Sukses

Krisis Sampah Makin Pelik di Phuket Thailand, Hasilkan 1.100 Ton Sampah per Hari

Krisis sampah di Phuket Thailand begitu rumit. Jumlah sampah yang diproduksi tidak sebanding dengan kapasitas pabrik pengelola sampah.

Liputan6.com, Jakarta - Krisis sampah terjadi di berbagai destinasi wisata dunia, tak terkecuali di Phuket, Thailand. Melonjaknya kunjungan wisatawan pasca-pandemi memperparah situasi.

Pabrik pembuangan sampah di pulau tersebut kini menerima 1.100 ton sampah setiap hari, meningkat secara signifikan dari 742 ton pada 2022 dan 961 ton pada tahun lalu, menurut Wakil Gubernur Norasak Suksomboon. Ia menyoroti persoalan sampah itu dalam Forum Kebijakan Pariwisata Antar Pulau ke-25, dengan 150 pemimpin pariwisata global dan pembuat kebijakan berkumpul untuk membahas masa depan pariwisata, isu-isu keberlanjutan, dan strategi perubahan iklim.

Populasi penduduk tetap Phuket mencapai 418.000 pada 2021, seperti yang dilaporkan oleh Departemen Administrasi Provinsi. Angka ini tidak termasuk jumlah individu dari provinsi dan negara lain yang bekerja di pulau tersebut. Tahun lalu, Phuket menerima kedatangan 11 juta wisatawan, peningkatan yang signifikan dari 5,7 juta pengunjung pada 2022, menurut Kementerian Pariwisata dan Olahraga.

Namun, infrastruktur pengelolaan sampah di pulau ini masih kesulitan untuk mengimbanginya. Phuket hanya memiliki satu insinerator, yang dioperasikan oleh pemerintah kota, yang dapat menangani sekitar 900 ton sampah setiap hari. Limpahan tersebut dikirim ke berbagai tempat pembuangan sampah di seluruh pulau.

Departemen Pengendalian Pencemaran mencatat bahwa hanya 10 persen sampah di Phuket yang didaur ulang, dan 60 persen dari total sampah adalah sampah organik. Untuk itu, Norasak mendesak warga dan relawan untuk bergabung dalam kampanye yang bertujuan mengurangi sampah dengan mengubah bahan organik menjadi kompos atau pupuk, daripada mengirimnya ke fasilitas pembuangan.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Merintis Bank Sampah di Phuket

Norasak menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam mengatasi masalah sampah. "Kami membutuhkan bantuan dari warga yang sadar lingkungan untuk mengatasi masalah ini tepat di depan pintu rumah mereka," ucapnya.

Dalam upaya meningkatkan pengelolaan sampah, pemerintah kota meluncurkan uji coba bank sampah di komunitas Samakkee Samkong di Distrik Mueang awal tahun ini, lapor Bangkok Post. Inisiatif ini bertujuan untuk mendorong daur ulang dan penanganan limbah yang lebih baik. Jika berhasil, program ini akan diperluas ke wilayah lain, menurut PBS Thailand.

Sampah juga jadi masalah yang tak kunjung usai di Bali. Beberapa waktu lalu, keindahan alam di Trunyan Hill, Bali, dinodai tumpukan sampah plastik yang tersebar di beberapa titik. Rekaman soal sampah itu pun viral di media sosial.

Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @raimardika03, beberapa waktu. Sejumlah orang mengecam temuan itu, termasuk Ni Luh Djelantik yang kerap menyuarakan isu-isu sosial di Bali. I

3 dari 4 halaman

Pendaki Pembuang Sampah Sembarangan

Ia mengunggah ulang video tersebut lewat Instagramnya pada Senin, 18 Maret 2024. "Mestinya diperiksa di pos bawah/di gate. Tidak boleh membawa makanan kemasan dan kalo mau bawa minuman harus di tumbler, dan makanan di container box biar ga kejadian seperti ini," tulis warganet dalam kolom komentar unggahan tersebut. 

Kepada Tim Lifestyle Liputan6.com, 18 Maret 2024, Rai, nama pemilik akun tersebut, mengaku sedih bercampur marah melihat kondisi sampah yang mencemari tempat wisata di dekat Danau Batur tersebut. Pemandangan itu yang terparah yang dilihatnya selama ia bolak-balik mendaki bukit tersebut.

"Itu sampahnya menumpuk mungkin dari para pendaki yang baru pertama kali melakukan pendakian. Jadi, mereka kurang paham akan bahayanya buang sampah sembarangan," tuturnya lewat pesan langsung Instagram, Senin, 19 Maret 2024. Sampah-sampah itu diduga adalah sampah perbekalan mereka, mengingat tidak ada warung di sekitar lokasi penemuan sampah.

Tanpa pikir panjang, Rai bersama dengan tiga rekan pendaki lain mengumpulkan sampah-sampah tersebut ke dalam karung. Ia mengakui awalnya hanya ingin pergi menikmati alam, namun rasa prihatin menggerakkan dirinya untuk membersihkan tumpukan sampah tersebut.

4 dari 4 halaman

Aksi Bersih-Bersih Bukit

Tak lama setelah itu, pada Sabtu, 30 Maret 2023, Ni Luh pun mengunggah ajakan untuk ikut dalam aksi bersih-bersih yang berkolaborasi dengan berbagai pihak. Ia unggahan tersebut tertulis, "Di antara kita dan perubahan ada sebuah tembok yang bernama "KETAKPEDULIAN".Dan tembok itu hanya bisa runtuh jika kita bersama-sama mendobraknya...Menyatulah dengan alam, coba selami cara alam bergerak dan bereaksi, sayangi ia, setelah itu baru namakan dirimu manusia..."

Lebih lanjut terdapat ajakan, "Yang punya waktu! Ayo gabung giat bersih-bersih sampah plastik di Bukit Trunyan, Kintamani, Bangli, pada; hari Minggu, Tgl 31 Maret 2024Pukul 07.00 WITA. Titik Kumpul di parkiran Bukit Trunyan. Ingat bawa jas hujan, minuman dalam tumbler, dan perbekalan secukupnya."

"Ingat.. Bukan gunung yang harus kita taklukan, melainkan diri kita sendiri...Karena alam tidak membutuhkan manusia justru manusialah yang membutuhkan alam..." tutup keterangan poster ajakan bersih-bersih Bukit Trunyan tersebut.

Trunyan Hill jadi buruan wisatawan, khususnya warga lokal, karena pemandangan di atas bukit ini menawarkan sensasi bak berada di atas awan dengan Danau Batur terhampar luas. Banyak orang penasaran ingin menyaksikan matahari terbenam dari atas bukit berketinggian 1.834 mdpl ini sambil berkemah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini