Liputan6.com, Jakarta - Ada sejumlah aturan yang harus ditaati penumpang pesawat komersial. Tidak hanya soal barang bawaan, namun juga terkait bau ketek maupun bau badan secara umum.
Melansir QZ, Kamis, 19 September 2024, beberapa maskapai penerbangan AS dikatakan berhak mengeluarkan penumpang dari pesawat jika mereka berbau tidak sedap. Itu hanyalah satu baris dalam dokumen sepanjang satu halaman, yang dikenal sebagai kontrak pengangkutan, yang dicantumkan maskapai penerbangan di situs web mereka.Â
Delta Airlines mencatat bahwa maskapai dapat menolak penumpang "ketika mereka memiliki kondisi bau badan tidak sedap." Anda tidak dapat terbang dengan American Airlines jika memiliki "bau badan tidak sedap yang tidak disebabkan cacat atau penyakit."
Advertisement
United Airlines mengambil langkah lebih jauh dengan menolak melayani "penumpang yang memiliki atau menyebabkan kondisi bau tidak sedap," selain individu yang memenuhi syarat sebagai disabilitas. Aturan tersebut tidak hanya berlaku di AS.
Seorang penumpang dilaporkan dikeluarkan dari penerbangan Air Canada Jazz pada 2010 setelah penumpang lain mengeluhkan bau tidak sedap. Ketentuan Air Canada menyatakan bahwa maskapai penerbangan dapat menolak layanan "jika penumpang memiliki bau tidak sedap, seperti dari luka yang mengeluarkan cairan."
Kasus lain terjadi pada 2019 saat sepasang suami istri asal Michigan, AS, dan putri mereka yang saat itu berusia 19 bulan dikeluarkan dari penerbangan American Airlines setelah maskapai memberi tahu mereka bahwa penumpang lain dan awak kabin mengeluh tentang bau badan mereka.
Penumpang Dikeluarkan karena Bau Badan
Melansir Washington Post, Yossi Adler mengatakan, ia dan istrinya, Jennie, sedang dalam perjalanan pulang dari liburan di Miami ketika mereka diberitahu ada keadaan darurat dan mereka harus keluar dari pesawat. Pasangan tersebut memiliki delapan anak lain di rumah mereka di Southfield, Michigan.
Jadi, Adler berbagi bahwa ia dan istrinya khawatir mungkin ada insiden yang melibatkan salah satu dari mereka. Kemudian, katanya, ketika ia dan istrinya turun dari pesawat dan maskapai memberi tahu mereka bahwa mereka telah dikeluarkan karena bau tidak sedap, mereka merasa dipermalukan, frustrasi, dan bertanya-tanya tentang alasan sebenarnya.
"Jelas, ada alasannya," kata Adler, yang beragama Yahudi, dalam sebuah wawancara telepon dengan The Washington Post. "Tapi, saya pikir itu adalah anti-Semit. Bahkan jika tidak demikian, mereka bersikap anti-Semit setelahnya."
Sementara itu, maskapai penerbangan tersebut mengatakan karyawannya tidak mengetahui agama Adler. Si penumpang pesawat mengatakan, voucer yang diberikan American Airlines untuk makanan dan penginapan tidak berlaku, jadi ia harus membayar sendiri.
Maskapai penerbangan itu mengatakan bahwa hal itu seharusnya tidak terjadi, tapi mereka menyelidiki masalah tersebut dan memastikan bahwa biaya tersebut diganti.
Advertisement
Kejadian Serupa Tahun Ini
Dalam insiden berbeda tahun ini, beberapa karyawan American Airlines telah diberhentikan sementara karena keterlibatan mereka dalam insiden di mana penumpang kulit hitam dikeluarkan dari pesawat setelah adanya keluhan tentang bau badan, lapor BBC.
Tiga penumpang mengajukan gugatan terhadap maskapai tersebut pada Mei 2024, dengan tuduhan diskriminasi rasial dalam insiden tanggal 5 Januari 2024. Dalam sebuah catatan pada karyawan, CEO Robert Isom mengatakan bahwa insiden tersebut tidak dapat diterima dan perusahaan "gagal" dalam komitmennya melayani pelanggan.
"Kami meminta pertanggungjawaban mereka yang terlibat, termasuk mengeluarkan anggota tim dari layanan," kata maskapai tersebut dalam sebuah pernyataan. Perusahaan tersebut juga telah mengumumkan sejumlah inisiatif yang bertujuan mencegah terjadinya insiden semacam itu.
Ini termasuk membentuk "kelompok penasihat" yang berfokus pada pengalaman terbang penumpang kulit hitam. Dalam gugatan pada Mei 2024, tiga pria, yang tidak duduk bersama dan tidak saling kenal, mengatakan bahwa setiap pria kulit hitam dikeluarkan dari penerbangan antara Phoenix, Arizona, dan New York City.
Â
Insiden Diduga Rasis
Total delapan penumpang dikeluarkan. "American Airlines memilih kami karena berkulit hitam, mempermalukan kami, dan menghina kami," kata mereka dalam sebuah pernyataan. Ketiga pria tersebut: Alvin Jackson, Emmanuel Jean Joseph, dan Xavier Veal, akhirnya diizinkan untuk kembali duduk di kursi mereka setelah protes.
Dalam surat pada karyawan tertanggal 18 Juni 2024, Isom mengatakan bahwa ia "sangat kecewa dengan apa yang terjadi dalam penerbangan dan kegagalan prosedur kita." "Kita gagal memenuhi komitmen dan mengecewakan pelanggan," katanya.
Ia menambahkan bahwa maskapai penerbangan tersebut "teguh dalam komitmen" untuk bekerja sama dengan organisasi hak-hak sipil, seperti National Association for the Advancement of Colored People (NAACP) untuk "membangun kembali kepercayaan" para pelanggan, terutama mereka yang berkulit hitam.
Insiden ini bukan pertama kalinya American Airlines menghadapi tuduhan diskriminasi. Dalam insiden terpisah pada tahun 2017, NAACP memperingatkan para pelancong kulit hitam untuk menghindari maskapai penerbangan tersebut, dengan alasan pola perilaku "tidak sopan," "diskriminatif," serta "budaya perusahaan yang tidak peka terhadap ras dan kemungkinan bias rasial.'
Mereka mencabut peringatan tersebut tahun berikutnya setelah maskapai mengumumkan telah membuat perubahan pada operasinya. Namun, pada 4 Juni tahun ini, lembaga itu memperingatkan bahwa mereka dapat memberlakukan kembali peringatan tersebut kecuali maskapai memberi "tanggapan yang cepat dan tegas" terhadap insiden bulan Januari tersebut.
Advertisement