Sukses

Ketika Museum Kebangkitan Nasional Selenggarakan Simulasi Sidang PBB bagi Anak-Anak Muda

Tidak kurang dari 21 tim dari 20 provinsi terpilih berpartisipasi dalam simulasi sidang PBB di Museum Kebangkitan Nasional.

Liputan6.com, Jakarta - Bertajuk "Honoring the Past, Inspiring the Future," Museum Kebangkitan Nasional (Muskitnas) telah menyelenggarakan kegiatan Model United Nations (MUN) pada 12 dan 13 September 2024. Itu dijelaskan sebagai simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Muskitnas MUN 2024, yang diikuti para pemuda dari seluruh Indonesia, bermaksud mendorong semangat pengembangan kemampuan di bidang kepemimpinan, diplomasi, dan negosiasi global di tingkat nasional. Acara ini diikuti 168 tim dari 28 provinsi.

Setelah melalui proses seleksi, 21 tim dari 20 provinsi terpilih untuk berpartisipasi dalam simulasi sidang PBB di Museum Kebangkitan Nasional. Dalam keterangannya pada Lifestyle Liputan6.com, Sabtu, 14 September 2024, Plt. Kepala Indonesian Heritage Agency (IHA), Ahmad Mahendra, menyampaikan, "Ke depan, kami berkomitmen menjadikan museum sebagai platform kebangsaan yang dinamis, yang mendorong dialog tentang sejarah masa lalu dan dampaknya bagi masa kini dan masa depan."

"Melalui Muskitnas MUN 2024, kami ingin menginspirasi generasi muda untuk berperan aktif dalam mengatasi tantangan global melalui nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan," imbuhnya. Beberapa pelajar berbakat berhasil meraih penghargaan atas kontribusi dan performa mereka di berbagai kategori selama Muskitnas MUN 2024.

Penanggung Jawab Museum Kebangkitan Nasional, Nur Khozin, menyebut, "Kami melihat semangat luar biasa dari para peserta untuk terlibat aktif dalam dialog kebangsaan dan isu-isu internasional. Melalui kegiatan ini, Museum Kebangkitan Nasional berharap, museum tidak hanya jadi ruang pamer koleksi sejarah masa lalu, tapi juga pusat pembelajaran yang hidup dan relevan bagi generasi masa kini dan masa depan."

2 dari 4 halaman

Daftar Pelajar Peraih Penghargaan Selama Muskitnas MUN 2024

Best Delegate

  • Phillip Matthew Chandra dari SMAK 1 BPK Penabur Bandung
  • Johannes Hendrik dari SMAK 1 BPK Penabur Jakarta
  • Carpentier Alting dari SMAK 1 BPK Penabur Jakarta

Most Outstanding Delegate

  • Dirga Brilliant Saverio Yuwono dari SMA Katolik Rajawali Makassar
  • Christopher Raphael Joy Kuatmaja dari SMAK Kolese Santo Yusup Malang
  • Nadine Naomi Syariel Tamyn dari SMAK Kolese Santo Yusup Malang

Honorable Mention

  • Celine Haurissa dari SMAK 1 BPK Penabur Jakarta
  • Chelsea Victoria Reina dari UPH College
  • Annabelle Claire Fortuna dari UPH College

Best Position Paper

  • Phillip Matthew Chandra dari SMAK 1 BPK Penabur Bandung
  • Jo Fiorentine Emmanuella dari SMAK 1 BPK Penabur Bandung
  • Vellycia Gwen Thalia dari Sekolah Palembang Harapan

Boedi Oetomo Award

  • Fransiscus Divo Marcellino P. dari SMAK Kolese Santo Yusup Malang

Best Costume

  • Naomi Agatha dari Sekolah Palembang Harapan
  • Athallah Kenshou Lelono dari PKBM Piwulang Becik Salatiga
  • Fatiha Nazlina Saaliha dari SMAN 2 Bandar Lampung
3 dari 4 halaman

Best Team Muskitnas MUN 2024

Sementara itu, penghargaan "Best Team" untuk ketiga komite: Historical Crisis Committee Council, The United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) Council, dan Office of the Secretary General's Envoy on Technology (OSGET) Council, jatuh pada SMAK 1 BPK Penabur Jakarta. Penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi peserta lain untuk terus belajar, berkembang, dan berkontribusi secara aktif dalam diskusi isu-isu global.

Penerima anugerah Best Delegate dan Best Letter of Intent dari Historical Crisis Committee, Phillip Matthew Chandra, berbagi, "MUN sering kali diselenggarakan organisasi tertentu atau universitas, tapi ini diselenggarakan oleh museum, khususnya Museum Kebangkitan Nasional."

"MUN di museum memberi pengalaman yang sangat menarik. Kami mendapat pengalaman untuk melakukan diplomasi, diskusi, dan negosiasi di gedung Budi Utomo didirikan, yang juga memiliki nilai sejarah penting tentang kebangkitan nasional."

"Saya dan teman-teman berharap kegiatan seperti Muskitnas MUN ini bisa terus dilaksanakan, sehingga jadi wadah bagi kami untuk tidak hanya mengikuti kegiatan MUN, tapi sekaligus memaknai bagaimana sejarah perjuangan bangsa di museum."

4 dari 4 halaman

Museum yang Lebih Inklusif

Masih dalam upaya mencipatakan peran museum yang lebih inklusif, Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta sebelumnya meluncurkan program "Jebol Keran," singkatan dari Jemput Bola bagi Kelompok Rentan. Tujuannya memudahkan akses kelompok rentan ke museum.

Program itu menawarkan penjemputan gratis dari sekolah atau tempat yang disepakati, tiket masuk tanpa biaya, pemanduan khusus di museum, dan pengantaran kembali ke sekolah. Inovasi layanan itu bermaksud memastikan kunjungan ke museum jadi pengalaman yang menyenangkan dan berkesan.

"Kami ingin memastikan bahwa setiap orang, tanpa terkecuali, dapat menikmati Museum Benteng Vredeburg dengan pengalaman yang menyenangkan. Dengan menghadirkan fasilitas yang inklusif, kami berharap semakin banyak masyarakat yang bisa menikmati rekreasi dan edukasi sejarah bangsa yang menyenangkan, aman, dan nyaman di museum," ujar Penanggung Jawab Unit Museum Benteng Vredeburg, M. Rosyid Ridlo, dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 30 Agustus 2024.

Demi mendukung fasilitas dan program yang inklusif, Museum Vredeburg membekali seluruh pegawai dengan pelatihan sensitivitas disabilitas guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka dalam memberi layanan yang lebih baik pada pengunjung disabilitas. Pelatihan ini meliputi materi tentang empati, regulasi hak disabilitas, ragam disabilitas, serta teknik komunikasi dengan beragam jenis disabilitas yang disampaikan ahli di bidang pendidikan luar biasa.Â