Liputan6.com, Jakarta - Penyelidik TKP Tupac Shakur, Sheryl McCollum, meyakini Sean Combs alias P Diddy berkaitan dengan pembunuhan rapper tersebut pada 1996 dan kasus penembakan sebelumnya pada 1994.
"Bagi saya, semua ini dimulai pada tahun 1994 – pertama kali Tupac ditembak," McCollum, yang menangani kasus kematian Shakur pada 1996, mengatakan kepada NewsNation Friday, dikutip dari NY Post, Minggu (6/10/2024).
Baca Juga
Pelantun All Eyez On Me itu ditembak saat terjadi perampokan di Quad Studios Kota New York di Times Square. Pada saat yang sama, Sean Diddy Combs berada di studio bersama rombongan sekitar 40 orang.
Advertisement
"Anda tidak perlu menembak seseorang lima kali untuk mengambil perhiasan dan uangnya," jelas McCollum. "Sean 'Puffy' Combs dan rombongannya yang berjumlah 40 orang? Tanpa luka. Tidak terancam."
"Bagaimana bisa masuk akal bagi siapa pun bahwa satu orang akan dirampok dan bukan 40 orang lainnya? Siapa yang punya lebih banyak uang dan perhiasan? Empat puluh."
Setelah penembakan, Shakur secara terbuka menuduh Biggie Smalls (juga dikenal sebagai Notorious B.I.G.), labelnya Bad Boy Records dan pendiri label, P Diddy, berperan dalam insiden tersebut karena reaksi mereka yang tidak terganggu ketika dia tertatih-tatih masuk studio dengan berlumuran darah.
"Tidak ada yang mendekati saya. Saya perhatikan tidak ada seorang pun yang melihat saya," kenangnya kepada majalah Vibe pada 1995.
"Puffy (P Diddy) juga berdiri di belakang. Saya kenal Puffy," katanya. "Dia tahu berapa banyak hal yang telah saya lakukan untuk Biggie sebelum dia keluar."
Lagu Eminem Tuding P Diddy Terlibat Pembunuhan Tupac Shakur
Shakur dibunuh dua tahun kemudian dalam penembakan saat meninggalkan pertandingan tinju di MGM Grand di Las Vegas. "Pada kedua kali Tupac Shakur tertembak, dia terjebak dalam sesuatu," jelas McCollum. "Dia terjebak di dalam lift, lalu terjebak di dalam mobil. Benar-benar tidak ada tempat untuk lari."
Sebelum Collum, rapper kenamaan Eminem lebih dulu menyindir kelakuan P Diddy yang sering melanggar hukum. Mengutip People, Selasa, 1 Oktober 2024, dalam album The Death of Slim Shady (Coup de Grâce) yang dirlis Juli lalu, terdapat lirik lagu yang diduga kuat mengomentari sang rapper "I'll Be Missing You" yang terbelit kasus kekerasan seksual sejak akhir 2023.
Dalam lagu "Fuel" misalnya, Eminem menyebut Diddy dengan pelesetan kata rapist (pemerkosa) dan rapper. "I'm like a R-A-P-E-R (Yeah) / Got so many S-As (S-As), S-As / Wait, he didn't just spell the word, ‘Rapper’ and leave out a P, did he? (Yep)," begitu petikan lagu "Fuel" yang membahas Diddy.
Eminem juga melempar tudingan mengenai keterlibatan Diddy dalam pembunuhan rapper Tupac Shakur. "R.I.P., rest in peace, Biggie / And Pac, both of y'all should be living (Yep) / But I ain't tryna beef with him (Nope) / 'Cause he might put a hit on me like Keefe D did him (Beristirahatlah dengan tenang, Biggie/ Dan Pac, kalian berdua seharusnya hidupp/ Tapi aku enggak mau berselisih dengannya/ Karena dia mungkin bakal menyerangku kayak yang Keefe D lakukan)."
Advertisement
Penangkapan Keefe D
Pada 2023, polisi Las Vegas menangkap Duane Davis alias Keefe D saat berjalan-jalan di dekat rumahnya, di pinggiran Las Vegas, pada Jumat pagi, 29 September 2023. Ia didakwa membunuh rapper Tupac Shakur pada 1996, sebuah keputusan yang telah lama ditunggu-tunggu dalam kasus yang menimpa sosok penting dalam industri hip-hop dunia itu.
Keefe D sudah lama dikenal penyidik sebagai salah satu dari empat tersangka yang diidentifikasi di awal penyidikan. Dia bukan tersangka pelaku penembakan, namun digambarkan sebagai pemimpin kelompok tersebut oleh pihak berwenang pada saat konferensi pers dan di pengadilan.
Di Nevada, Anda dapat didakwa melakukan kejahatan, termasuk pembunuhan, jika Anda membantu seseorang melakukan kejahatan tersebut. "Duane Davis adalah pelaku utama dari kelompok individu yang melakukan kejahatan ini," kata Lt. Jason Johansson, polisi Las Vegas dan dialah yang mengatur rencana yang dilakukan, dikutip dari AP, Minggu, 1 Oktober 2023.
Davis telah mengakui dalam wawancara dan dalam memoarnya pada 2019, Compton Street Legend, bahwa dia menyediakan senjata yang digunakan dalam penembakan saat berkendara. Pihak berwenang mengatakan bahwa pernyataan Davis itu menghidupkan kembali penyelidikan tersebut.
Kronologi Pembunuhan Tupac Shakur pada 1996
Pada malam 7 September 1996, Shakur berada di dalam BMW yang dikendarai oleh pendiri Death Row Records Marion “Suge” Knight. Mereka sedang menunggu lampu merah dekat Las Vegas Strip saat sebuah Cadillac putih berhenti di samping mereka dan tembakan pun terjadi.
Shakur ditembak beberapa kali dan meninggal seminggu kemudian pada usia 25 tahun. Davis, dalam memoarnya, mengatakan dia berada di kursi penumpang depan Cadillac dan menyelipkan pistol ke kursi belakang. Dari sana, dia mengatakan ada tembakan.
Dia melibatkan keponakannya, Orlando “Baby Lane” Anderson, dengan mengatakan dia adalah salah satu dari dua orang yang duduk di kursi belakang. Anderson yang dikenal sebagai saingan Shakur, pernah berkelahi di kasino dengan rapper tersebut sesaat sebelum penembakan.
Anderson membantah terlibat dalam kematian Shakur. Ia meninggal dua tahun kemudian.
Kematian sang rapper terjadi ketika album solo keempatnya, “All Eyez on Me,” tetap berada di tangga lagu, dengan sekitar 5 juta kopi terjual. Dinominasikan enam kali untuk Grammy Award, Shakur masih dianggap sebagai salah satu rapper paling berpengaruh dan serba bisa sepanjang masa.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement