Sukses

Raih Nobel Sastra 2024, Penulis Korea Selatan Han Kang Sukses Tembus Dominasi Pria

Hadiah Nobel Sastra telah lama dikritik karena dianggap terlalu fokus pada penulis asal Eropa dan Amerika Utara. Penghargaan itu juga didominasi pria di mana hanya terdapat 17 wanita dari 119 pemenangnya sejauh ini.

Liputan6.com, Jakarta - Penulis asal Korea Selatan, Han Kang terpilih sebagai penerima Noble Prize atau Hadiah Nobel Sastra tahun ini. Sang penulis diakui atas "prosa puitisnya yang mengonfrontasikan trauma historis dan mengekspos kerentanan hidup manusia," menurut komite hadiah Nobel.

Mats Malm, sekretaris tetap Komite Nobel Akademi Swedia, mengumumkan penganugerahan hadiah tersebut di Stockholm. Melansir CAN, Kamis, 10 Oktober 2024, Han Kang menjadi orang Korea Selatan pertama yang berhasil meraih Nobel di bidang sastra.

Hadiah Nobel dalam bidang sastra telah lama dikritik karena dianggap terlalu fokus pada penulis asal Eropa dan Amerika Utara dengan gaya bahasa yang berat, dengan cerita yang ringan. Penghargaan itu juga didominasi laki-laki, di mana hanya terdapat 17 perempuan dari 119 pemenangnya sejauh ini.

Perempuan terakhir yang meraih hadiah itu adalah Annie Ernaux asal Prancis pada 2022. Ini berarti Han Kang sukses menembus dominasi pria di ajang penghargaan bergengsi ini. Han Kang yang lahir pada 1970 di Korea Selatan adalah putri dari seorang "penulis terkenal". Komite Nobel juga menyebut bahwa sang penulis punya ketertarikan pada seni dan musik.

Karir menulis Han dimulai pada 1993, dan namanya dikenal dunia setelah novelnya yang berjudul "The Vegetarian" terbit pertama kali pada 2007. Novel tersebut, "menceritakan konsekuensi mengerikan yang dihadapi sang protagonis, Yeong-hye, usai menolak kebiasaan makan yang berlaku," demikian menurut komite itu.

Komite Nobel menyatakan bahwa "karya Han Kang memiliki ciri khas paparan ganda akan rasa sakit, sebuah hubungan antara siksaan jiwa dan raga dengan keterkaitan yang dekat terhadap pemikiran Timur".

Han memiliki kesadaran unik atas hubungan antara jasmani dan rohani serta antara yang hidup dan yang telah mati. Melalui langgam puitis dan eksperimentalnya, peraih Nobel Sastra 2024 ini dianggap telah menjadi pelopor dalam karya prosa kontemporer, demikian Komite Nobel.

 

2 dari 4 halaman

Nobel Fisika 2024

Penghargaan itu mencakup hadiah uang tunai sebesar 1 juta dolar AS atau sekitar Rp15,6 miliar dari warisan yang ditinggalkan oleh pencipta penghargaan tersebut, Alfred Nobel. Para peraih Nobel diundang untuk menerima penghargaan mereka dalam upaya penganugerahan pada 10 Desember 2024 sekaligus untuk memperinhgati kematian Alfred Bernhard Nobel.

Sementara itu, ilmuwan Amerika Serikat John Hopfield dan koleganya yang berkebangsaan Inggris-Kanada Geoffrey Hinton memenangkan Penghargaan Nobel Fisika 2024.Kemenangan ini mereka raih atas penemuan dan inovasi yang menjadi dasar pembelajaran mesin, kata lembaga pemberi penghargaan tersebut pada Selasa (8/10/2024).

