fashion Week. Beberapa peserta inkubasi sebelumnya, seperti FUGUKU, APAKABAR, dan Bertjorak, disebut berhasil menarik, bahkan mendapat pemesanan berulang dari para pembeli internasional.

"Selain itu, brand FUGUKU menoreh prestasi atas karyanya yang terkurasi masuk ke museum seni Perancis, Musée des Arts Décoratifs," imbuhnya.

FUGUKU, yang merupakan partisipan PINTU Incubator 2023, memilih ikut lagi ke Paris Trade Show tahun ini. "Sebagai brand yang memiliki mimpi untuk go global, kami harus konsisten mengikuti ajang pameran bergengsi agar bisa bertemu calon pembeli kami dari berbagai penjuru dunia," kata Founder FUGUKU, Savira Lavinia, melalui pesan Selasa, 27 Agustus 2024.

Jelang keberangkatan, Savira berbagi pihaknya tengah melakukan berbagai persiapan. Ini termasuk memformulasikan produk terbaru, baik secara desain maupun varian, serta mengatur digital produk, seperti line sheet, campaign, dan catalog.

3 dari 4 halaman

Kata Para Partisipan PINTU Incubator

Sebagai generasi pertama partisipan PINTU Incubator, Prafitra bercerita bahwa coaching dengan para mentor jadi agenda favoritnya selama mengikuti inkubasi, karena ia mendapat banyak ilmu. "Apalagi setelah produk dibedah dari A sampai Z, itu membuat APAKABAR jadi lebih baik," ujar dia.

Mengamini itu, Savira memilih tahapan workshop produk sebagai agenda favoritnya. "Karena itu langsung dapat feedback dari Ibu Thresia dan Ibu Susan (Budiharjo, yang merupakan desainer kawakan Indonesia). Beliau-beliau adalah pakar fesyen yang dapat memberi input terhadap produk dan menyemangati kami berkarya lebih baik lagi."

Dua partisipan pemenang PINTU Incubator 2024 juga berbagi pengalaman mereka. Founder ENIGMA ART TEXTILE, Elizabeth Marcellina, bercerita melalui pesan, Kamis, 29 Agustus 2024, bahwa momen tidak terlupakan baginya, yaitu saat persiapan kurasi pertama untuk masuk lima besar agar bisa ikut runway JF3.

"Kemudian, bertemu mentor-mentor dari Prancis yang memberi banyak masukan dan ilmu," sebut dia. Saat itu, banyak sekali tantangan dan pergerakan yang cepat. Timeline-nya sangat sempit, dan kami harus bolak balik Bali-Jakarta, karena produksi kami di Bali."

Sementara itu, Founder SENSES, Kanya Pradipta Sarashvati, memilih tahap "Focus Week" sebagai agenda favoritnya. "Hampir selama seminggu kami intensif menjalani serangkaian acara, mulai dari workshop, coaching product, sampai networking dengan French Mentors," sebutnya melalui pesan, Selasa, 27 Agustus 2024.

"Mentor-mentor yang didatangkan melalui program ini berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari designer, digital agency, media company, hingga brand experts. Selain mendapat 'mata internasional' untuk melihat dan memberi feedback pada produk SENSES, kami mendapat koneksi baru di dunia fesyen Prancis."

4 dari 4 halaman

Jembatani Brand Fesyen Indonesia dan Pasar Mode Global

Terkait peran PINTU Incubator menjembatani jenama fesyen Indonesia dengan pasar mode global, Kanya menyoroti keunggulan program tersebut dalam hal keluasan jaringan. Penyelenggaraannya, menurut dia, didukung berbagai pihak yang berperan penting dalam ekspansi global.

"Kami bahkan berkesempatan bertemu langsung dengan Premiere Classe's Director di Jakarta," ucapnya.

Sedangkan, Elizabeth menyebut bahwa PINTU Incubator merupakan satu-satunya platform di Indonesia yang "sangat mendukung local brand yang memiliki potensi bisnis ke depan." "PINTU tidak hanya memberi akses ke Premiere Classe Paris untuk bertemu buyer, tapi membekali ilmu dalam bisnis fesyen yang mungkin belum diterapkan para pelaku industri ini, terutama yang belajar secara autodidak."

Seiring hitung mundur keberangkatan ke Paris yang terus mendekati akhir, ia menyebut pihaknya kini tengah mempersiapkan produk sesuai arahan mentor, mulai dari penyediaan ukuran sampai warna. "Kami harus mempersiapkan communication tools untuk 'berjualan,' termasuk pricing yang tepat dan suvenir untuk buyer."

"Masuk ke Premiere dan bertemu potensial buyer saja sudah Puji Tuhan. Harapannya semoga bisa sampai mendapat pesanan dari para buyer," asanya.

Senada dengan itu, Kanya menyebut SENSES sedang melalui persiapan akhir. "Ada beberapa revisi minor untuk koleksi yang akan dibawa. Kami juga melakukan pemotretan, serta mempersiapkan tools yang akan mempermudah komunikasi dan storytelling dengan buyers di Paris."

Sebagai penutup, Thresia berharap PINTU Incubator dapat menjalin kerja sama dengan lebih banyak pihak. "Jadi, hubungan internasional yang kita cita-citakan bisa terwujud dan membuka pintu untuk pengembangan industri mode Indonesia secara luas," tandasnya.