Sukses

Sering Dianggap Tempat Terburuk di Pesawat, Ternyata Kursi Penumpang Paling Belakang Punya Kelebihan

Kursi penumpang pesawat paling belakang ternyata punya kelebihan, apa itu?

Liputan6.com, Jakarta - Dalam penerbangan, kursi penumpang paling belakang seringkali dihindari pada penumpang karena dianggap posisi terburuk. Hal itu lantaran terbatasnya ruang kaki dan posisinya yang dekat dengan toilet pesawat hingga sering menjadi jalur lalu-lalang penumpang.

Namun, seorang penumpang yang sering berpergian memiliki perspektif berbeda terkait kursi penumpang pesawat paling belakang. John Burfitt yang seorang penulis perjalanan berpengalaman bahkan sengaja memilih kursi belakang karena alasan praktis yang sering diabaikan banyak orang. 

Itu terjadi setelah ia terpaksa duduk di kursi kelas ekonomi dengan penumpang di belakangnya terus menerus menendang kursinya dari belakang. "Saat itu juga, saya memutuskan bahwa barisan belakang akan menjadi satu-satunya tempat saya akan duduk dalam penerbangan jarak jauh mulai sekarang," tulis Burfitt di laman escape.com.au, dilansir dari NY Post, Sabtu, 14 September 2024.

"Benar saja, pada penerbangan saya berikutnya, saya memesan kursi di baris belakang kabin dan, yang lebih baik lagi, tempat duduk saya berada tepat di sebelah jendela. Saat saya berada di sudut itu, saya menemukan apa arti cinta maskapai penerbangan yang sebenarnya," klaimnya.

Ia juga sesumbar bahwa duduk di kursi seperti itu tidak perlu khawatir akan terjepit oleh gerobak minuman, ditambah lagi dindingnya juga dapat menopang kepala yang mengantuk dan tertidur. Anda mendapatkan jarak tertentu dari kabin lainnya tanpa harus mengeluarkan uang untuk tiket kelas atas. Kelebihan lainnya, menurut Burfitt, ia bisa menarik simpati awak kabin dan kesempatan mendapat upgrade gratis.

2 dari 4 halaman

Cara Atasi Ketidaknyamanan

Burfitt mengakui bahwa banyak orang yang tak suka duduk di kursi paling belakang lantaran dianggap tak bisa direbahkan. Padahal, menurut dia, 'pada sebagian besar maskapai penerbangan yang pernah saya terbangkan, kursi itu memang bisa berbaring'.

Perihal keributan di toilet, Burfitt punya saran untuk membuatnya lebih nyaman. Ia memakai headphone peredam bising untuk mengatasinya.

Bicara soal kursi penumpang, tujuh maskapai penerbangan Korea Selatan didenda karena gagal mendesain atau mengoperasikan pengaturan kursi prioritas dan menyediakan informasi yang cukup untuk penumpang dengan disabilitas gerak. Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea mengumumkannya pada Rabu, 7 Agustus 2024.

Mengutip Korea Times, Kamis, 8 Agustus 2024, pihak berwenang mengenakan denda sebesar 2,5 juta won (sekitar Rp29 juta) pada masing-masing maskapai penerbangan. Keenamnya adalah Jeju Air, T’way Air, Air Seoul, Air Premia, Air Busan, Eastar Jet dan Aero K.

Menurut kementerian, maskapai penerbangan tersebut melanggar standar kenyamanan lalu lintas udara bagi mereka yang memiliki masalah mobilitas. Operator angkutan udara harus mematuhi standar untuk menjamin keselamatan penumpang penyandang disabilitas, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Bisnis Penerbangan.

 

3 dari 4 halaman

Kursi Ekonomi Memperoleh Kenyamanan Maksimal

Yang terpenting, operator angkutan udara di Korea wajib memberikan layanan yang memudahkan akses bagi penumpang penyandang disabilitas saat naik dan turun dari pesawat. Maskapai penerbangan juga perlu melatih stafnya dengan tepat.

Kementerian menginspeksi 10 maskapai penerbangan dan dua operator bandara di Korea selama sebulan sejak 8 Mei 2024 untuk melihat apakah mereka telah mematuhi standar. Mereka menemukan bahwa Korean Air, Asiana Airlines, Jin Air, dan Korea Airports Corp. memenuhi standar tersebut.

Begitu pula dengan Perusahaan Bandara Internasional Incheon dan Perusahaan Bandara Korea yang mengoperasikan pusat layanan khusus bagi penumpang dengan masalah mobilitas, sekaligus mendukung pergerakan mereka di dalam bandara. Perusahaan-perusahaan tersebut dinilai aktif dalam memperluas layanan khusus di bandara untuk kenyamanan para pelancong, menurut pemeriksaan kementerian.

Namun, maskapai bertarif rendah (LCC) yang disebutkan di atas tidak memenuhi standar tersebut. Aero K, Air Seoul dan Air Premia tidak hanya mengelola kursi prioritas secara tidak memadai tetapi juga gagal memberikan informasi keselamatan dan layanan dalam penerbangan dalam huruf braille, menurut kementerian.

4 dari 4 halaman

Penumpang Perempuan Diizinkan Memilih Gender Penumpang di Sampingnya

 

Sementara itu, salah satu maskapai penerbangan terbesar di India meluncurkan fitur baru yang memungkinkan penumpang wanita untuk memilih kursi dan duduk di samping penumpang perempuan lainnya. Dilansir CNN, Kamis, 13 Juni 2024, maskapai penerbangan tarif rendah IndiGo Airlines menawarkan fitur tersebut sebagai uji coba kepada penumpang wanita yang melakukan check-in untuk penerbangan mereka secara online.

Maskapai yang didirikan pada tahun 2006 ini mengoperasikan lebih dari 2.000 penerbangan domestik dan internasional per hari di India. Dalam pernyataannya, IndiGo mengatakan fitur tersebut, yang akan tersedia bagi wanita yang bepergian sendiri atau sebagai bagian dari pemesanan keluarga, sejalan dengan "etos #GirlPower" mereka.

"IndiGo dengan bangga mengumumkan pengenalan fitur baru yang bertujuan untuk membuat pengalaman perjalanan lebih nyaman bagi penumpang wanita kami," kata maskapai tersebut.

"Kami berkomitmen untuk memberikan pengalaman perjalanan yang tak tertandingi bagi seluruh penumpang kami, dan fitur baru ini hanyalah salah satu dari banyak langkah yang kami ambil untuk mencapai tujuan tersebut."

Meskipun maskapai penerbangan tersebut tidak menjelaskan secara spesifik alasan memberikan perempuan pilihan untuk melihat di mana perempuan lain duduk, penyerangan terhadap perempuan dan anak-anak selama penerbangan komersial dilaporkan secara rutin di seluruh dunia.