Sukses

6 Fakta Menarik Gunung Ile Wukoh di Flores Timur yang Dianggap Mistis Warga Lokal

Puncak Gunung Ile Wukoh masuk ke Kabupaten Flores Timur, gunung ini memiliki ketinggian 1.431 mdpl.

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Ile Wukoh merupakan sebuah gunung yang terdapat di Pulau Flores, Indonesia atau di sebelah barat Gunung Lewotobi. Secara administratif gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Flores Timur dengan Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Puncak Gunung Ile Wukoh masuk ke Kabupaten Flores Timur, gunung ini memiliki ketinggian 1.431 mdpl. Lereng-lereng Gunung Ile Wukoh dialiri oleh sungai-sungai seperti Sungai Nangagete, Sungai Wai Kumang, Sungai Wai Pruda dan anak-anak Sungai Wai Rokat.

Gunung Ile Wukoh terletak di sebelah barat puncak kembar Lewotobi. Saat pendaki menuruni jalur curam dari kubah Lewotobi, Gunung Ile Wukoh akan terlihat di sebelah kiri Anda di kejauhan. Dari sini, pendakiannya tampak cukup landai hingga mencapai dasar puncaknya yang kemudian menanjak tajam.

Masih banyak hal mengenai Gunung Ile Wukoh selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Ile Wukoh yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber pada Rabu (4/9/2024).

1. Termasuk Gunung Stratovolkano

Gunung Ile Wukoh termasuk jenis gunung stratovolcano atau gunung api kerucut. Gunung ini merupakan gunung berapi tua dengan jejak vulkaniknya berupa sobekan kawah yang membuka ke arah barat laut menghasilkan lembah curam. Hasil dari sisa-sisa aktivitas vulkanik yang ditemukan di Gunung Gunung Ile Wukoh berupa batuan lava, breksi, aglomerat dan tufa pasiran yang tersebar di sekitarnya. 

2 dari 4 halaman

2. Masih Dianggap Mistis

Mengutip dari laman Gunung Bagging, Gunung Ile Wukoh masih dianggap mistis oleh penduduk sekitar dengan banyak cerita rakyat tetang gunung ini terutama bagi penduduk Desa Hewa, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur. Pengaruh zaman animisme tampaknya masih tertanam para penduduk desanya.

Seperti juga Gunung Lewotobi, yang kedua puncaknya, Wukoh dan Ledo, dianggap sebagai 'suami dan istri'. Setiap tahun saat hendak memasuki musim hujan sekitar bulan Oktober, penduduk akan naik ke puncak Gunung Ile Wukoh untuk berdoa.

Mereka meminta hujan yang akan datang menjadikan panen pertanian mereka melimpah dan bagus. Ritual tersebut dilakukan dengan membawa persembahan berupa ayam atau babi yang nantinya dimasak dan dimakan dipuncak gunung sebelum para penduduk turun gunung.

3. Memiliki Dua Puncak 

Waktu tempuh untuk mendaki Gunung Ile Wukoh adalah empat jam. Puncak gunung tersebut terdiri dari dua puncak yang tajam dan berbatu, Ile Ledo (1.273 mdpl) dan Ile Wukoh. Puncak-puncak ini mungkin merupakan sisa-sisa gunung berapi purba yang terkikis oleh waktu. Tidak ada kawah gunung berapi di puncaknya.

 

3 dari 4 halaman

4. Titik Awal Pendakian

Pendakian dimulai dari desa Hewa di ketinggian 165 mdpl. Anda bisa menemukan pemandu masyarakat lokal di sini. Biasanya mereka akan membawa busur dan anak panah untuk menembak babi dan monyet, serta parang untuk memotong jalan setapak.

Masyarakat lokal adalah pemandu terbaik dengan pengetahuan lengkap tentang gunung tersebut. Meskipun di perjalanan mereka akan sedikit bingung di lereng atas Ledo, saat mencoba membuat jalur melalui semak belukar yang lebat. 

Total pendakian dari Hewa ke puncak sejati (Wukoh) adalah sekitar 1.266 mdpl, dan ke puncak Ledo sekitar 1.008 mdpl. 2,5 km pertama dari Hewa adalah pendakian yang landai melalui kebun kakao dan tanaman pangan (385 mdpl), kemudian 1,5 km ke atas dasar sungai yang kering dan berbatu (629 meter ke atas).

Di ujung dasar sungai, jalur tersebut berbelok ke kanan menuju punggung bukit. Setelah sekitar 2,5 km lagi mendaki punggungan ini, puncak pertama, Ile Ledo (1.273 mdpl) tercapai.

4 dari 4 halaman

5. Kesulitan Pendakian Terbilang Sedang

Waktu yang disarankan untuk perjalanan pulang dari Hewa ke puncak Ili Ledo adalah sekitar sembilan jam. Diperlukan waktu lebih lama untuk mencapai Ili Wukoh. Pepohonan tampaknya menghalangi pandangan dari Wukoh, pemandangan yang lebih baik dapat dilihat dari Ledo.

Pendakian tersebut memiliki tingkat kesulitan sedang dan hanya diperlukan waktu empat jam untuk mencapai puncak yang sebenarnya. Sementara rute dan lintasan pendakian terbilang jarang dilewati orang asing maupun warga lokal.  

6. Hutannya Belum Tersentuh

Hutan tersebut ‘dihiasi dengan hutan yang belum tersentuh dan penuh dengan satwa liar seperti musang, monyet dan babi kutil Flores, rusa Timor, ular, dan satwa liar yang lebih beragam lagi. Seperti kebanyakan hutan pegunungan di Indonesia, penebangan hutan perawan secara bertahap untuk bahan bangunan dan lahan pertanian baru sedang terjadi.

Hutan tersebut mungkin penuh dengan satwa liar tetapi jangan berharap untuk melihatnya saat berjalan melalui hutan. Salah satu guide dan warga lokal yang merupakan seorang pengamat burung, memberi tahu bahwa gunung tersebut memang memiliki potensi yang bagus untuk mengamati burung.