Penghargaan tersebut disertai dengan hadiah sejumlah 11 juta kronor Swedia atau setara USD 1,1 juta atau setara Rp17,2 miliar yang dibagi di antara para pemenang jika ada lebih dari satu pemenang, dikutip dari kanal Global Liputan6.com yang melansir dari laman Japan Today, Selasa,

Dua Pemenang Nobel Fisika 2024 telah menggunakan berbagai perangkat fisika untuk mengembangkan metode yang menjadi dasar pembelajaran mesin yang canggih saat ini," kata lembaga pemberi penghargaan tersebut dalam sebuah pernyataan.

"Pembelajaran mengenai mesin kini telah merevolusi sains, teknik, dan kehidupan sehari-hari."Dianggap luas sebagai penghargaan paling bergengsi bagi fisikawan di seluruh dunia, penghargaan Nobel diciptakan bersama dengan penghargaan atas pencapaian dalam dunia sains, sastra, dan perdamaian. Ini terjadi atas wasiat Alfred Nobel.

 

3 dari 4 halaman

Pemenang Nobel Kimia 2024

Selain itu ada ilmuwan David Baker, Demis Hassabis, dan John Jumper yang memenangkan Penghargaan Nobel Kimia 2024. Mereka mendapatkan penghargaan tersebut setelah dinilai berjasa struktur protein.

Para pemenang berhak atas hadiah dari Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia senilai 11 juta kronor Swedia atau setara USD 1,1 juta.Separuh dari hadiah tersebut diberikan kepada David Baker untuk desain protein komputasional. Sementara separuh lainnya dibagi ke Hassabis dan Jumper untuk prediksi struktur protein, kata akademi tersebut.

Penghargaan Nobel tahun ini juga telah diberikan untuk bidang lainnya seperti kedokteran dan fisika yang diumumkan awal minggu iniPenghargaan kimia tahun lalu diberikan kepada Moungi Bawendi, Louis Brus, dan Aleksey Ekimov atas penemuan mereka terhadap gugus-gugus atom kecil yang dikenal sebagai titik-titik kuantum, yang saat ini banyak digunakan untuk menciptakan warna pada layar datar, lampu dioda pemancar cahaya (LED).

Di tahun lalu, Anne L’Huillier dari Universitas Lund, Swedia, berhasil memenangkan hadiah Nobel Fisika 2023. Ia meraih Nobel berkat studi terkait dinamika elektron pada materi (matter).

4 dari 4 halaman

Reaksi Unik Pemenang Nobel 2023

Ada yang unik pada kemenangan Anne L’Huillier, pasalnya dosen itu bukannya selebrasi tetapi malah lanjut mengajar di kelasnya. Murid di kelasnya membagikan foto ketika pemenang Nobel itu kembali ke kelas sembari mengajar dengan tongkat panjang. Hadiah Nobel itu diraih Anne L'Huillier. bersama Pierre Agostini (The Ohio State University) dan Ferenc Krausz (Ludwig-Maximilians-Universitas Munchen).

"Setelah saya mendapatkan kabar itu, saya masuk lagi dan melanjutkan kelas. Saya memberi tahu murid-murid bahwa kita akan selesai sedikit lebih awal, sebab saya harus ke kantor saya jam 11.45. Saya tidak bilang apa-apa lagi, tetapi saya pikir beberapa dari mereka mungkin paham apa yang sedang terjadi. Saya kemudian lanjut mengajar dalam setengah jam berikutnya," ujarnya seperti dikutip situs resmi Universitas Lund, Kamis (5/10/2023).

Saat diwawancara viia video oleh pihak kampus, fisikawan Swedia itu tampak malu-malu dan rendah hati. Ia mengaku bersyukur atas hadiah Nobel ini. "Saya merasa sangat bahagia. Sangat bersyukur," ujar Anne L'Huillier dalam YouTube resmi Universitas Lund.

Baginya, dampak dari hadiah Nobel ini akan sangat berdampak kepada ranah penelitian yang ia lakukan. Wanita itu berkata tertarik dengan radiasi dan memulai masuk ke ranah penelitian ini pada 30 tahun yang lalu.

 

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence