Liputan6.com, Jakarta - Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menghadirkan Janger Fest dan Sarasehan Kepemudaan, sebuah perhelatan seni dan budaya Bali tanpa harus ke Pulau Dewata. Acara tersebut berlangsung pada hari ini, Sabtu (7/9/2024), di Anjungan Bali, TMII, hasil kerja sama dengan Bapekhin Mandiri dan Badan Penghubung Bali sebagai bentuk sarana pelestarian dan penguatan ajeg seni dan budaya Bali.
"Janger Fest adalah kesempatan buat pengunjung yang ingin merasakan suasana Bali di Jakarta saja. Akan ada pertunjukan Tari Kecak dan bagi-bagi sate lilit gratis. Selain itu juga tersedia ragam makanan dan minuman khas Bali," ujar Intan Ayu Kartika, Direktur Utama TMII, dalam keterangan pers yang diterima Tim Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 6 September 2024.
Baca Juga
Salah satu pertunjukan budaya Bali yang dihadirkan adalah Tari Kecak Rahwana Lina. Itu merupakan sebuah interpretasi kontemporer dari cerita Ramayana yang menyoroti kisah cinta tragis antara Rahwana dan Shinta. Pertunjukan tersebut akan memadukan estetika klasik tari kecak dengan elemen-elemen modern, menciptakan sebuah karya seni pertunjukan yang inovatif dan relevan dengan zaman yang dapat memanjakan mata.
Advertisement
Menyemarakkan acara, panitia juga mengundang tenant untuk menjual ragam kuliner khas Bali, termasuk tipat cantok, nasi jinggo ayam, nasi campur Bali, bakso ayam Bali, aneka jaje Bali, loloh, rujak Bali, dan kopi Bali. Khusus sate lilit, pengunjung bisa menikmatinya gratis dengan syarat mengikuti akun Instagram @anjungan_bali atau mengenakan pakaian Bali.
Cukup Beli Tiket Masuk TMII
Intan menyebut Janger Fest dapat disaksikan secara gratis dengan membeli tiket masuk TMII secara online melalui laman tamanmini.com ataupun secara langsung dengan metode pembayaran non-tunai. Pada hari ini, tiket masuk didiskon hingga 57 persen sehingga pengunjung hanya perlu membayar Rp15 ribu.
Tiket masuk itu belum termasuk tiket masuk mobil seharga Rp35 ribu atau tiket masuk motor sebesar Rp15 ribu. Sementara, tiket masuk sepeda Rp10 ribu saja pada hari ini.
Pengunjung juga bisa menggunakan angkutan umum. Terdapat halte Bus Transjakarta di pintu masuk TMII dan layanan shuttle gratis yang langsung mengangkut pengunjung dari Lobby Stasiun LRT TMII ke Tourist Information Center TMII dan sebaliknya. Informasi lebih lanjut mengenai acara dan kegiatan di TMII dapat mengunjungi laman sosial media @tmiiofficial.
Selain menikmati acara kebudayaan, pengunjung TMII juga bisa menghabiskan waktu di TMII dengan mengunjungi wahana Taman Burung dan Museum Komodo yang berada di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Kedua wahana, ditambah Dunia Air Tawar & Serangga, kini dikelola oleh Jagat Satwa Nusantara.Â
Advertisement
Museum Komodo di TMII
Beranjak ke Museum Komodo, pengunjung bisa mendapatkan hiburan visual dan pembelajaran interaktif. Museum seluas 6.000 m2 itu dibagi menjadi lima zona kunjungan, yakni Zona Herpetofauna, Zona Testudines, ZonaCrocodilia, Zona Sauria, dan Zona Varanus. Setiap zona merangkai kisah unik satwa reptil.
Salah satu keunikan museum itu adalah Papua Biodome. Objek tersebut dirancang sebagai jendela keajaiban Pulau Papua dengan paludarium yang menarik dan menciptakan replika habitat asli untuk satwa koleksi.
Selain melihat komodo secara langsung, pengunjung juga bisa mengenal beragam spesies buaya yang memberikan gambaran holistik tentang kehidupan dan ekologi satwa reptil tersebut. Pihak museum mengklaim memiliki koleksi buaya terlengkap di Indonesia, termasuk Buaya Siam, Buaya Muara, Buaya Senyulong, dan Buaya Irian yang menjadi daya tarik utama.
Ery Erlangga, Direktur Utama Jagat Satwa Nusantara, menyatakan semua hewan ini dipelihara dengan konsep 5 Animal Welfare. Melalui Mega Tank, pengunjung dapat merasakan sensasi menegangkan melihat buaya setara dengan mata manusia.
"Museum Komodo Jagat Satwa Nusantara mengajak pengunjung untuk berinteraksi secara dekat dengan satwa reptil dan eksotis yang ada di Indonesia. Kami mengkonsepkan masing-masing satwa yang ada di sini seperti menempati habitat aslinya," ujar Ery.
Rencana Harga Tiket LRT Bali
Â
Dalam kesempatan terpisah, mengutip dari laman Merdeka, Jumat, 6 September 2024, proses pembangunan LRT Bali kini memasuki tahap groundbreaking untuk fase pertama, Meski begitu, Direktur Utama PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ), I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra sudah merancang tarif tiket LRT Bali tersebut.
Pria yang akrab disapa Ari Askhara itu menyatakan turis asing akan ditarik bayaran sebesar Rp600 ribu yang berlaku selama satu minggu. Meski begitu, penetapan tarif tiketnya masih memperhitungkan biaya aktual untuk pembangunan konstruksi LRT Bali. Lagipula, LRT di Bali ini menargetkan mengangkut wisman atau turis asing.
"Di dalam proyeksi kami, untuk para turis kisaran antara USD35 sampai USD40, terserah mereka mau pakai kapan dalam seminggu," ujar Ari.
Ia menambahkan, "Bayangkan, kalau turis datang dari airport ke Cemagi itu sudah Rp350 ribu naik grab itu (menempuh) 2,5 jam. Mereka (menggunakan LRT) Rp600.000 seminggu, mau kapan pun dan kemana pun. Jadi lebih efesien."
Pihaknya juga akan mengusahakan untuk menggratiskan biaya perjalanan bagi para penumpang lokal yang menaiki LRT dan memiliki KTP Bali. "Saya maunya gratis ya. Asal punya KTP Bali, kita lagi usahakan, kita lagi hitung, kita pastikan lebih rendah tapi kita usahakan gratis," katanya.
Advertisement