Sukses

PIMFW 2024, Refleksi Gaya Urban Kontemporer dengan Sentuhan Batik ala Wilsen Willim

Wilsen Willim mengaku melalui eksplorasi banyak emosi untuk menciptakan koleksi busana "huMAN" di panggung Plaza Indonesia Men's Fashion Week (PIMFW) 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Bertajuk "huMAN," koleksi teranyar Wilsen Willim merefleksikan eksplorasi ragam visual busana pria. Sang desainer mempresentasikan 28 potongan mode pria dan tujuh rancangan fesyen perempuan di landasan pacu Plaza Indonesia Men's Fashion Week (PIMFW) Kamis, 5 September 2024.

Potongan busana siap pakai dengan gaya urban kontemporer ini dijelaskan tetap mengedepankan identitas jenama Wilsen yang kuat pada teknik tailoring. Sentuhan kincir angin yang ikonis pun disertakan dalam desain.

"Aku memang mengeksplorasi banyak emosi," kata dia seusai show PIMFW 2024, Kamis. "Laki-laki itu juga beragam, makanya ada (desain busana) lebih rapi, biasa, lebih berat, bahkan flirty. Kemudian, ada sentuhan sedikit feminin (sebagai anggukan pada identitasnya yang merupakan desainer busana perempuan), mengingat sekarang sedang tren gender-fluid."

Kendati demikian, Wilsen menginginkan representasi gender-fluid fashion yang "tetap berbentuk laki-laki dan manis" di rangkaian busana pria rancangannya. Sementara untuk potongan mode perempuan yang ditampilkan di PIMFW tahun ini, ia mendesainnya dengan lebih maskulin, tanpa meninggalkan rok yang merupakan barang ikonis sang desainer.

Ia menambah cukup banyak detail bordiran di sana-sini, yang ternyata merupakan hasil kolaborasi dengan penyulam dari India. "Jadi banyak eksplorasi, tapi tetap ada sedikit (sentuhan) batik," ujar Wilsen. Seperti koleksi sebelum-sebelumnya, perancang busana itu mengandalkan batik tulis.

"Batik tulis dari Cirebon," Wilsen Willim menambahkan. "Kami sebetulnya main aman (dalam pemilihan batik), karena untuk koleksi ini, ide utamanya adalah membuat desain yang belum pernah aku buat."

2 dari 4 halaman

Eksplorasi Material

Wilsen Willim berbagi, "Kali ini aku mau kembali ke 'jiwa modernku,' tapi bagaimana pun, batik tetap melekat di (desain) aku. Tanganku kayak 'gatel' gitu kalau tidak (menyertakan) batik." Ia pun bermain-main dengan material katun, katun jepang, tulle, dan quilted yang dikemas jadi potongan celana dan jaket.

Ada pula jas, mantel, kemeja, apron lipit, dan kaus yang dituangkan dalam warna netral, seperti putih, hitam, biru gelap, dan krem. Aksen lipit, payet, jelujur, dan bordir kembali diangkat untuk memberi sentuhan modis pada tiap rancangan.

Pada dasarnya, ia mengatakan, preferensinya terletak pada desain simpel pada atasan, namun lebih "berat" untuk bawahan. "Makanya aku bikin apron (di rangkaian koleksi busana pria), tapi masih tetep obvious itu ada celananya," ia menambahkan. "Karena agak membosankan kalau mainnya hanya di (busana) laki-laki yang 'kaku.'"

Secara pribadi, Wilsen mengaku masih mencari titik tengah agar laki-laki mau pakai busana modis tanpa merasa insecure. Menurut dia, laki-laki secara umum takut terlihat feminin saat memakai potongan-potongan mode di luar busana aman mereka.

3 dari 4 halaman

Makna Mendalam Pola Ikonisnya

Wilsen Willim berkata, "Setiap desainer punya ranah aman dan eksploratif. Kalau aku memang tukang pola, jadi aku suka pola. Menurut aku, kalau aku terlalu banyak main warna terus beda pola, garis merah aku tuh jadi random. Makanya aku lebih pengin mengunggulkan pola dan embellishment."

Lebih lanjut, ia menceritakan makna pola kincir angin yang sudah jadi ikon desainnya. "Cerita di balik pinwheel (kincir angin) ini sangat personel buat aku, karena kurang lebih melibatkan (tahun) 98', perpisahan dengan mamaku," ungkap dia. "Pinwheel mengingatkan kita untuk selalu jadi anak-anak."

"Itu merupakan bentuk ekspresi aku, kebencian aku, karena (kita) menua setiap hari, tapi di hati tuh masih pengin jadi anak kecil. Makanya setiap aku lihat pinwheel tuh aku ingat keindahan masa kecilku, lihat pinwheel sama mama."

Maka itu, kendati siluet busana Wilsen Willim bisa dibilang serius, sang desainer selalu berupaya menyisipkan detail playful. Koleksinya kali ini dikerjakan kurang lebih selama sebulan.

4 dari 4 halaman

Seputar PIMFW 2024

PIMFW 2024 berlangsung pada 2--7 September 2024. Pekan mode yang telah dihelat sejak 2009 ini sempat absen selama empat tahun akibat pandemi COVID-19. 

Di gelaran ke-11  tahun ini, pihaknya mengusung tema "Modern Gentleman." Lewat ajang ini, Plaza Indonesia ingin menyoroti bahwa fesyen pria bisa terekspos dengan berbagai macam cara.

Deputy CMO Plaza Indonesia, Zamri Mamat, mengatakan, PIMFW 2024 terasa spesial karena beberapa tahun vakum. "Kurasi sebenarnya telah berjalan dari tahun ke tahun. Kita pilih yang sesuai DNA Plaza Indonesia," kata dia saat konferensi pers di Lamoda Cafe, Jakarta Pusat, Rabu, 21 Agustus 2024. 

Total ada 22 show dan enam fashion presentation bersama 40 desainer dan brand ternama selama PIMFW 2024. Pekan mode ini menjanjikan tren fesyen dan koleksi terbaru dari berbagai jenama lokal dan global.

Berikut desainer partisipan PIMFW 2024: Adrie Basuki x Evan Hartono, AMOTSYAMSURIMUDA, Artkea Stripes, Batik Keris x Spous By Priyo Oktaviano, BINhouse, BIASA x Studio Sejauh; Danjyo Hiyoji, Gant Hartono Gan, IKAT Indonesia By Didiet Maulana, KRATON Auguste Soesastro, Luxina Presents The Sartorial 2.0, Atham & Rekhas, Marks & Spencer, MICHAEL ONG.

Selain itu ada Pattern Designed by MGKYM Ft. Barsena Bestandhi, Massimo Dutti, MONEY MAN WORKS. Gelaran kali ini juga menghadirkan kolaborasi antara Passion Prive yang merupakan brand perhiasan bersamaIvan Gunawan. Kemudian ada brand Parang Kencana, Puma, Rama Dauhan together with Tanah Le Saé, Sean Sheila for PILLAR, STUDIOMORAL, Super Sentimental Secret Theory, TEMMA PRASETIO Ready To Wear, TS THE LABEL by Tities Sapoetra, Wilsen Willim, ZARA, 3MONGKIS, dan UNKL 3.4.7.

  

Video Terkini