Liputan6.com, Jakarta - Gunung Abong-abong merupakan sebuah gunung yang terletak di Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia, yang memiliki ketinggian 2.985 mdpl dan di Puncak Gunung terdapat Pilar Triangulasi peninggalan Belanda dengan nomor seri P.127.
Mengutip dari laman Gunung Bagging, Selasa (10/9/2024), Peta Angkatan Darat AS memberikan dua angka ketinggian untuk gunung ini yaitu 2961 mdpl dan 2985 mdpl. Kelompok pendaki Metalik di Aceh mencapai Titik 2961 mdpl ditunjukkan berada di selatan 2985 mdpl pada peta Angkatan Darat tetapi tidak sesuai dengan detail medan modern pada 2010.
Disebutkan pada situs web mereka bahwa puncak tersebut disebut sebagai Puncak P.127 karena ada pilar triangulasi era kolonial dengan tulisan P127 di atasnya. Pilar ini memunculkan dugaan bahwa dulu orang-orang Belanda banyak melakukan penelitian di sini.
Advertisement
Masih banyak hal mengenai Gunung Abong-Abong selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Abong-Abong yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.
1. Bagian Pegunungan Bukit Barisan
Gunung Abong-abong termasuk dalam wilayah Pegunungan Bukit Barisan, dan merupakan gunung jenis stratovolcano. Gunung ini termasuk dalam spesifikasi Stratovulkano.menurut data yang diperoleh dari peneliti Belanda pada tahun 1851 yang bernama v.v voolstjen.
Sebagai gunung jenis stratovolcano, Gunung Abong-abong merupakan gunung berapi kerucut, juga dikenal sebagai gunung berapi komposit atau stratovulkano. Gunung stratovulkano terdiri atas lava dan abu vulkanik yang mengeras, bentuk gunung berapi itu secara khas curam di puncak dan landai di kaki karena aliran lava yang membentuk gunung berapiÂ
2. Merupakan Jalur Aliran Sungai Trip
Gunung ini memiliki beberapa daya tarik tersendiri sebagai sebuah objek wisata alam dan tempat pendakian. Gunung Abong-Abong ini juga menjadi jalur aliran Sungai Tripa, yang mengalir sampai pesisir barat Pulau Sumatera. Selain itu gunung ini memiliki sumber daya tambang yang banyak, terutama batu bara, serta kaya akan aneka ragam tumbuhan.
3. Satwa Liar di Gunung Abong-abong
Salah satu daya tarik tersebut yaitu keberadaan beberapa satwa liar yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Lembaga Petualang Alam Bebas dan Pemerhati Lingkungan (Hiwapatala Aceh) berhasil mencapai Puncak Abong-abong.
Saat dilakukan pendakian, tim ekspedisi melewati vegetasi rotan, sabana perdu, akar-akar pohon dan bebatuan untuk mencapai puncak. Selain itu, tim juga merekam jalur pendakian, di sana tim menemukan beberapa jejak satwa yang jelas seperti tapak harimau, cakaran beruang, tapak kaki gajah, kotoran rusa dan kambing batu, serta beberapa kubangan.Â
Â
Advertisement
4. Hutannya Jarang Tersentuh
kondisi alamnya yang masih sangat alami dan hampir seperti tidak tersentuh oleh pendaki baik lokal maupun dari kota lain. Objek wisata pendakian di Aceh ini memiliki hutan tropis yang rimbun, dengan curah hujan tinggi bahkan di musim kering.
Jika anda ingin mendaki Gunung Abong-abong, anda harus melewati jalur yang ditumbuhi tanaman lebat, karena kawasan ini sangat jarang terjamah oleh manusia.
 5. Pendakian Memakan Waktu 4--12 Hari
Untuk saat ini rute pendakian gunung abong-abong masih simpiang siur. Menurut pengalaman pendaki, dulu pernah ada ekpedisi yang dilakukan oleh mahasiswa Unviersitas Unsyiah Fakulitas Ekonomi Pecinta Alan dan Lingkungan (Metalik) berhasil sampai ke puncak gunung Abong-abong.
Ekepedisi ini dilakukan membutuhkan waktu selama 12 hari dan dipimpin oleh ketua yang bernama Miswar. Menurut pengalaman Mapala tersebut ekpedisi dimulai dari Kecamatan Jagong Jeged, Aceh Tenggah, dengan memakan waktu 4 hari untuk melewati jalur yang dilewati gajah sumatera. selain itu mapala harus melewati hutan tropis yang masih lebat dan tentunya sedikit memakan waktu yang lama mengingat jalur itu jarang dilalui oleh manusia.
6. Pendakian Sulit dengan Tebing Terjal
Setelah melewati hutan tropis yang cukup lebat tim mapala harus dihadapkan dengan trek pendakian yang semakin sulit. Untuk menuju ketinggian 2500 mdpl, tim mapala harus melewati trek yang bebatuan dan beberapa tebing terjal.
Ekepedisi yang dilakukan oleh Tim Metalik ekpedisi setelah yang dilakukan belada pada tahun 1942. Ekpedisi ini menjadi pendakian pertama yang dilakukan oleh orang Indonesia, selama pendakian Tim Mapala menemukan atau membuat pemetaan badak Sumatra yang masih ada di gunung Abong-abong.
Diperlukan waktu sekitar 12--15 jam untuk mencapai titik awal dari Medan dengan mobil pribadi.Akomodasi: Mengingat perjalanan yang panjang, sebaiknya Anda berhenti di tengah jalan dari Medan. Terkait perizinan, pendaki bisa menanyakan kepada desa setempat.
Untuk sumber air di Gunung Abong-abong, akan tersedia di berbagai tempat. Porter atau pemandu wisata Anda akan memberi tahu berapa banyak air minum kemasan yang perlu Anda bawa.
Advertisement