Liputan6.com, Jakarta - Bertajuk "La Storia del Fiore," karya kolaborasi SMEG, merek peralatan dapur mewah asal Italia, dengan desainer kenamaan Indonesia, Didiet Maulana, resmi dipamerkan. Kerja sama ini melahirkan kulkas berhias lukisan tangan Direktur Kreatif IKAT Indonesia tersebut.
Visualnya menggabungkan motif khas Italia dengan tenun dan batik Indonesia. Direktur PT Casa Toffin Indonesia, yang merupakan distributor tunggal SMEG Indonesia, Nicky Kusuma, mengatakan bahwa kolaborasi ini terjalin dengan niat memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia.
"Melalui SMEG, kami membawa produk peralatan dapur yang tidak hanya unggul dalam teknologi, namun juga desain tidak lekang waktu khas Italia. Kami sudah membawa merek dunia ke Indonesia. Maka itu, kami juga bermimpi membawa (pesona) Indonesia ke dunia," kata Nicky saat jumpa pers di showroom mereka di PIK 2, Jakarta, Selasa, 15 Oktober 2024.
Advertisement
Berbicara tentang Indonesia, menurut pihaknya, identitas Negeri Khatulistiwa tidak lepas dari keragaman wastra yang memesona nan penuh makna. "Kolaborasi lintas sektor dengan industri fesyen menegaskan pernyataan bahwa desain produk peralatan dapur kami memang estetis," Marketing Manager SMEG Indonesia, Michella Olivia, menimpali di kesempatan yang sama.
Didiet Maulana, yang disebut sebagai top-of-mind desainer wastra bagi mereka, tidak dipilih semata karena reputasinya. "Visi misi kami sama dengan Didiet. Jadi dari meeting pertama, sudah smooth," imbuhnya. "Kemudian yang tidak kalah penting, Didiet is a great storyteller."
Inspirasi Lukisan
Didiet Maulana bercerita bahwa inspirasi desain lukisan di produk SMEG FAB28 Free Standing Refrigerator One Door, 50's Style itu berawal dari bangunan Palazzo Ducale di Guastalla, kota kelahiran SMEG. "Aku lihat itu (Palazzo Ducale) indah banget, dengan interior warna terakota, semuanya warna-warna natural. Wah, warnanya Indonesia banget," ujar desainer yang sempat kuliah arsitektur tersebut.
Ia akhirnya memfokuskan perhatian pada salah satu motif di lantai bangunan tersebut, yang disebut serupa bintang dikelilingi seperempat lingkaran. "Dari situ aku kembangkan, dan menurut aku, yang indah dari setiap produk yang berhasil di dunia adalah cerita tentang proses," bebernya.
Narasi itu mengingatkan Didiet pada pengalaman pelatihannya di Kepulauan Tanimbar, Maluku, tahun 2017. Saat itu, ia mengaku jatuh cinta dengan motif tenun bernama ulerati, yang berarti ulat. Ulat, kata Didiet, menggambarkan proses, karena larva itu akan bermetamorfosis jadi kupu-kupu.
Didiet kemudian menambahkan motif pucuk rebung yang umum ditemukan di kain songket, tenun, maupun batik. "Rebung itu kan bambu, yang semua bagiannya, mulai dari daun, batang, hingga akar, dapat bermanfaat," sebut dia. "Pucuk rebung juga seperti segitiga yang menggambarkan hubungan sesama manusia maupun manusia dengan Tuhan."
Advertisement
Dibuat dalam 3 Minggu
Didiet Maulana juga menyertakan motif bunga. Menurut dia, bunga akan indah di mana pun berada. "Akhirnya terciptalah 'La Storia del Fiore' yang menggambarkan bahwa setiap dari kita adalah bunga yang tumbuh dan berkembang. Jadi kalau hari ini gagal, tidak apa-apa, karena semuanya adalah proses," sebut dia.
Tidak ketinggalan, sang desainer menambahkan motif-motif serupa matahari yang merepresentasikan Indonesia sebagai negara tropis. Dibantu timnya, Didiet mengaku butuh waktu tiga minggu untuk merampungkan lukisan tersebut.
"Di minggu pertama, prosesnya lebih pada sketching dan (size) scaling, karena ternyata (menggambar) di atas kertas dengan (medium) aslinya (dalam hal ini kulkas) berbeda, akhirnya kami adjust dulu," ujar Didiet. "Kemudian, minggu kedua digunakan untuk melukis dengan cat akrilik."
Di pekan terakhir, Didiet dan tim melakukan finishing, serta retouch beberapa detail agar sesuai keinginan sang desainer. "Misalnya, warna kuningnya itu awalnya tidak begitu keluar, jadi harus di-retouch beberapa kali. Aku pribadi mau hasil akhirnya lebih doff, bukan glossy."
Dipajang di Kantor Pusat SMEG di Italia
Kulkas kolaborasi SMEG X Didiet Maulana ini akan dipamerkan di showroom SMEG di PIK 2, Jakarta, hingga sebulan mendatang. Perilisannya sekaligus menandai pembukaan Indonesia Design Week 2024 yang diselenggarakan perdana oleh Indonesia Design District di PIK 2.
Setelahnya, kulkas tersebut akan dikirim dan dipajang di kantor pusat SMEG di Guastalla, Italia, sebagai bagian dari salah satu koleksi masterpiece internasional. Kulkas hasil kolaborasi eksklusif ini akan jadi satu-satunya karya dari Indonesia di sana.
Hingga saat ini, Nicky menyebut bahwa belum ada bahasan apakah karya kerja sama ini akan resmi diproduksi dan dijual ke pasaran. "Bila memang nantinya iya, kami tentu akan sangat bangga," sebut Nicky.
Yang pasti, karya Didiet akan dipajang bersama koleksi kolaborasi lainnya. SMEG memang telah dikenal melalui proyek-proyek spesial dengan brand, serta tokoh penting dan berpengaruh di dunia fesyen, seni, dan desain.
Nama-nama besar yang pernah bekerja sama dengan mereka, yaitu Dolce & Gabbana, Swarovski, dan Supreme. Pihaknya juga telah berkolaborasi dengan MINI dan FIAT. "Bocorannya, kami juga akan merilis kolaborasi dengan Porsche," tandas Nicky.
Advertisement