Sukses

Kolaborasi 3 Pihak untuk Tingkatkan Kompetensi Calon Profesional di Bidang Kuliner

Bagi Anda yang berminat mendalami dunia kuliner lewat jalur pendidikan formal, tak usah khawatir lagi karena institusi pendidikan semakin kompeten. Seperti yang dilakukan Institut Pariwisata Trisakti dengan kerja sama bersama National Culinary Service Academy (NCSA) dan Artotel Group Learning Center (AGLC).

Liputan6.com, Jakarta - Industri kuliner dan perhotelan menjadi sektor yang semakin berkembang. Kebutuhan tenaga kerja terampil di bidang itu pun meningkat.

Bagi Anda yang berminat mendalami dunia kuliner lewat jalur formal, kini tak usah khawatir karena institusi pendidikan semakin kompeten. Salah satunya dilakukan Institut Pariwisata Trisakti yang baru saja berkolaborasi dengan National Culinary Service Academy (NCSA) dan Artotel Group Learning Center (AGLC).

Lewat kolaborasi tersebut, peserta didik akan difasilitasi mencicipi dunia kerja lewat kelas pelatihan kuliner di Jakarta. Pembukaan Pelatihan Kuliner NCSA sekaligus penandatanganan kesepakatan kerja sama diselenggarakan di kampus Institut Pariwisata Trisakti, Jakarta Selatan, pada Jumat, 11 Oktober 2024.

Acara tersebut menandai langkah penting di dunia pendidikan dan pelatihan kuliner di Indonesia. Kolaborasi itu bertujuan untuk meningkatkan kesempatan lulusannya untuk berkarier di bidang kuliner dan perhotelan secara profesional, baik di Indonesia maupun luar negeri.

Rektor Institut Pariwisata Trisakti, Fetty Asmaniati, mengaku senang dan berharap kerja sama antara ketiga pihak ini dapat membuka peluang yang semakin luas bagi masyarakat yang ingin bergelut di dunia kuliner. Menurutnya, dunia kuliner akan terus berkembang di Indonesia.

"Mudah-mudahan di hari Jumat ini, kerja sama yang akan dilakukan betul-betul membawa keberkahan. Mudah-mudahan AGLC, IPT, dan NCSA menjadi satu keluarga yang kuat untuk meningkatkan profesional kuliner-kuliner di Indonesia," ujar Fetty dalam sambutannya. 

2 dari 4 halaman

Dunia Pendidikan Kuliner dan Perhotelan Semakin Menunjang

Fetty mengungkapkan bahwa kerja sama ini tidak berorientasi pada persaingan bisnis, melainkan untuk membantu para lulusan pelatihan NCSA mengambil gelar dengan melanjutkan pendidikannya di Trisakti. "Kami di Pariwisata Trisakti tidak takut bersaing atau rebutan pasar. Tapi kami berharap, mudah-mudahan nanti yang akan studi di sini bisa mendapat degree," paparnya.

Lulusannya yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi bisa melanjutkan ke IPT karena telah berkolaborasi. Sebagai informasi, NCSA Jakarta akan mulai berjalan pada November 2024 di Institut Pariwisata Trisakti.

Untuk program pelatihan ini, mahasiswa akan mendapat paket belajar selama 10 bulan, dengan empat bulan pembelajaran di kelas dan enam bulan magang di hotel bintang lima. Itu sudah termasuk sertifikat dari Badan Sertifikasi Nasional. Sekitar 90 persen dari ratusan lulusan yang tercetak sudah diterima bekerja di berbagai hotel.

Stephen Reinhard Rantung, Managing Director NCSA, menyebut kolaborasi ini memuluskan kiprah NCSA di dunia pendidikan kuliner serta perhotelan. "Kolaborasi ini semoga bisa terus membawa kebaikan untuk semuanya, salah satunya lulusan NCSA memiliki kesempatan melanjutkan studi ke program sarjana," kata Stephen.

3 dari 4 halaman

Peran Sekolah Kuliner Lestarikan Resep

NCSA akan menerima sekitar 25 siswa per kelas. Menurut Stephen, jumlah tersebut dianggap ideal agar murid bisa maksimal mendapatkan ilmunya. Jika yang mendaftar ada 30 murid lebih, pihaknya akan membuka dua kelas. 

Biaya sekolah kuliner di NCSA akan dipatok sekitar Rp28 juta, sudah termasuk seragam dan peralatan untuk mengikuti kelas. Sementara, biaya sekolah di cabang NCSA di Surabaya hanya Rp25 juta, karena biaya pengajar di Jakarta lebih mahal.

Keberadaan sekolah kuliner diperlukan tidak hanya untuk mencetak tenaga terampil, tetapi juga melestarikan tradisi kuliner Nusantara. Pimpinan Budi Mulia Dua Culinary School, Ani Syafaatun, M.Pd, menyebut bahwa dalam menyusun kurikulum, mereka berorientasi pada kebutuhan industri karena lulusannya diarahkan untuk bisa bekerja di sektor kuliner.

"Kami punya program satu tahun. Satu semester belajar, sisanya terjun langsung ke industri," katanya melalui sambungan telepon pada Liputan6.com, Jumat, 21 Januari 2022.

Secara kurikulum, sekolah kuliner ini telah menyusunnya selama 20 tahun terakhir dengan peninjauan secara berkala. "Rata-rata (ditinjau) tiga tahun sekali," Ani menyebut, menambahkan bahwa pihaknya sedang menjalani proses pembinaan menuju lembaga pendidikan formal dengan lulusan D1 atau D2.

4 dari 4 halaman

Bekal Dasar Calon Koki

Sebagai bekal dasar, calon koki akan ditutut menguasai ragam olahan kuliner Indonesia, selain juga akan diajarkan sajian oriental dan kontinental. Di samping jadi bentuk pelestarian, dengan mahir memasak kuliner Indonesia, Ani menyebut, ada kesempatan mereka diundang ke luar negeri untuk mengolah sajian khas Tanah Air.

Churotul Insyiah Ivalatul Latifah, S.Pd selaku Ketua Kompetensi Keahlian Tata Boga SMKN 3 Kota Malang mengatakan, pihaknya memakai Kurikulum 2013 yang sudah disesuaikan. Implementasinya, siswa kelas 10 bakal diberikan bekal dasar, disusul mata pelajaran yang mulai khusus di kelas 11.

"Ini termasuk pengolahan kue, penghidangan makanan, prakarya, dan produk kreatif," sebutnya lewat panggilan suara, Jumat, 21 Januari 2022. "Lalu, kelas 12 lebih pada pengolahan makanan. Selama belajar, mereka akan 70 (persen) praktik dan 30 (persen) diberikan materi."

Iva menjelaskan, ada tiga kelas di jurusan tata boga di sekolahnya untuk tahun ajaran 2021/2022: akademik, industri, dan wirausaha. Kelas akademik menyasar murid yang ingin melanjutkan pendidikan setelah lulus. Kemudian, kelas industri diperuntukkan bagi mereka yang mau bekerja di sektor hospitality.Â