Sukses

Kiat Sharena Delon agar Anaknya Tak Berlebihan Makan Junk Food

Sharena Delon berusaha menyediakan makanan rumahan yang bergizi dan disukai anaknya agar tak berlebihan makan junk food.

Liputan6.com, Jakarta - Sama seperti ibu lainnya, aktris dan pemeran FTV Sharena Delon juga sangat peduli dengan gizi dan kesehatan anak-anaknya. Kedua anaknya, Ryshaka Dharma dan Sea Dedari yang sudah masuk sekolah pun kini tumbuh menjadi anak yang aktif.

"Saya kayak jutaan ibu di Indonesia, ingin yang terbaik termasuk gizi anak, tapi jujur suka kekurangan waktu ngga bisa yang konsisten kasih makanan seimbang," tutur Sharena Delon dalam Konferensi Pers: Upfield Indonesia kampanye #TambahkanBlueBand di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (4/9/2024).

Menurutnya sebagai ibu, ia juga perlu mendapat informasi lebih tentang asupan gizi untuk anak. Sementara dirinya melihat itu semua hanya dari fisik dan tumbuh kembang anak-anaknya yang normal dan tidak sakit-sakitan.

Sementara menurutnya jika anak kurang gizi, bukan hanya bisa dilihat dari fisik saja. Perkembangan otak dan kematangan emosional anaknya pun akan terganggu.

Sebagai seorang ibu, saat asupan harian anak cukup, maka dirinya akan merasa lebih tenang. "Pengennya nutrisi terimbangi, tapi balik ke anaknya. Makan yang disajikan lengkap tapi anaknya ga mau makan," sambung aktris pendukung di film Perahu Kertas itu.

Kedua anaknya pun termasuk pilih-pilih saat mengonsumsi makanan dan biasanya punya makanan kesukaan. Tapi seperti orangtua lainnya juga khawatir adalah makanan junk food biasanya lebih disukai anak.

"Mengatasi makan junk food sebenarnya dari kita (orangtua) dikasih nggak, di early stage hidup mereka. Klo udah membatasi dari awal, mereka akan cenderung menyukai home cooking," terang perempuan berusia 40 tahun itu. 

 

2 dari 4 halaman

Tak Terlalu Membatasi Makan Junk Food

Selain itu, menurut Sharena dengan adanya media sosial, kini makin banyak inspirasi masakan yang bisa ditiru ibu di rumah agar anaknya suka makanan rumahan. "Jadi kita happy anak makannya lahap," cetusnya.

Meski junk food kurang baik, ia mengaku tak bisa terlalu membatasi seperti saat ikut perta ulang tahun misalnya. "Karena semakin dibatasi anak malah penasaran," tambahnya.

Ia masih membolehkan anak-anaknya makan junk food, selama asupan harian masakan rumahan sudah lebih dulu diprioritaskan. Karena umumnya junk food memang terlihat enak dan menggugah selera, namun dari sisi gizi kurang.

Agar anaknya lahap makan masakan rumahan, Sherena merasa harus kreatif dalam menyajikan makanan. Istri dari Ryan Delon itu juga berusaha menyajikan sarapan, meski kadang telat bangun karena malamnya susah tidur. 

"Bikin roti bakar isi dadar telur, jamur dan baby spinach. Bikinnya cepet, ada karbo preotein tinggal masukin Omega 3 dan Omega 6 dari margarin," beber Sharena sambil menambahkan bahwa aroma masakan turut menjadi alasan anaknya nafsu makan.

3 dari 4 halaman

Studi Tentang Status Gizi Indonesia

Studi terbaru hasil kerja sama antara BlueBand dengan IPB University telah mengonfirmasi kembali kondisi tersebut. Studi ini mengkaji dan mengamati kebiasaan makan siswa dari daerah perkotaan dan pedesaan di Bogor dan menggarisbawahi kekurangan asupan Omega 3 danOmega 6 umum terjadi di kalangan anak-anak.

Penelitian ini mengevaluasi program "Gerakan Sarapan Bergizi Berprestasi (GESIT)", yang mengukur dampak intervensi pendidikan gizi dan program sarapan bergizi di sekolah selama 30hari terhadap pengetahuan gizi, kebiasaan, asupan gizi, dan prestasi akademik anak-anak.

Penelitian melibatkan hampir 250 siswa berusia 9 hingga 12 tahun dari enam sekolahdasar di Bogor, yang mewakili sample daerah perkotaan dan pedesaan, yang dibagi menjadikelompok kontrol, intervensi pendidikan gizi, dan intervensi pendidikan gizi ditambah sarapan.

"Berdasarkan penelitian terbaru, kami menemukan tren serupa. Penelitian tersebutmengungkapkan bahwa 74,4 persen anak memiliki asupan omega-3 (ALA) yang tidak memadai, dan55,4 persen memiliki asupan omega-6 yang tidak memadai," ujar Prof. Dodik Briawan, MCN, AhliGizi, Departemen Gizi Masyarakat, FEMA-IPB University. 

4 dari 4 halaman

Penelitian Ungkap Anak Indonesia Kurang Asupan Omega 3 dan 6

Penelitian ini juga menunjukkan peningkatan pengetahuan gizi yang signifikan di kalangan anak-anak, terutama pada kelompok EduBreakfast. Sebanyak 69 persen anak-anak mendapatkan nilai yang lebih tinggi di akhir penelitian tersebut.

Selain itu, asupan Omega-3 dan Omega-6 selama sarapan juga meningkat secara signifikan pada kelompok EduBreakfast. Meskipun temuan ini menggembirakan, namun hanya 12,5 persen dan 14 persen anak-anak dalam kelompok ini yang memenuhi asupan Omega 3 dan Omega 6 yangmemadai. Peningkatan ini tidak signifikan secara statistik.

Ia pun berharap bahwa jika anak-anak tersebut mengonsumsi margarin krim dengan jumlah Omega 3 dan 6 yang signifikanpada waktu makan lainnya, mereka lebih mungkin mencapai asupan harian yang memadai dari Omega 3 dan 6. "Hasil studi yang disampaikan dalam konferensi pers ini merupakan temuan awal dari studi intervensi (Preliminary study). Temuan yang lebih rinci akan dipublikasikan dalam artikel ilmiahakhir tahun ini," tambahnya.

Sebagai informasi, kampanye BlueBand sepanjang tahun ini ingin memberikan dampak yang signifikan di seluruh Indonesia. Dengan menjangkau hampir 100 juta ibu, kampanye ini bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman yang lebih dalam tentang manfaat dan pentingnya memasukkan lemak esensial nabati Omega 3 & 6 ke dalam menu makanan sehari-hari.

Peningkatan kesadaran ini diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku, memastikan bahwa ketika menyiapkan makanan keluarga, tidak hanya karbohidrat, protein, dan vitamin yangdipertimbangkan, tetapi juga asupan Omega 3 dan Omega 6 yang penting.