Sukses

Viral Baliho Klaim dan Ajakan Pilih Batik Malaysia, Warganet: Nama Batik Aja dari Bahasa Jawa

Baliho tersebut berisi klaim batik milik Malaysia dan imbauan agar jangan salah memilih batik sebagai bagian promosi sebuah toko online kerajinan asal Negeri Jiran.

Liputan6.com, Jakarta - Perang klaim budaya antara Indonesia dan Malaysia kembali mencuat. Kali ini kembali soal batik yang ramai diperbincangkan di media sosial hingga menuai kemarahan dari warganet Indonesia.

"Ini Batik Malaysia, jangan salah pilih batik," tulisan yang tertera pada baliho, diunggah oleh akun @lambe_turah pada Selasa (1/10/2024).

Gambar di baliho sendiri memperlihatkan manekin yang dipakaikan kain batik. Tulisan pada baliho juga menyertakan situs My Craft Shoppe.

Ketika Tim Lifestyle Liputan6.com mengulik situs tersebut isinya adalah toko belanja online yang menjual segala macam pernak-pernik kerajinan tangan. Barang-barang hasil kerajinan tangan tersebut juga menempatkan unsur batik sebagai motifnya seperti blouse batik, magnet batik hingga cover notebook. 

Padahal sudah jelas bahwa UNESCO telah mengakui batik sebagai warisan takbenda yang berasal dari Indonesia. Di situs resmi UNESCO tertera bahwa Batik Indonesia diakui UNESCO secara resmi sebagai warisan dunia pada 2 Oktober 2009.

Indonesia bahkan merayakan Hari Batik Nasional yang dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 2 Oktober. Mengetahui unggahan baliho tersebut, warganet Indonesia ramai-ramai berkomentar.

"suka bgt klaim budaya org, makanan, batik, budaya korupsinya ga sekalian?" tulis warganet. "Maaf nama BATIK sendiri aja udah bahasa budaya jawa. Kalo mau ya bikin nama sendiri dong, kain apa kek.." balas warganet lain. 

"Katanya negara paling SDM tinggi tapi kok sukanya claim negara SDM rendah sih, itu gimana ceritanya bang," sambung warganet. "Bahkan @ishowspeed pun tidak mampu membuat mereka sadar dan malu 😂," kata warganet lagi. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sejarah Batik Indonesia sampai Diakui UNESCO

Batik Indonesia memiliki sejarah yang panjang higga akhirnya diakui United Nation Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 2 Oktober 2009. Batik pun tidak hanya bernilai seni, tetapi penuh dengan makna filosofis.

Melansir dari situs website resmi UNESCO, batik layak diakui dunia karena batik Indonesia dibuat dengan teknik, memiliki simbolisme, dan budaya yang dianggap sangat melekat dengan kebudayaan Indonesia.

Batik layak diakui dunia karena UNESCO menilai masyarakat Indonesia memaknai batik dari prosesi kelahiran sampai kematian. Batik Indonesia resmi menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia ke-3, setelah keris dan wayang.

Batik Indonesia merupakan warisan budaya yang telah diakui oleh UNESCO. Sejarah batik Indonesia sampai diakui UNESCO, melalui perjalanan yang panjang dan tidak mudah. Batik tidak hanya bernilai seni, tetapi penuh dengan makna filosofis. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjelaskan sejarah batik Indonesia adalah awalnya berkembang pada masa Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Mataram di Pulau Jawa.

3 dari 4 halaman

Batik Terpengaruh Juga Budaya India

Sejarah juga mencatat, batik Indonesia lahir atas pengaruh dari India. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), menjelaskan seorang arkeolog Belanda menilai batik sebelumnya telah berkembang di India.

Kemudian, jalur perdagangan dari India yang membawanya sampai ke Indonesia. Dominasi corak batik dari pengaruh India ini terlihat dari motif batik Indonesia, khususnya yang berasal dari wilayah Jawa.

Bukan hanya dipengaruhi India, tetapi China juga membuat corak batik Indonesia semakin kaya. Kemdikbud mengungkap, setidaknya saat ini ada sekitar 5.849 motif batik di Indonesia yang tersebar dari Aceh sampai Papua.

Corak batik Indonesia yang dipengaruhi China khususnya pada masa Dinasti Tang, mulai masuk di abad ke-7 dan abad ke-8. Sejarah batik Indonesia mencatat, batik akhirnya menyebar ke seluruh Nusantara dengan perkembangan corak desain serta motif khas yang dipengaruhi oleh budaya dan kearifan lokal setempat.

Industri batik Indonesia pun mengalami perkembangan yang cukup pesat. Menghimpun data dari Kemenperin pada 2020, industri batik pada saat itu mencapai 47.000 unit dan tersebar di 101 sentra dan sudah mempekerjakan lebih dari 200 ribu orang.

Peranan industri batik Indonesia tak hanya sampai di sana. Data pada 2019 menyebutkan industri batik Indonesia berperan besar dalam menyumbang devisa negara dengan jumlah ekspor batik mencapai 17,99 juta dolar AS. Pasar utamanya yaitu negara Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.

4 dari 4 halaman

Penetapan Batik Sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia

Titik yang menjadi sejarah batik Indonesia sampai diakui UNESCO, terjadi pada tahun 2009. Kemdikbud mengungkap, pada 2 Oktober 2009, batik Indonesia menggema di ruang sidang UNESCO di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Sebelum itu, proposal berjudul “File Nomination Batik Indonesia Reference No. 00170, 2009” diajukan pada 4 September 2008. Lalu, pada 9 Januari 2009, UNESCO menerima pendaftaran resminya. Pengujian secara tertutup dilakukan oleh UNESCO di Paris pada 11-14 Mei 2009.

Pada naskah uji yang disampaikan, diungkap bahwa batik adalah teknik menghias kain. Teknik hias kain ini mengandung nilai, makna, dan simbol budaya karena sejatinya batik adalah proses dan memiliki nilai lebih dari selembar kain yang bermotif. 

Batik Indonesia diakui dunia berdasarkan pada keputusan komite 24 negara, menjadi bagian dari 76 seni dan tradisi dari 27 negara yang resmi diakui oleh UNESCO. Sejarah batik Indonesia sampai diakui UNESCO sudah berlangsung lebih dari 10 tahun lamanya.

Presiden Republik Indonesia ke-8 Susilo Bambang Yudoyono (SBY) pada tahun 2009 lalu pun resmi menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 yang menetapkan Hari Batik Nasional diperingati setiap tahunnya pada 2 Oktober.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.