Sukses

Viral Video Wanita di Minimarket Dipukul dan Hijabnya Ditarik sampai Terlepas oleh Pria yang Diduga Suaminya

Sang istri ingin membeli lipstik yang dipajang di minimarket. Karena merasa kesal lantaran tak dibelikan lipstik, wanita itu beranjak pergi. Melihat istrinya merajuk, pria itupun langsung menghajarnya di tempat.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang sedang viral di media sosial bikin warganet heboh dan meradamg. Pasalnya, video viral tersebut menunjukkan seorang suami yang menghajar dan menarik jilbab istrinya sampai terlepas di sebuah minimarket.

Video itu beredar luas di media sosial, salah satunya di akun Instagram @mood.jakarta pada Senin (2/9/2024) yang mengutip dari akun TikTok @vhiras5.  Kejadian bermula ketika seorang pria dan wanita yang disebut sebagai sepasang suami istri itu sedang berbelanja.

Sang istri ingin membeli lipstik yang dipajang di minimarket. Tapi kemudian si wanita merasa kesal lantaran tak dibelikan lipstik meski sudah berada di kasir. Ia pun beranjak pergi.  Melihat istrinya merajuk, pria itu langsung menghajarnya di tempat.

Hijab yang dikenakan wanita itupun nampak ditarik dengan keras hingga terlepas. Kejadian itu disaksikan dua orang wanita pegawai minimarket. Mereka sepertinya kaget melihat kejadian itu dan tidak berani menegur pasutri tersebut.

Setelah itu keduanya terlihat berargumen dan kembali ke kasir. Setelah membayar, si pria berjalan sementara istrinya dengan hijab yang sudah terlepas menunjuk-nunjuk suaminya. Keduanya kemudian keluar dari minimarket dan video berakhir.

"Pulang kerja nangisin video ini, perkara teteh minta dibeliin lipstik," tulis keterangan unggahan pada Minggu, 1 September 2024 itu. Video itu langsung menarik perhatian dan ramai dibahas warganet. Sampai berita ini ditulis, unggahan tersebut sudah dilihat lebih dari 1 juta kali dan mendapatkan lebih dari 8.450 komentar.

 

2 dari 4 halaman

Tindak Kekerasan di Tempat Umum

"Di tempat umum aja gitu apalagi dirumah," komentar seorang warganet.

"Ditarik sampe kerudungnya kebuka itu pasti sakit banget," sahut warganet lain.

"Maaf kak aku kalau didorong begitu relfek tak banting sih," kata pengguna yang lain.

"Bener bener marriage is scary 🥺," tulis warganet yang lain.

"Kalo sekedar minta beli lipstick aja ampe di tarik begitu jilbab nya mending di pulangin bang istrinya, hancur hati orang tua nya kalo ampe liat perbuatan mu bang,” ujar warganet yang lain.

"Ga jelas vidionya... jangan kepancing dl... hati2 berkomentar, nanti jadi amal jariyah.. lope sekebon zheyenk kuh❤️,” timpal warganet lainnya.

"Iya bener kita gak yau masal;ahnya, tapi ga harus di tarik juga semrah marahnya . Jangan kyk gitu juga smpe di tarik. 😢,” imbuh warganet yang lain.

Belum lama ini viral KDRT yang dialami selebgram Cut Intan Nabila yang kasusnya masih bergulir sampai sekarang. Sang suami, Armor Toreador yang diduga kuat melakuka kekerasan dan kini sudah ditahan polisi dengan status tersangka disebut ingin menyelesaikan masalah yang menjeratnya secara kekeluargaan.

 

3 dari 4 halaman

Ingin Selesaikan Kasus KDRT dengan Kekeluargaan

Hal ini disampaikan kuasa hukum suami Cut Intan Nabila, Irawansyah. Pihak pengacara dikatakan berusaha menjalin komunikasi agar masalah ini berakhir damai melalui proses restorative justice. "Kami berkomunikasi intens dengan keluarganya Armor. Cuma kita belum komunikasi dengan pihak korban," ujar Irawansyah, dikutip dari Jawa Pos, Jumat, 16 Agustus 2024.

Menurutnya, Armor ingin menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan untuk kepentingan istri dan anak-anaknya. Saat ini, poin-poinnya tengah dibicarakan kuasa hukum dengan keluarga Armor sebelum diajukan ke pihak korban. "Kami lagi menyiapkan penyelesaian secara kekeluargaan," ucap Irawansyah.

Ini sebenarnya bukan pola baru bagi tersangka kasus dugaan KDRT. Di banyak kasus, mereka akan "meminta maaf" atas tindak kekerasan yang diduga mereka lakukan, menurut laman Kantor Hukum Molly B. Kenny yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS).

Maka itu, pihaknya merangkumkan red flags dari permintaan maaf tersangka kasus dugaan KDRT. Pertama, mereka akan memberi alasan untuk tindakan kekerasan mereka. "'Saya mabuk,' atau 'Saya marah,' bukanlah alasan untuk melakukan KDRT," sebut kantor hukum tersebut. 

 

4 dari 4 halaman

Permintaan Maaf Palsu

"Jika tidak mendengar orang tersebut berkata, 'Tidak ada alasan untuk apa yang saya lakukan,' mereka tidak sedang dalam perjalanan untuk berubah." Kedua, Anda punya segala hak untuk ragu bila tersangka "meremehkan apa yang terjadi"."

"Pelaku kekerasan ingin Anda berpikir bahwa apa yang terjadi bukanlah masalah besar. Jangan percaya ketika mereka mengecilkan kejadian tersebut," kata kantor hukum tersebut.

Mengalihkan atau berbagi kesalahan pun tidak seharusnya ada di dalam "permintaan maaf" mereka.  Kantor Hukum Molly B. Kenny mencatat, "Bila pelaku kekerasan baru saja meminta maaf, tapi kemudian menyebutkan sesuatu tentang bagaimana Anda seharusnya menghentikan situasi tersebut atau bagaimana Anda membuatnya melakukannya, berhati-hatilah dengan pernyataan-pernyataan ini."

Terakhir, permintaan maaf mereka juga palsu jika mengabaikan detail. "Bila pelaku kekerasan dapat meminta maaf, tapi tidak mengatakan apa yang dilakukannya dengan lantang. Mereka sama sekali tidak memahami sepenuhnya tentang beratnya kejadian tersebut."

|Jika pelaku kekerasan tidak memperhatikan bagian-bagian yang paling fatal dari insiden tersebut, itu adalah tanda bahaya." Pihaknya menyebut bahwa pelaku kekerasan dapat berubah, tapi perubahan ini sering kali memerlukan bantuan terapis profesional, pengakuan dan kesadaran penuh tentang apa yang terjadi, serta banyak introspeksi.

"Itu tentu tidak terjadi dalam semalam," tandasnya.