Sukses

Kerap Buka-bukaan, Turis Inggris Diajari Etika Berpakaian yang Benar Saat Wisata ke Malaga Spanyol

Pemerintah Kota Malaga di Spanyol sengaja membuat papan imbauan yang menargetkan para turis Inggris agar mereka selalu memakai baju dengan benar dan berperilaku terpuji lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Pihak berwenang di Kota Malaga, Spanyol, sepertinya gerah dengan sederet perilaku turis Inggris. Mereka berinisiatif memasang papan pengumuman yang bertujuan untuk mengedukasi wisatawan tentang perilaku yang pantas selama berkunjung, termasuk soal etika berpakaian yang benar.

Malaga, yang terletak di Costa del Sol di wilayah Andalusia di Spanyol selatan, telah lama populer di kalangan wisatawan Inggris, dengan penerbangan murah dari bandara di seluruh Inggris. Sejak 1970-an, warga Inggris berbondong-bondong ke Costa del Sol selama seminggu untuk menikmati cuaca bagus dengan segala perlengkapan rumah, mulai dari segelas bir yang tak ada habisnya hingga sarapan lengkap ala Inggris.

Namun, penduduk setempat semakin muak dengan perilaku beberapa pengunjung yang memicu demonstrasi anti-turis pada musim panas tahun ini. Pemerintah kota merespons situasi itu dengan meluncurkan kampanye yang bertujuan untuk mengurangi beberapa contoh perilaku buruk yang terlihat.

Empat papan berbeda yang diunggah di X, dulu Twitter, oleh dewan pariwisata lokal pada Sabtu, 7 September 2024, menampilkan bendera Inggris dan pesan dalam bahasa Inggris, dengan versi bahasa Spanyol yang lebih kecil di bawahnya.

 

 

"Berpakaianlah lengkap," bunyi salah satu papan itu. "Baik di jalan maupun di tempat umum, selalu kenakan pakaian luar untuk menghormati warga dan menjaga kebersihan."

Pada pengumuman kedua tertulis peringatan soal penggunaan skuter listrik di jalanan Malaga. "Trotoar adalah untuk pejalan kaki. Bila Anda menggunakan skuter atau sepeda, lakukan di ruang yang secara resmi didesain untuk kebutuhan itu, sesuai dengan peraturan kota."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Melengkapi Aturan yang Ada

Yang ketiga mengimbau pengunjung untuk menjaga lingkungan sekitar. "Jaga kebersihan kota," bunyinya. "Gunakan tong sampah, wadah dan layanan lainnya. Hati-hati dengan monumen, peninggalan sejarah, taman, dan perabotan umum."

Terakhir, Malaga meminta turis Inggris memperhatikan seputar kebisingan. "Jangan mencolok," bunyinya. "Jangan berteriak, menyanyi atau mengeraskan volume musik Anda. Hormati jam istirahat tetangga Anda, termasuk orang lanjut usia, orang sakit, anak-anak, dan pekerja esensial."

Itu bukan pertama kalinya Malaga berupaya mengubah perilaku wisatawan. Tahun lalu, balai kota mengumumkan bahwa siapa pun yang terlihat di jalan atau ruang publik tanpa pakaian, atau hanya mengenakan pakaian dalam, akan dikenakan denda hingga 750 euro (sekitar Rp12,75 juta).

Kota ini adalah salah satu dari banyak kota di Spanyol dan kepulauannya yang berupaya melawan dampak pariwisata. Bersama beberapa kota lain di Spanyol, seperti Barcelona, mereka menggelar protes anti-turis yang dinilai telah memicu ketidaknyamanan bagi penduduk lokal.

Untuk itu, pemerintah Barcelona memutuskan melarang penyewaan apartemen untuk turis mulai 2028 yang dinilai memicu harga sewa tinggi dan tidak terjangkau bagi penduduk setempat. Sementara di Ibiza dan Mallorca diberlakukan larangan pesta di kapal dan minum-minum di tempat umum.

3 dari 4 halaman

Madrid Larang Penyewaan Skuter Listrik

Sementara itu, Madrid mengumumkan akan mencabut pengoperasian persewaan e-skuter, Lime, Dott, dan Tier. Wali Kota Jose Luis Martinez-Almeida mengumumkan keputusan tersebut pada Kamis, 4 September 2024, disusul penerbitan pernyataan dari dewan lokal yang mengatakan bahwa ketiga perusahaan gagal memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam izin yang diperoleh pada Mei 2023.

Dewan menyebut ketiga perusahaan itu telah menghalangi upayanya untuk memeriksa operasi mereka dengan tidak memberikan informasi yang diperlukan atau memberikan akses ke antarmuka mereka. Meski begitu, katanya, pihaknya berhasil memastikan bahwa mereka belum memenuhi persyaratan izin.

"Kegagalan ini mencakup kurangnya layanan di seluruh kota, kurangnya cakupan asuransi, dan tidak adanya teknologi yang mencegah kendaraan beredar atau parkir di area terlarang," katanya, dikutip dari CNN, Selasa, 10 September 2024.

Lime, Dott dan Tier adalah perusahaan yang dipilih untuk menawarkan penyewaan skuter elektronik di Madrid, dengan izin yang diberikan masing-masing untuk 2.000 skuter. Keputusan dewan tersebut berarti 'penyewaan skuter akan hilang dari kota mulai Oktober'. Wali kota Jose mengatakan setelah proses pencabutan izin dimulai, perusahaan memiliki waktu 20 hari untuk mengajukan banding atas keputusan tersebut.

4 dari 4 halaman

Reaksi Perusahaan Penyewa Skuter Listrik

Juru bicara Dott mengatakan kepada CNN, kemarin, bahwa perusahaan tersebut telah menerima pemberitahuan resmi dari balai kota Madrid pada Kamis, pekan lalu. "Kami sekarang sedang menilai situasi layanan skuter elektronik bersama dan menunggu pertemuan dengan pemerintah kota Madrid sebelum mengambil keputusan apa pun," kata juru bicara itu dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara Dott berharap ada dialog konstruktif yang dilakukan dengan pemerintah kota untuk memahami alasan keputusan yang diambil. Dengan begitu, pihaknya dapat mengatasi masalah tersebut dengan benar. "Dan mempertahankan layanan mobilitas yang berguna bagi warga Madrilen dan pengunjung," tambah juru bicara tersebut.

Sementara, juru bicara Lime mengatakan kepada CNN bahwa mereka 'kecewa dengan langkah mengejutkan ini' dan percaya bahwa 'dasar yang disebutkan dalam keputusan ini tidak tepat sasaran'.

"Kami akan mencari cara untuk mendukung pengendara kami di Madrid untuk memastikan mereka memiliki akses terhadap pilihan transportasi yang aman, terjangkau, dan berkelanjutan, dan berharap untuk melanjutkan diskusi dengan Dewan untuk memastikan layanan dapat terus berlanjut," tambah juru bicara tersebut. CNN juga telah menghubungi Tier untuk memberikan komentar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.