Sukses

Lukisan Batik Sepanjang 2,5 Meter Dibuat Jelang Kunjungan Paus Fransiskus ke Kampus Singapura

Paus Fransiskus berada di Singapura pada 11--13 September 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah Indonesia, Papua Nugini, dan Timor Leste, Singapura jadi pemberhentian terakhir dalam agenda lawatan Paus Fransiskus di Asia Pasifik. Menyambut kunjungan Pemimpin Gereja Katotik Dunia itu, Catholic Junior College (CJC) melakukan berbagai persiapan, termasuk menggunakan lukisan batik untuk menyampaikan pesan mendalam.

Paus terjadwal berkunjung ke kampus tersebut besok, Jumat, 13 September 2024, yang merupakan hari terakhirnya di Negeri Singa, lapor Mothership, dikutip Kamis (12/9/2024). Di kesempatan itu, beberapa mahasiswa akan melukis bersama Paus.

Ia akan mengunjungi CJC untuk menghadiri dialog antaragama yang diselenggarakan Kementerian Komunitas, Kebudayaan, dan Pemuda, serta Keuskupan Agung Katolik Roma Singapura. Lebih dari 600 peserta dari lebih dari 50 sekolah, serta organisasi antaragama diperkirakan akan menghadiri dialog tersebut.

Sebagai bagian dari persiapan menyambut kedatangan Paus, CJC menyelenggarakan diskusi antaragama bagi para siswa dan staf, mendorong mereka merenungkan peran mereka dalam menegakkan kerukunan antaragama. Seni telah jadi media utama untuk memfasilitasi percakapan semacam itu.

Ini terutama dalam bentuk lukisan batik, yang disebut sebagai "penghormatan pada akar budaya Asia Tenggara, termasuk Singapura." Visual karya tersebut mencerminkan tema kunjungan Paus, yaitu "Persatuan dan Harapan."

Lukisan sepanjang 2,5 meter dan tinggi 0,9 meter itu menampilkan berbagai tempat keagamaan, seperti sinagog, kuil, masjid, dan gereja yang berdampingan. Meski sebagian orang mungkin menganggapnya seperti jendela kaca patri, CJC menjelaskan bahwa hamparan warna pada lukisan batik sebenarnya menandakan kerukunan antar ras dan agama.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Makna Lukisan Batik

Dijelaskan bahwa setiap garis melambangkan komitmen untuk mendukung solidaritas antaragama, menurut CJC. Paus akan menambahkan sentuhan akhir pada lukisan tersebut bersama empat siswa dari CJC dan dua lain dari Sekolah Menengah St. Anthony's Canossian.

Siswa CJC Sophie O'Hara dan Kavenesh s/o Manivannan akan hadir di antara mereka. Lukisan batik tersebut merupakan "usaha kolektif" para mahasiswa, staf, dan pengajar non-guru. Setiap orang ditugaskan "melukis sapuan kecil warna apapun yang mereka inginkan," sebut Noor Aaliyah Ford, seorang Muslim.

Sebagian besar pekerjaan melukis dilakukan pada perayaan Hari Guru di awal Agustus 2024. "Saya pikir, sangat simbolis untuk melakukan ini pada Hari Guru karena guru adalah mercusuar persatuan dan harapan untuk masa depan," imbuh Ford.

Ia berharap dapat bertemu Paus, dan mengatakan bahwa itu adalah impiannya sejak ia berusia 12 tahun. Segera, ia akan mewujudkan impian itu sebagai peserta dialog antaragama. Sementara itu, O'Hara mengungkap rasa kagumnya terhadap hasil karya seni tersebut.

3 dari 4 halaman

Kesempatan Unik

O'Hara bercerita, "Itu merupakan kegiatan sangat sibuk dengan antrean panjang agar semua orang bisa mencoba (melukis), tapi lukisan itu akhirnya jadi sangat indah." Rekan mahasiswa Kavenesh s/o Manivannan, seorang Hindu, berbicara tentang bagaimana karya seni tersebut akan "menunjukkan pada Paus komitmen kita terhadap persatuan."

Setelah selesai, lukisan tersebut akan dipamerkan di CJC. Kavenesh berkata, "Ini adalah kesempatan yang cukup unik. Mungkin 50 tahun ke depan, angkatan ke-100 CJC juga akan melihatnya. Saya merasa sangat terhormat saat melukisnya." Selain lukisan batik, perguruan tinggi tersebut telah membuat instalasi seni berjudul "Sayap Persatuan dan Harapan."

Menampilkan ratusan burung merpati origami yang dibuat dengan susah payah oleh para mahasiswa, burung merpati tersebut melambangkan doa dan harapan mereka untuk kerukunan antaragama di Singapura. Setelah kunjungan ke CJC, Paus akan menuju Bandara Changi di mana upacara perpisahan akan diadakan Jumat pukul 11.20, waktu setempat.

Paus memiliki jadwal yang padat selama berada di Singapura, lapor CNA. Ia tiba di Singapura dari Dili, Timor-Leste sekitar pukul 14.50 pada Rabu, 11 September 2024, bersama staf dan pejabat Vatikan.

 

4 dari 4 halaman

Jadwal Padat Paus Fransiskus di Singapura

Menurut Vatikan, Paus Fransiskus mengawali jadwal di Singapura dengan mengadakan pertemuan pribadi dengan para anggota Serikat Yesus di Pusat Retret St. Fransiskus Xaverius. Hari ini, Kamis (12/9/2024), Paus disambut resmi di Gedung Parlemen pukul 09.00.

Ia juga bertemu Presiden Singapura Tharman Shanmugaratnam dan Perdana Menteri Lawrence Wong. Sekitar pukul 10.30 hari Kamis, ia berada di teater Pusat Kebudayaan Universitas Nasional Singapura (NUS) untuk pertemuan dengan "pihak berwenang, masyarakat sipil, dan korps diplomatik."

Tharman dan Paus akan menyampaikan pidato kenegaraan di NUS. Pada sore hari, ia akan memimpin misa di Stadion Nasional, yang akan dimulai pukul 17.15, waktu setempat. Semua tiket telah dialokasikan dan mereka yang akan hadir diimbau datang paling cepat pukul 12.30 untuk pemeriksaan tas.

Gerbang dibuka pada pukul 1 siang dan akan ditutup pada pukul 3.45 sore. Paus Fransiskus akan berkeliling lapangan stadion untuk menyapa orang-orang dengan mobil Paus sekitar pukul 4.30 sore sebelum misa dimulai.

Pada Jumat pagi, Paus akan mengunjungi sekelompok orang tua di St Theresa Home dalam sebuah acara tertutup. Ia juga akan mengadakan dialog antar agama dengan para pemuda di Catholic Junior College sebelum meninggalkan Singapura sebelum tengah hari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.