Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah China mengumumkan tengah menyelidiki PVH Corp, perusahaan peritel busana asal Amerika Serikat yang memiliki merek Calvin Klein dan Tommy Hilfiger. Perusahaan itu disebut menolak menggunakan kapas dari wilayah Xinjiang.
Mengutip dari laman CNN, Rabu, 25 September 2024, langkah ini diambil setelah perusahaan tersebut diduga melanggar prinsip transaksi pasar normal. Investigasi ini bisa berujung pada sanksi serius yang melarang PVH Corp berbisnis di China, pasar utama bagi perusahaan tersebut.
Langkah tersebut diumumkan oleh Kementerian Perdagangan China pada hari Selasa, 24 September 2024. Hanya sehari setelah pemerintahan Biden mengusulkan kemungkinan larangan penjualan atau impor kendaraan pintar di Amerika Serikat, yang menggunakan teknologi China atau Rusia tertentu karena masalah keamanan nasional.
Advertisement
Dalam pernyataan resminya, Kementerian tersebut menyatakan bahwa PVH Corp yang berkantor pusat di New York diduga melakukan boikot terhadap kapas dari Xinjiang, wilayah di ujung barat China yang menjadi pusat kontroversi global terkait dugaan pelanggaran hak asasi manusia.
PVH Corp bisa dimasukkan ke dalam daftar entitas yang tidak dapat diandalkan China, yang berakibat pada pelarangan perusahaan tersebut untuk mengimpor, mengekspor, dan berinvestasi di China. Saat ini, ada lima perusahaan Amerika dalam daftar tersebut, yang sebagian besar merupakan produsen pertahanan dan tidak memiliki operasi bisnis di China.Â
Dalam pernyataan yang dikirim ke CNN pada hari Rabu, PVH Corp menegaskan bahwa mereka menjaga kepatuhan yang ketat terhadap semua hukum dan peraturan yang relevan di semua negara dan wilayah tempatnya beroperasi. "Kami berkomunikasi dengan Kementerian Perdagangan Tiongkok dan akan menanggapi sesuai dengan peraturan yang relevan," kata perwakilan PVH Corp.
Alasan Larangan
PVH Corp, dalam pedoman rantai pasokan pengecernya, melarang sumber langsung atau tidak langsung dari Xinjiang. Amerika Serikat mulai melarang semua barang yang diproduksi di wilayah tersebut pada bulan Juni 2022.
Hal ini menyusul diberlakukannya undang-undang kerja paksa yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden pada tahun sebelumnya. Menurut Laporan Kebebasan Beragama Internasional tahun 2018 dari Departemen Luar Negeri AS, 2 juta orang Uighur dan anggota kelompok etnis mayoritas Muslim lainnya telah ditahan sejak tahun 2017.
Fasilitas penahanan yang dibangun atau diubah secara khusus di Xinjiang menjadi sasaran penyiksaan, penganiayaan fisik, dan penahanan berkepanjangan tanpa pengadilan karena agama dan etnis mereka. China menggambarkan fasilitas tersebut sebagai pusat pelatihan kejuruan.
Mereka mengklaim pada 2019 bahwa pusat-pusat tersebut telah ditutup. Para pejabat China secara konsisten membantah semua tuduhan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang.Â
Jika PVH Corp dilarang berbisnis di China, ini akan menjadi pukulan telak bagi perusahaan tersebut. Seperti perusahaan mode global lainnya, PVH Corp memiliki sumber daya yang luas di negara tersebut.Â
Advertisement
Calvin Klein Anggap China Penting
Calvin Klein juga memiliki kantor fisik di hampir setiap provinsi di China, dalam tinjauan tahunan 2023. Perusahaan tersebut menyatakan bahwa China merupakan mesin pertumbuhan yang penting, yang tumbuh lebih dari 20 persen dalam mata uang lokal selama tahun tersebut.
"Kami terus berfokus pada peningkatan kesadaran merek secara keseluruhan, terutama di China, tempat Calvin Klein dan Tommy Hilfiger kurang diminati, tambah laporan tersebut," keterangan dari pihak Calvin Klein.Â
Merek pakaian Barat telah menghadapi tekanan di China atas posisi mereka terhadap kapas Xinjiang sebelumnya. Pada bulan Maret 2021, perusahaan multinasional Swedia H&M ditarik dari toko e-commerce utama di China dan diblokir oleh beberapa aplikasi navigasi, ulasan, dan pemeringkatan utama.
Namun, reaksi keras tersebut berakhir sekitar setahun kemudian dan produk-produknya kembali tersedia secara daring. Dengan ketegangan yang terus meningkat antara Amerika Serikat dan China, masa depan bisnis PVH Corp di negara tersebut kini berada dalam ketidakpastian.
Â
Iklan Calvin Klein Dilarang
Sebelumnya, sebuah iklan Calvin Klein telah dilarang setelah adanya keluhan bahwa gambar yang digunakan "terlalu mengumbar seks". Poster tersebut menampilkan penyanyi Inggris FKA Twigs sebagai modelnya.
Melansir BBC, Rabu, 10 Januari 2024, dalam poster, penyanyi berusia 36 tahun itu mengenakan kemeja yang memperlihatkan separuh tubuhnya, sisi bokong dan separuh salah satu payudaranya. Di atas poster ada keterangan berbunyi, "Calvins or nothing (Calvins atau tidak sama sekali)".
Otoritas Standar Periklanan (ASA) menemukan bahwa iklan tersebut kemungkinan besar akan menimbulkan pelanggaran serius karena menjadikan perempuan sebagai objek. Regulator memutuskan bahwa "komposisi gambar menempatkan fokus pemirsa pada tubuh model dibandingkan pada pakaian yang diiklankan".
Pihaknya pun menyebut bahwa dengan berfokus pada "fisik yang menonjol" dari FKA Twigs, telah "menghadirkannya sebagai objek seksual stereotip". "Oleh karena itu kami menyimpulkan iklan tersebut tidak bertanggung jawab dan kemungkinan besar akan menyebabkan pelanggaran serius," jelas pihak ASA.
Advertisement