Liputan6.com, Jakarta - Atas nama mengatasi dampak overtourism, pihak berwenang di Roma, Italia, sedang mempertimbangkan untuk menerapkan sistem reservasi bagi pengunjung Air Mancur Trevi yang ikonis. Air mancur itu menjadi salah satu daftar teratas bagi para turis, khususnya yang baru pertama kali datang ke Kota Abadi itu.
"Secara pribadi, saya lebih suka melihat bentuk akses baru, terbatas dan dibatasi waktunya, ke Air Mancur Trevi," kata Alessandro Onorato, anggota dewan kota yang bertanggung jawab atas pariwisata, kepada surat kabar Corriere della Sera, dikutip dari AFP, Senin (9/9/2024).
Baca Juga
Ia mengatakan bentuknya adalah sistem reservasi (tiket) yang berlaku gratis untuk warga Roma dan 'biaya simbolis satu euro untuk wisatawan', katanya yang dikonfirmasi oleh pemerintah kota. Sistem itu, sambung dia, tujuannya bukan untuk mengumpulkan uang, tetapi mengendalikan massa, termasuk menghentikan mereka 'makan es krim atau pizza di monumen yang pantas dihormati'.
Advertisement
Juru bicara pemerintah kota mengatakan kepada AFP bahwa usulan tiket tersebut hanyalah "ide awal -- belum ada yang konkret". "Ini adalah masalah yang rumit dan sulit, namun cepat atau lambat hal ini harus diatasi," katanya.
Popularitas air mancur itu meningkat drastis setelah menjadi latar adegan paling terkenal dalam film La Dolce Vita karya Federico Fellini. Dalam film, aktris Anita Ekberg berenang di dalam kolam air mancur. Karena kemahsyurannya, orang-orang mengelilingi mahakarya Barok ini sehingga kerap sulit dilihat secara jelas.
Â
Pariwisata di Roma Harus Berkelanjutan
Ia kembali menyambung, "Pariwisata di Roma, yang dilaporkan mencetak rekor, harusnya dibuat berkelanjutan untuk kota dan lingkungan."
Jumlah kunjungan turis diperkirakan melonjak pada 2025 karena Jubilee, tahun suci yang diselenggarakan Gereja Katolik sekali setiap 25 tahun. Sekitar 30 juta orang diperkirakan akan memenuhi Roma dan Vatikan selama 12 bulan.
Sebelum Roma, kota tetangganya, Venesia, lebih dulu menguji coba penerapan sistem tiket berbayar senilai lima euro untuk masing-masing turis di periode ramai kunjungan. Tujuannya agar orang-orang datang di saat lebih lowong.
Pemerintahan Perdana Menteri Giorgia Meloni juga mempertimbangkan untuk menaikkan pajak turis per malam, meskipun usulan tersebut telah memicu kemarahan di kalangan kelompok industri yang memperingatkan agar tidak menakut-nakuti orang. Onorato mengatakan pihak berwenang Roma juga ingin membatasi pembukaan tempat tidur dan sarapan baru atau rumah liburan untuk mengurangi tekanan terhadap pusat bersejarah tersebut.
"Saat ini, kami dapat membatasi jumlah restoran atau gerai makanan cepat saji di pusat bersejarah tersebut, namun kami tidak dapat mencegah pembukaan fasilitas non-hotel," ujarnya.
Â
Advertisement
Tempat Wisata di Roma Rawan Copet
Selain keindahan dan nilai sejarahnya, ada sisi lain yang mencoreng Air Mancur Trevi. Berdasarkan studi yang dilakukan perusahaan asuransi perjalanan yang berbasis di Inggris, QuoteZone, air mancur yang ikonis itu menempati peringkat teratas dalam daftar tempat rawan copet di Italia. Pasalnya, mahakarya arsitektur abad ke-18 ini rata-rata dikunjungi 1.000 pengunjung per jam.Â
Mengutip laman Euronews, Jumat, 3 Mei 2024, masih di Roma, bangunan bersejarah Colosseum kuno dan Pantheon ditemukan menjadi tempat favorit para pencopet. Di luar Kota Abadi, Duomo di Milano di Milan dan Gallerie Degli Uffizi di Florence juga dilaporkan memiliki jumlah kasus pencopetan tertinggi dalam ulasan perjalanan online di Italia.
Secara umum, Italia berada di posisi teratas dengan proporsi kasus pencopetan tertinggi dibandingkan negara mana pun di Eropa, diikuti oleh Prancis dan Spanyol. Secara spesifik, Roma menjadi kota terburuk bagi wisatawan. QuoteZone menemukan bahwa ada 478 kasus wisatawan menjadi korban pencopetan per satu juta pengunjung asal Inggris yang mengunjungi tempat-tempat wisata utama Italia.
Dihitamkan Para Aktivis Lingkungan
Pada Minggu, 21 Mei 2023, sekelompok aktivis perubahan iklim mengubah air biru Air Mancur Trevi di Roma, Italia menjadi hitam dengan arang yang diencerkan. Dikutip dari CNN pada Selasa, 23 Mei 2023, sekitar 10 aktivis dari kelompok iklim Ultima Generazione (Generasi Terakhir) memasuki air mancur ikonik Roma itu dengan membawa spanduk bertuliskan "Jangan bayar untuk kampanye fosil mengingat apa yang terjadi di Emilia Romagna."Â
Hal ini mengacu pada banjir mematikan yang terjadi baru-baru ini di daerah Emilia Romagna, bagian di utara Italia yang menurut beberapa ahli berkaitan dengan krisis iklim. "Negara kita sekarat," bunyi spanduk lainnya. Menyusul aksi penghitaman air mancur tersebut, seluruh aktivis ditangkap dan dihadapkan pada tuduhan perusakan, menurut polisi Roma.
Luisa Regimenti, anggota dewan personel, keamanan kota, kepolisian, dan pemerintah di wilayah Lazio yang mencakup kota Roma, mengutuk tindakan tersebut. Dalam pernyataan tertulisnya, ia menyebutnya sebagai "aksi demonstratif eko-vandalisme yang kesekian" yang berdampak pada "simbol Roma yang dikenal di seluruh dunia."
Advertisement