Liputan6.com, Jakarta - Masalah makanan termasuk salah satu dari beragam kontroversi yang terus bermunculan di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara atau PON 2024. Yang terbaru, sejumlah atlet judo yang berlaga di Gelanggang Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh mengeluhkan isi kotak makanan yang disediakan panitia.
Melalui akun Instagram @fakta.indo yang dilansir Senin (16/9/2024), tampak video memperlihatkan kotak snack berisi roti dan santan kemasan. Paket makanan yang diberikan tersebut dinilai tidak sesuai ekspektasi karena semestinya roti diberi pendamping minuman, bukan santan.
Baca Juga
Video itu kemudian dibagikan ulang di sejumlah akun media sosial lainnya, seperti akun Instagram @fakta.jakarta dan akun TikTok @quirjyloop. Unggahan itu pun mendapat banyak komentar pedas warganet.
Advertisement
"Ini baru PON, belum lagi KLIWON. Paling jajanannya kembang 7 rupa," komentar seorang warganet.
"Udah bener itu, sun karanya pengganti susu.. Lejat dan bergiji.,” sahut warganet lain.
"Lengah dikit, disuruh sedot santan 😢,” sindir pengguna yang lain.
"Knp gak sekalian kasih ayam mentah, biar bikin opor sendiri," kata warganet yang lain.
"Sudah permainannya curang, makanan seadanya... Fix ini menjadi salah satu PON terburuk...” imbuh warganet lainnya.
"Td liat berita di tv, katanya budget buat nasi box PON smpe 38 milyar bundd😂 kok makanannya kek makanan bekas gitu sih," timpal warganet lainnya.
Dilansir dari situs LKPP, anggaran untuk konsumsi atlet, pelatih, dan ofisial untuk PON Aceh-Sumut 2024 mencapai Rp42,5 miliar, dengan tender dilakukan melalui E-Purchasing. Konsumsi makan besar untuk atlet dihargai Rp50 ribu, sedangkan snack mencapai Rp18 ribu per porsi.
Nasi Kotak Atlet PON Juga Jadi Sorotan
Sebelumnya, nasi kotak atlet PON jadi sorotan publik. Salah satunya dibagikan akun TikTok atlet kurash asal Lampung, Hadi Prayitno, @hadi_hfc, Senin, 9 September 2024. Di rekaman berdurasi 36 detik tersebut, ia terlihat membuka nasi kotak berisi nasi beserta sejumlah lauk, seperti tumis buncis, dua buah tempe potongan kecil, satu potong ikan, dan sepotong ayam goreng serundeng.
Ia juga mendapat kerupuk, satu pisang goreng, dan beberapa makanan ringan. "Ya begitulah," katanya menutup video tersebut. Melihatnya, warganet mengaku miris.
"Daging ayam nya sekali HAP ludes 🥴," kata salah satunya, sementara yang lain berkomentar, "Fungsi mo*ogi (merek snack) buat apa??? Atlet disuruh makan mo*ogi???"
Temuan itu bukan yang terparah. Melansir merdeka.com, Jumat, 13 September 2024, kontingen dan atlet PON Aceh-Sumut telah memprotes konsumsi yang sering terlambat diantar, tidak layak dimakan karena basi, dan porsi yang sedikit.
Komplain itu ramai-ramai disebar lewat media sosial. Ketua Bidang Konsumsi Pengurus Besar (PB) PON Wilayah Aceh, Diaz Furqan, mengakui adanya komplain soal konsumsi untuk kontingen dan atlet PON Aceh-Sumut dari berbagai daerah.
Advertisement
Tanggapan Menpora Soal Makanan Atlet PON
"Kami memohon maaf atas beberapa kendala. Namun begitu, perbaikan dan evaluasi cepat kami lakukan," kata Diaz pada wartawan, Rabu, 11 September 2024.
Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo mengaku telah mendengar keluhan atlet ihwal makanan yang disediakan panitia. "Ini akan jadi catatan dan evaluasi," tegas Dito saat jumpa pers di Media Center PON di Hotel Hermes, Banda Aceh, Minggu, 8 September 2024.
Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) menduga konsumsi untuk atlet dan kontingen PON XXI kental beraroma korupsi sejak awal. Koordinator MaTA, Alfian, menyebut, berdasarkan dokumen yang didapatnya, per satuan harga nasi kotak untuk atlet PON Rp50.900 per porsi dengan total Rp30,8 miliar.
Sementara untuk makanan ringan, harga satuan Rp18.900 per porsi dengan total harga Rp11,4 miliar. Ia mengatakan, dana pengadaan konsumsi itu bersumber dari pemerintah pusat dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA). Total anggarannya mencapai lebih dari Rp42 miliar.
Sistem Tender Pengadaan Konsumsi PON yang Janggal
"Kalau dilihat dari sisi bujet, pengadaan makanan dan snack di proses perencanaan sudah berpotensi terjadi mark up. Standar di Aceh (makanan) Rp30 ribu itu sudah sangat mewah," ujarnya pada merdeka.com, Kamis, 12 September 2024.
Tapi fakta di lapangan, tutur Alfian, nasi untuk atlet dan kontingen PON banyak yang basi, berulat, dan sering terlambat diantar. "Kalau seperti itu, kondisi makanan sama sekali tidak sampai Rp20 ribu harganya," ujarnya.
Alfian juga mengungkap sistem tender pengadaan konsumsi PON yang janggal. Pemenang tender adalah PT Aktifitas Atmosfir, perusahaan yang beralamat di Cilandak, Jakarta Selatan.
"Skema yang kita lihat dari proses tender saja itu kan dari e-katalog ya dengan mekanisme langsung ditunjuk dan itu salah satu perusahaan beralamat di Jakarta, tapi aktor-aktornya ini ada di Aceh," ungkapnya.
Dalam keterangan terpisah, Diaz mengatakan, makanan untuk atlet dan kontingen yang disediakan vendor konsumsi PT Aktifitas Atmosfir seragam dan tidak berbeda antara satu kontingen dengan kontingen lain. Ia mengaku, makanan dimasak di Aceh, bukan di Jakarta.
Advertisement