Sukses

Panda Jadi-jadian di Kebun Binatang China Gegerkan Publik, Pengelola Tak Merasa Bersalah

Panda jadi-jadian kembali menuai perhatian setelah kebun binatang di China memajangnya. Pengelola tidak merasa bersalah.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kebun binatang di China menarik perhatian setelah menempatkan panda jadi-jadian di salah satu ruang kacanya. Pihak kebun binatang pun mengakui bahwa hewan bintangnya itu hanyalah anjing chow-chow montok yang diwarnai.

Seorang pengunjung kebun binatang merekam keberadaan panda jadi-jadian itu di sebuah kebun binatang di selatan Provinsi Guangdong. Video yang diunggah Senin, 16 September 2024, di Douyin, aplikasi TikTok di China, itu pun menjadi viral dengan dibagikan lebih dari 1,4 juta kali dan disukai lebih dari 725 ribu pengguna.

Dalam foto yang dibagikan pengguna lain di media sosial, anjing berwarna hitam putih itu berada dekat papan petunjuk yang bertuliskan 'anjing diwarnai'. "Kami menyebutkan Anjing Panda, seekor anjing peliharaan yang terlihat mirip panda, diwarnai dan didandani oleh Chow Chow. Kami lembut, pintar, ramah, lucu, dan menggemaskan," bunyi papan petunjuk itu.

Manajer kebun binatang bermarga Huang mengatakan anjing-anjing itu menjadi salah satu atraksi utama mereka. "Anda bisa melihat namanya, kami adalah 'Surga Hewan Aneh dan Peliharaan yang lucu'," kata perempuan itu kepada media terafiliasi pemerintah, Sichuan Observation, dikutip dari CNN, Minggu, 22 September 2024.

"Ini adalah anjing Chow Chow yang dilukis (seperti panda), karena ini adalah bagian dari spesialisasi kami," ia menegaskan.

Menurut American Kennel Club, Chow Chows adalah "anjing serbaguna dari Tiongkok kuno", yang dikenal karena tubuhnya yang halus, kompak, dan berotot. Anjing itu juga dikenal memiliki "bulu kasar atau halus berwarna merah, hitam, biru, kayu manis, atau krem".

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bukan Kasus Pertama

Bukan sekali ini kebun binatang mewarnai anjing chow chow sebagai panda. Pada Mei 2024, sebuah kebun binatang di provinsi Jiangsu timur memicu kemarahan setelah pengunjung menemukan bahwa kebun binatang tersebut mengecat dua ekor anjing hitam dan putih agar menyerupai panda. Menyusul kritik yang meluas, pihak kebun binatang mengakui tipu muslihat tersebut.

Sebuah kafe di kota barat daya Chengdu juga dikecam pada 2019 karena menawarkan layanan mewarnai hewan peliharaan agar terlihat seperti panda. Pada 2016, toko hewan peliharaan di Guangdong kedapatan menjual anjing yang dwarnai agar terlihat seperti miniatur harimau.

Meski kritik ditujukan pada kebun binatang yang "mempromosikan pengecatan hewan peliharaan dengan warna-warna yang mewakili hewan liar", seorang pejabat kebun binatang mendukung keputusan kebun binatang itu. Ia mengatakan kepada Qilu Evening News, "Orang normal mewarnai rambut mereka. Anjing juga bisa mewarnai rambut mereka."

Sementara, Pusat Penangkaran panda raksasa di Chengdu, China, bertindak tegas dengan melarang 12 turis mengunjungi pusat tersebut seumur hidup. Larangan ini diberlakukan setelah para turis tersebut dilaporkan berperilaku buruk di sekitar panda-panda yang ada di sana.

3 dari 4 halaman

Pengunjung Dilarang Masuk Penangkaran Panda Seumur Hidup

Mengutip laman CNN, Jumat, 21 Juni 2024, menurut unggahan di akun WeChat resmi Research Base, para turis yang melanggar aturan tersebut terlihat melemparkan rebung, batang lolipop, rokok, telur, roti, dan meludah di area bermain panda di luar ruangan. Beruntung, panda-panda tersebut tidak mengalami masalah kesehatan akibat perilaku buruk para turis tersebut.

 Meskipun basis penelitian tidak secara terbuka mengidentifikasi tamu-tamu terlarang atau kewarganegaraan mereka, unggahan WeChat tersebut menjelaskan bahwa pelanggaran tersebut terjadi antara April dan Juni 2024. Para pelanggar aturan itu berusia antara 26 dan 61 tahun.

Pangkalan Penelitian Penangkaran Panda Raksasa merupakan salah satu tempat wisata paling populer di Chengdu. Untuk memastikan keselamatan hewan dan pengunjung, pusat ini memiliki petunjuk pengunjung yang terperinci di situs webnya.

Petunjuk tersebut mengingatkan pengunjung untuk tetap tenang, menjaga jarak dengan binatang, dan tidak membuang sampah sembarangan atau meludah di area aktivitas hewan. Peringatan tersebut juga menyatakan bahwa pelanggaran aturan ini dapat mengakibatkan hukuman yang berbeda-beda, mulai dari kritik dan edukasi, pelarangan masuk selama satu tahun, pelarangan masuk selama lima tahun, hingga pelarangan masuk seumur hidup. 

4 dari 4 halaman

Alat Diplomasi Lunak China

Pangkalan Penelitian Pembibitan Panda Raksasa di Chengdu telah beroperasi sejak 1987 dan menjadi salah satu pusat penelitian kelas dunia, pusat pendidikan konservasi, dan tujuan wisata pendidikan internasional. Pusat ini bertujuan untuk menciptakan kembali habitat alami panda raksasa yang merupakan hewan asli Tiongkok.

Upaya ekstrem dilakukan oleh para ilmuwan di pusat ini, termasuk mengenakan kostum panda yang disemprot dengan air seni panda untuk menciptakan lingkungan yang alami bagi hewan-hewan tersebut. Pada 2018, World Wildlife Fund meningkatkan status panda raksasa dari "terancam punah" menjadi "rentan". Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.800 panda yang hidup di alam liar.

Sementara, China menggunakan panda sebagai salah satu alat diplomasi dengan negara-negara sahabat. Negeri tirai bambu meminjamkan hewan nasional mereka ke pusat konservasi negara lain dalam jangka waktu tertentu, termasuk ke Indonesia. Sepasang panda bernama Cai Tao dan Hu Chun tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Kamis pagi, 28 September 2017.

Panda itu kemudian dirawat di Taman Safari Indonesia di Bogor. Keduanya dipinjamkan selama 10 tahun. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.