Sukses

Marshanda Ungkap Jadwal Syuting yang Padat dan Kopi Memicu Masalah Bipolar-nya

Meskipun sudah bertahun-tahun mengidap bipolar, Marshanda baru mengetahui akar permasalahannya saat sudah berusia 35 tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Marshanda belum lama ini mengungkapkan penyebab awal penyakit bipolarnya. Ia mengatakan semua itu ternyata berawal dari kebiasaan minum kopi saat usianya masih 15 tahun. Meskipun sudah bertahun-tahun mengidap bipolar, Marshanda baru mengetahui akar permasalahannya di tahun ini, saat berusia 35 tahun.

Marshanda mulai mengonsumsi kopi hitam saat remaja untuk tetap terjaga sebagai aktor, sambil mengerjakan tugas-tugas sekolah di lokasi syuting pada malam hari. Kebiasaan itu dilakukannya setiap hari bahkan lebih dari satu kali. Cerita panjang perjalanan penyakit bipolarnya itu dibagikan dalam sebuah podcast bersama Inara Rusli.

"Pas aku umur 15 tahun aku tuh sering banget minum kopi di lokasi syuting, kopi hitam itu setiap hari, malahan bisa lima kali sehari," ungkapnya dalam unggahan akun Youtube Inara Ruslo bertajuk MARSHANDA : DARI DIKATAIN GILA, SAMPAI JADI MOTIVATOR ORANG GANGGUAN MENTAL yang tayang pada 29 September 2024.

"Waktu itu aku nggak tahu kalau kopi bikin aku susah tidur dan bahkan nggak bisa tidur. Aku cuek aja biar jam 12.00 malam aku nggak tidur karena masih bisa ngerjain PR di lokasi syuting,” ungkapnya dalam podcast tersebut," lanjutnya.

Kebiasaan ini membuat Marshanda selalu pulang syuting dalam keadaan segar, sehingga waktu tidurnya menjadi sangat sedikit. Caca, demikian panggilan akrabnya, mengaku baru bisa tidur antara pukul hingga 5 pagi.

Rutinitas Marshanda yang terus terjaga sampai larut malam menyebabkan orang-orang terdekatnya khawatir. Seseorang lalu menyarankan Marshanda untuk menggunakan obat Xanax sebagai penenang supaya bisa tidur lebih nyenyak. "Xanax itu termasuk alprazolam, obat penenang kategori benzodiazepine untuk penenang," ungkapnya.

 

 

2 dari 4 halaman

Marshanda Minum Obat Tanpa Pengawasan Medis

Sayangnya, penggunaan Xanax yang seharusnya diawasi oleh dokter, justru dijalani Caca tanpa pengawasan medis maupun orang dewasa yang tepat di usianya yang masih remaja. Dosis yang ia konsumsi terus bertambah setiap bulannya, dan bukannya merasa lebih tenang.

"Beneran awal-awal bikin tidur, tapi kan kalau obat seperti itu harusnya diresepkan dokter, tapi waktu itu gua mendapat itu tanpa resep," katanya.

Marshanda yang mulai merasa cemas memutuskan untuk berhenti mengonsumsi Xanax secara mendadak. Padahal, obat jenis ini seharusnya dihentikan secara perlahan dengan pengurangan dosis bertahap.

Keputusan ibu satu anak ini untuk menghentikan obat secara tiba-tiba langsung berdampak serius pada kondisinya. Ia mulai merasakan berbagai gejala withdrawal atau reaksi yang sangat mengganggu.

"Itu muncul segara macam gejala withdrawal. Reaksinya macam-macam, ada gejala-gejala gampang marah, over sensitif, nggak bisa tidur lebih parah, ngomong jadi lebih cepet, jadi kayak orang panik gitu dan gampang depresi," ujarnya. 

Kondisi tersebut membuat Marshanda merasa terpuruk. Ia bahkan sampai harus menjalani proses rukiah dan berkonsultasi dengan psikiater. Setelah melalui berbagai pemeriksaan, akhirnya Marshanda didiagnosis menderita bipolar disorder.

3 dari 4 halaman

Marshanda Berbagi Pengalaman

Setelah mengetahui penyebab dan akar dari penyakit yang diidapnya, Marshanda lebih memahami kondisinya dan dapat berbagi pengalaman kepada orang lain yang mungkin mengalami hal serupa. Tak hanya bicara soal bipolar, Marshanda juga tak ragu membicarakan soal perceraian yang pernah dialaminya.

Menurut Marshanda, perceraian memamg menyakitkan tapi mantan istri Ben Kasyafani ini justru masih merasa bersyukur. Aktris sinetron sekaligus presenter ini mengaku telah mematahkan stigma bahwa perceraian selalu merusak mental anak.

Hubungan baik Marshanda dengan Ben Kasyafani pasca-bercerai menjadi bukti nyata dari prinsipnya. Keduanya masih sering terlihat bersama dalam berbagai kesempatan demi kebaikan putri mereka, Sienna Ameerah Kasyafani. Mereka bahka beberapa kali jalan bareng istri Ben, Nesya Ayu Nabila.

Caca menegaskan bahwa bukan perceraian yang merusak jiwa atau mental anak. Menurutnya, perilaku dan sikap orangtua yang saling menjatuhkan justru berdampak lebih buruk bagi perkembangan anak.

"Aku belajar dan tersadar, yang merusak jiwa anak itu bukan perceraian, yang merusak jiwa anak itu ketika melihat bapak-ibunya saling menjatuhkan satu sama lain dan anaknya tahu, denger, dan lihat secara gamblang," kata Marshanda saat hadir di Podcast Denny Sumargo, di akun Youtube CURHAT BANG Denny Sumargo, Rabu, 9 Oktober 2024.

 

4 dari 4 halaman

Marshanda Ungkap Dampak Perceraian

Pemain sinetron Bidadari ini juga menyoroti fenomena pasangan yang mempertahankan pernikahan demi anak. Ia melihat hal ini sebagai keputusan yang bisa berdampak negatif di kemudian hari.

"Banyak yang memilih tetap pertahankan pernikahan ini demi anak gue, terus pas udah gede (cerai), misalkan anaknya masih kecil setahun dua tahun, ada sih yang kayak gitu," ungkapnya. Caca menggambarkan dampak psikologis yang dialami anak-anak ketika orangtua menjadikan mereka alasan bertahan dalam pernikahan.

Menurutnya, hal ini justru bisa menimbulkan trauma berkepanjangan. Dalam situasi itu, orangtua terkadang menyalahkan anaknya karena mempertahankan rumah tangga. Dampak rusaknya pada anak akan sangat besar.

"Terus pas udah belasan tahun kemudian, orangtuanya bilang ke anaknya, 'Kita ini masih dalam pernikahan karena kamu'. Jadi anak itu gimana perasaannya coba?" tegasnya.

Tanpa berniat mengajari, Caca menyarankan agar berdamai dengan diri sendiri dan dengan mantan pasangan seperti yang dilakukan dirinya. "Kalau menurut aku, perkembangan mental anak jauh lebih penting dari semua ego kita yang seakan-akan jadi hal terpenting dari segalanya," pungkasnya.

 

Video Terkini