Liputan6.com, Jakarta - Jangan sampai waktu berlibur menyenangkan seketika berubah jadi mimpi buruk, karena Anda sakit. Penyakit-penyakit, seperti mpox, malaria, dan demam berdarah, merupakan beberapa di antara penyakit yang bisa saja menyerang selama melancong. Maka itu, penting mengetahui vaksin-vaksin tertentu sebelum berlibur.
Vaksinasi tidak hanya melindungi individu, namun membantu mencegah penyebaran penyakit di komunitas luas. Kekhawatiran global meningkat karena penyebaran beberapa penyakit berbahaya, seperti mpox, yang memakan korban 3,3 persen.
Baca Juga
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyarankan dua dosis vaksin Jynneos bagi mereka yang berisiko tinggi terinfeksi mpox. Para pelancong disarankan untuk terus waspada, mempertimbangkan vaksinasi sebelum bepergian ke daerah dengan kasus meningkat.
Advertisement
Melansir CNN, Sabtu, 21 September 2024, pada Agustus 2024, Swedia jadi negara pertama di luar Afrika yang mengonfirmasikan kasus strain mpox lebih baru dan parah. Selain itu, ada penyakit lain yang menjangkit melalui vektor, yaitu demam berdarah dan malaria.
Berbagai vaksinasi untuk penyakit tersebut telah tersedia, namun penting menyadari vaksin tidak selalu memberi perlindungan "Orang-orang yang sebelumnya belum pernah tertular virus tersebut disarankan menunda pemberian vaksin, sementara uji coba masih berlangsung," kata Dr. Nicky Longley, konsultan penyakit menular dan kedokteran perjalanan di The Hospital For Tropical Diseases di University College London Hospital.
"Sebagai gantinya," ia menyambung. "(Pelancong disarankan) mengambil tindakan pencegahan terhadap gigitan nyamuk, sebagaimana seharusnya dilakukan semua orang terlepas dari status vaksinasi mereka."
Menjaga diri, wisatawan diharapkan menggunakan obat nyamuk, serta mengenakan kemeja lengan panjang dan celana panjang dengan diberi permethrin. Upaya ini dilakukan agar pelancong terhindar dari virus mematikan.
Vaksin Dengue dan Malaria
Vaksin dengue dan malaria, yaitu Qdenga mulai tersedia di beberapa negara, termasuk Inggris dan Amerika Serikat. Namun, para ahli seperti Dr. Nicky Longley memperingatkan bahwa vaksin tersebut bukan solusi sempurna.
"Vaksin Qdenga mengurangi risiko sakit parah dan kematian jika Anda terserang demam berdarah untuk kedua kalinya. Tapi jika Anda belum pernah terserang demam berdarah sebelumnya, vaksin ini hampir tidak memberi perlindungan dan ada risiko teoritis bahwa vaksin ini dapat meningkatkan risiko infeksi parah," ungkap Dr. Longley.
Ia juga menekan, pelancong yang belum pernah terpapar virus, disarankan menunda vaksinasi dan tetap menggunakan langkah-langkah pencegahan, seperti obat nyamuk. Di sisi lain, seorang pelancong bernama Chris Dwyer mengaku menyambut keberadaan vaksin Qdenga setelah terserang demam berdarah ketika berlibur pada 2014 lalu.
Gejala yang dia rasakan saat itu adalah nyeri sendi, demam, lemas, dan suhu tubuh semakin memburuk. "Saya serius mempertimbangkan untuk divaksin dengan Qdenga sekarang, karena saya sering berada di Asia dan tahu betapa berbahayanya jika sakit lagi," ujar Dwyer.
Advertisement
Risiko Infeksi
Dijelaskan bahwa malaria merupakan penyakit yang menyebar pada indvidu lain. Prosesnya dimulai dengan nyamuk anopheles betina menghisap darah orang yang terkena malaria, lalu meneruskan pada yang lain.
Berdasarkan laporan Dr. Longley, bayi-bayi di Pantai Gading dan Sudan Selatan telah diberi dosis pertama vaksin pada Agustus 2024. Afrika jadi negara yang lebih banyak memberi perizinan. Sebagai suatu kabar baik, namun peluang vaksin malaria dapat digunakan oleh para pelancong global pada waktu yang sama hampir nol.
"Vaksin Qdenga tidak cocok untuk para pelancong, karena Anda memerlukan vaksin penguat dan paparan yang konstan, vaksin ini tidak memberi perlindungan penuh," ungkap Longley.
Ia menjelaskan bahwa vaksin Qdenga dapat mengurangi risiko kematian anak-anak, dan setelah seluruh populasi di vaksin malaria, penyakit ini akan segera diberantas. Longley juga menjelaskan bahwa vaksinasi Qdenga bukanlah solusi ajaib yang diharapkan para pelancong. Sampai saat ini belum terdapat vaksinasi yang tersedia secara luas bagi pelancong.
Cara Mencegah Penyakit Penularan Mpox
Kanal Global Liputan6.com mengutip dari Straits Times, Jumat, 27 September 2024, perihal sejumlah tips terhindar dari mpox selama liburan. Pertama, Anda harus terus mengikuti perkembangan kasus dan pedoman terbaru dari sumber terpercaya, seperti WHO ataupun Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Dr Lock Jing Zhan, seorang dokter umum di Singapura, mengatakan, "Mengandalkan sumber yang dapat dipercaya penting bagi praktisi kesehatan dan masyarakat untuk mempelajari lebih lanjut tentang virus ini." Anda harus terus menjaga kebersihan dengan mencuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air.
Jika sulit melakukannya, gunakan pembersih tangan dengan alkohol minimal 60 persen. Sabun kertas, yang berupa lembaran sabun kering, juga dapat jadi pilihan saat sedang bepergian.
Tidak seperti COVID-19, mpox menyebar terutama melalui kontak fisik dekat atau kontak berkepanjangan dengan orang yang terinfeksi. Ini termasuk kontak seksual dan kontak dengan lesi kulit dan cairan tubuh atau droplet pernapasan.
Dokter juga menyarankan agar wisatawan membawa masker, pembersih tangan, dan tisu selama di perjalanan, serta menghindari menyentuh wajah dengan tangan. "Jika Anda perlu menyentuh wajah, gunakan jari kelingking Anda. Jangan gunakan seluruh tangan untuk menggosok mata. Anda tidak pernah tahu apakah apa yang Anda sentuh mungkin terkontaminasi," katanya.
Advertisement