Sukses

Hidupkan Sport Tourism Kepri dan Konservasi Penyu, Mandiri Bintan Marathon 2024 Targetkan Jumlah Pelari Naik 2 Kali Lipat

Mandiri Bintan Marathon kembali digelar setelah absen sejak 2019 karena pandemi Covid-19. Kini, jumlah pelari ditargetkan meningkat dua kali lipat.

Liputan6.com, Jakarta - Mandiri Bintan Marathon 2024 digelar setelah absen selama empat tahun akibat pandemi Covid-19. Diselenggarakan dua hari, pada 2--3 November 2024, ajang itu diharapkan bisa kembali menghidupkan sport tourism yang menjadi andalan Bintan dalam menarik wisatawan.

Chief Operating Officer Bintan Resorts, Abdul Wahab mengungkapkan ajang lari itu akan kembali menghadirkan empat kategori eksisting, yakni marathon, half marathon, 10 k, dan 5 k. Mereka menambahkan satu kategori lain, yakni untuk keluarga, dengan jarak 3 kilometer. 

Pada tahun ini, ia menargetkan komposisi pelari Indonesia sebagai peserta akan lebih banyak dibandingkan pelari asing. Indikasinya terlihat dari pelari yang saat ini sudah mendaftar sekitar 1.000 orang.

"Dalam catatan kami, dari 1000 peserta, hampir 70 persen dari Indonesia karena teman-teman sudah mulai promosikan Mandiri Bintan Marathon di luar Bintan," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu, 18 September 2024. 

Menurut Wahab, situasinya sama sekali berbeda dari saat ajang tersebut digelar pertama kali pada 2017. Saat itu, komposisi pelari dari Indonesia dan asing seimbang, 50:50. Jumlahnya juga hanya 1.500 orang. Jumlahnya bertambah menjadi sekitar 2.000 peserta pada 2019 dengan peserta 60 persen adalah WNI.

Ia menargetkan ajang lari itu kali ini akan diiikuti sekitar 2.500--3.000 pelari baik dari dalam maupun luar negeri. "Kami harap peserta dari Singapura, baik ekspatriat dan WN Singapura juga ikut serta. peserta luar Kepri, khususnya Jabodetabek, juga bisa datang ke Bintan," sambungnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Daya Tampung Akomodasi

Dengan jumlah pelari sebanyak itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Kepri Guntur Sakti menyatakan akomodasi di Pulau Bintan masih bisa menampung. Saat ini, ada 19 hotel dan resort yang beroperasi di pulau seluas 23 ribu hektare tersebut dengan kapasitas sekitar 3.000 kamar.

"Kalaupun tidak bisa, bisa dialihkan ke kawasan Trikora dan Tanjung Pinang yang kapasitasnya 2.000 kamar, baik hotel maupun homestay," ujarnya.

Akses diakui menjadi tantangan bagi peserta yang datang dari luar Kepri. Sejauh ini, ada tiga maskapai yang melayani penerbangan dari Jakarta menuju Tanjung Pinang, ibu kota Kepri, yakni Garuda Indonesia, Citilink, dan Batik, dengan harga tiket rata-rata lebih dari Rp1 juta per sekali jalan. Mereka harus menyambung naik ferry menuju Bintan.

Terdapat juga penerbangan dari Jakarta yang mendarat di Batam dan perlu menyambung ferry ke Bintan. Alternatif berikutnya adalah memesan tiket ke Singapura dan lanjut naik ferry ke Bintan via Terminal Tanah Merah.

"Soal harga pesawat tinggi untuk datang ke Bintan, kami coba redam supaya harga bisa dapat dengan (bundling) paket lain," kata Wahab.

3 dari 4 halaman

Kelebihan Marathon di Bintan

Selama peserta menginap, mereka akan disiapkan shuttle dari hotel masing-masing untuk mengantarkan mereka ke titik start. Race Director Mandiri Bintan Marathon dari ISport, Pandu Bagus Buntaran menyatakan kelebihan ajang lari tersebut dibandingkan ajang serupa adalah suasana yang sama sekali berbeda.

"Bintan Marathon akan dibikin dua hari, Sabtu untuk 3K dan 5K. Minggu, racenya 10K, Half Marathon, dan Marathon. Sengaja kita pisah supaya keadaan di rute lari kondusif. Pelari cepat tidak terhalang oleh pelari lambat," ujar Pandu.

Selain itu, ia menjamin acara tersebut steril 100 persen dari kendaraan bermotor dan klakson. Pelari akan dihibur tanpa kebisingan kota dengan rute lari berada di tepi pantai berpasir putih atau melewati hutan mangrove dan kemungkinan bertemu dengan monyet-monyet Bintan.

"Full steril dari titik nol sampai titik 42,195 km," ujarnya. Bahkan, jumlah cone yang dipakai hanya 500 buah, jauh lebih sedikit dibandingkan ajang Borobudur Marathon yang juga dikelolanya Isport karena harus menempatkan 6000 kerucut di sepanjang rute lari.

Para pelari juga akan dijaga dua jenis marshall, yakni fix dan mobile. Tersebar 15 titik medis dengan ambulans yang akan beroperasi hilir mudik untuk membantu pelari yang mengalami masalah kesehatan. Harga tiketnya mulai dari Rp200 ribu hingga Rp1 juta tergantung kategori.

4 dari 4 halaman

Dukung Upaya Konservasi Penyu Sisik

Ajang lari itu juga digelar untuk mendukung upaya konservasi penyu sisik di Pulau Bintan. Wahab menegaskan bahwa program konservasi penyu yang dilakukan bukan bertujuan wisata, tetapi untuk edukasi.

"Pada hari pertama, hari keluarga, kami akan sampaikan ke keluarga bahwa Bintan didirikan untuk berfungsi sebagai tempat konservasi alam," ujarnya.

Ia mengatakan penyu sudah mulai kembali ke Bintan setelah lama tidak pernah pulang. Salah satu resor melaporkan bahwa tamu melihat penyu bertelur di pantai tersebut. Keberadaannya menunjukkan bahwa kondisi habitatnya sudah kembali pulih karena penyu suka tempat yang bersih.

Tidak hanya penyu, Bintan juga ingin merimbunkan kembali hutan mangrove. Menurut Wahab, 40 persen wilayah di Bintan ditujukan untuk kawasan konservasi, termasuk mangrove yang merupakan spesies yang sudah ada sebelumnya.

"Kami sangat menghargai tamu-tamu kita yang tidak buang sampah di lokasi. Kalau ada sampah plastik, itu akan memusnahkan turtle karena mereka mengira plastik sebagai ubur-ubur," ujar Wahab.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.