Liputan6.com, Jakarta - Ratu Margrethe dari Denmark dilarikan ke rumah sakit setelah terjatuh di kediamannya, Istana Fredensborg di Kopenhagen, pada Rabu, 18 September 2024. menurut berbagai laporan. Akibatnya, sejumlah acara yang akan dihadirinya dibatalkan.
"Ratu baik-baik saja, tetapi untuk sementara dirawat di rumah sakit untuk observasi,” Lene Balleby, kepala komunikasi Istana Kerajaan Denmark, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dibagikan oleh outlet Denmark B.T. dan Ekstra Bladet, dikutip dari People, Minggu (22/9/2024).
Kastil Fredensborg adalah tempat peristirahatan musiman bagi keluarga Kerajaan Denmark, sering digunakan pada bulan-bulan musim panas. Ibu Raja Frederik dijadwalkan mengisi agenda kerajaan pada 19 September 2024 dan hadir di sebuah acara memeringati 75 tahun Departemen Arkeologi di Universitas Aarhus.
Advertisement
Namun, pihak kerajaan mengonfirmasi bahwa kehadirannya dibatalkan, setelah dia terjatuh. Tidak ada informasi lebih lanjut yang diberikan.
Ratu Margrethe belajar arkeologi di Universitas Cambridge di Inggris dan memperoleh gelar dalam bidang arkeologi prasejarah, menurut biografi kerajaannya. Ia sempat mengatakan bahwa jika tidak menjadi Ratu, dia akan menjadi seorang arkeolog, menurut Associated Press.
Ratu Margrethe terus menjalankan peran kerajaannya, meskipun dengan tugas seremonial yang dikurangi, setelah turun takhta pada Januari 2024. Pada awal tahun ini, ia mengambil langkah penting dalam sejarah kerajaan dengan memutuskan menyerahkan posisinya kepada putranya, Raja Frederik, dalam peringatan ke-52 tahun ia menjadi Ratu Denmark. Margrethe merupakan ratu kerajaan terlama sebelum turun.
Sukarela Turun Takhta
Margrethe menjadi penguasa Denmark pertama yang secara sukarela turun tahta dalam hampir 900 tahun. Pengumuman pertamanya pada Desember 2023 saat itu mengejutkan publik di seluruh negeri ketika dia mengumumkan rencana tersebut pada bulan Desember 2023, karena dia sebelumnya mengisyaratkan bahwa dia bermaksud untuk memerintah seumur hidup.
Langkah tersebut membuat putra sulungnya Raja Frederik X dan istrinya, Ratu Mary, serta keempat anak pasangan tersebut, yakni Putra Mahkota Christian (18), Putri Isabella (17), dan si kembar berusia 13 tahun Pangeran Vincent dan Putri Josephine masing-masing naik satu tingkat di garis suksesi.
Ratu Margrethe merupakan raja yang paling lama memerintah dalam sejarah Denmark sebelum melepaskan jabatannya, dan mengacu pada rekor pemerintahannya dan operasi punggungnya pada bulan Februari dalam pidatonya yang mengungkapkan berita tersebut.
"Dalam waktu dua minggu saya akan menjadi Ratu Denmark selama 52 tahun. Masa sepanjang itu akan meninggalkan kesan pada siapa pun – juga pada saya! Angka itu memakan banyak waktu, dan jumlah 'penyakit' meningkat. Seseorang tidak dapat melakukan sebanyak yang berhasil dilakukan di masa lalu," Ratu Margrethe memulai Pidato Tahun Baru tradisionalnya, yang diterjemahkan ke bahasa Inggris.
Advertisement
Sakit Punggung Ratu Margrethe
Ratu Margrethe menggunakan alasan kesehatan sebagai pemicu untuk mundur. Pada Februari 2023, ia sempat menjalani operasi punggung ekstensif dan berjalan sukses.
"Tak pelak, operasi tersebut memberikan pemikiran tentang masa depan – apakah sekarang adalah waktu yang tepat untuk meninggal dunia. tanggung jawab kepada generasi berikutnya," katanya. "Saya telah memutuskan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat (untuk turun takhta).
Ratu Margrethe terakhir kali muncul di publik pada pembukaan Konferensi Sclerosis ECTRIMS 2024 di Kopenhagen pada 18 September 2024. Ia menghadiri konferensi penelitian medis internasional terbesar di dunia tentang multiple sclerosis. Ratu telah menjadi pelindung Sclerosis Association sejak 1959.
Sementara, posisi Ratu Denmark kini diisi oleh Mary. Ia mencetak sejarah karena menjadi orang Australia pertama yang menjadi Ratu Denmark.
Secara hukum, Mary menjadi permaisuri dan bergelar Dronnning af Danmark saat suaminya naik takhta menjadi Raja Denmark. Gelarnya menjadi kian berharga karena ia menjadi warga biasa pertama yang menjabat sebagai ratu Denmark, seperti diungkapkan Jordan Times.
Melansir laman Vogue Arabia, Senin, 15 Januari 2024, memiliki nama asli Mary Elizabeth Donaldson, Ratu Mary lahir di Hobart, Australia. Ia menghabiskan hampir seluruh masa kecilnya di Tasmania, kecuali satu tahun ketika keluarganya pindah ke Houston, Texas, Amerika Serikat (AS) karena ayahnya bekerja di Johnson Space Center.
Profil Singkat Ratu Mary
Wanita kelahiran 5 Februari 1972 ini tidak berasal dari latar belakang bangsawan formal, sama seperti Kate Middleton. Sebaliknya, orangtuanya bekerja di dunia akademis. Ibunya, Henrietta, adalah asisten eksekutif wakil rektor Universitas Tasmania, sedangkan ayahnya adalah seorang profesor matematika.
Mary dan Frederik bertemu di Slipp Inn, sebuah bar di Sydney, selama perhelatan Olimpiade pada 2000. Ketika itu, Raja Frederik tengah bersama dengan Raja Felipe VI dari Spanyol (saat itu Pangeran Asturias), yang mengenal teman sekamar Mary. Keduanya pun saling mengenal lebih dekat dan kemudian menjalin hubungan jarak jauh.
Keduanya memutuskan menikah pada Mei 2004. Mary mengenakan gaun pengantin sutra lengan panjang dilengkapi kerudung renda pada pesta pernikahannya di Gereja Katedral, Kopenhagen. Ketika itu, pers menggambarkan pernikahan keduanya bak cerita dongeng modern, karena seorang raja menikahi rakyat biasa.
Dalam biografi resminya, keluarga kerajaan menyoroti karya Mary dalam memajukan dan meningkatkan kehidupan perempuan. Ia merupakan penggagas The Mary Foundation, yang berfokus pada pemberantasan penindasan dan kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu, ia merupakan pelindung dari Maternity Foundation, yang berfokus pada kesehatan reproduksi perempuan.
Advertisement