Liputan6.com, Jakarta - Xiaomeisha Ocean World, sebuah taman laut seluas 60.000 meter persegi, kembali dibuka dengan kemeriahan pada awal Oktober 2024 setelah menjalani renovasi selama lima tahun. Dengan antusiasme yang tinggi, sekitar 100 ribu pengunjung memadati taman tersebut selama uji coba tujuh hari.
Namun, kegembiraan itu segera berubah menjadi kekecewaan ketika pengunjung menyadari bahwa atraksi bintang mereka, hiu paus, ternyata adalah robot. Mengutip laman news.com.au, Rabu, 16 Oktober 2024, pengunjung yang membayar tiket seharga 30 pounsterling atau setara Rp600 ribu merasa tertipu.
Mereka melihat hiu paus yang diharapkan adalah makhluk hidup, ternyata hanya sebuah tiruan mekanis. Foto-foto yang diambil melalui kaca akuarium menunjukkan adanya celah di badan robot tersebut, tempat berbagai bagian mesin disatukan.
Advertisement
Hal ini memicu kemarahan pengunjung yang menuntut pengembalian uang mereka. Salah satu ulasan pedas menuliskan, "Taman itu tidak cukup besar, bahkan hiu paus itu buatan."
Ulasan lainnya menambahkan, "Bagian yang paling mengecewakan adalah pameran hiu paus. Meskipun itu demi perlindungan hewan, saya lebih suka mereka tidak memilikinya sama sekali daripada memamerkan yang palsu."
Pihak Xiaomeisha Ocean World menjelaskan bahwa penggunaan robot tersebut disebabkan oleh larangan perdagangan hiu paus hidup. Hiu paus, yang dikenal dengan nama ilmiah Rhincodon typus, adalah spesies ikan terbesar yang diketahui masih hidup, dengan ukuran terpanjang yang mencapai 18 meter. Namun, kemiripan mekanis ini dilaporkan menghabiskan biaya jutaan yuan untuk pembuatannya.
Kritik Kondisi Ikan Hidup
Selain kekecewaan terhadap hiu paus, pengunjung juga mengkritik kondisi ikan hidup di taman laut tersebut. Beberapa pengunjung melaporkan melihat ikan dengan bintik-bintik putih, indikasi penyakit yang dikenal di kalangan pemelihara ikan tropis sebagai penyakit bintik putih. Beberapa ikan tampak tidak dalam kondisi sehat, ujar salah satu pengunjung.
Kontroversi ini bukanlah yang pertama bagi taman hewan di China. Sebelumnya, juga sempat terjadi di Kebun Binatang Taizhou.
Taman satwa itu dikecam setelah mengecat anjing agar terlihat seperti panda. Pewarnaan ini segera diketahui oleh pengunjung, yang kemudian mengajukan keluhan. Kebun binatang tersebut akhirnya mengakui bahwa panda palsu tersebut sebenarnya adalah anak anjing chow chow yang diwarnai.
Mulanya hal ini ketahuan dari seorang pengunjung kebun binatang merekam keberadaan panda jadi-jadian itu di sebuah kebun binatang di selatan Provinsi Guangdong. Video yang diunggah pada Senin, 16 September 2024, di Douyin, aplikasi TikTok di China, itu juga menjadi viral dengan dibagikan lebih dari 1,4 juta kali serta disukai lebih dari 725 ribu pengguna.
Advertisement
Panda Palsu di Kebun Binatang China Bikin Geger
Pada foto yang dibagikan pengguna lain di media sosial, anjing berwarna hitam putih itu berada dekat papan petunjuk yang bertuliskan 'anjing diwarnai'. "Kami menyebutkan Anjing Panda, seekor anjing peliharaan yang terlihat mirip panda, diwarnai dan didandani oleh Chow Chow. Kami lembut, pintar, ramah, lucu, dan menggemaskan," bunyi papan petunjuk tersebut.
Manajer kebun binatang bermarga Huang mengatakan anjing-anjing itu menjadi salah satu atraksi utama mereka. "Anda bisa melihat namanya, kami adalah 'Surga Hewan Aneh dan Peliharaan yang lucu'," kata perempuan itu kepada media terafiliasi pemerintah, Sichuan Observation, dikutip dari CNN, Minggu, 22 September 2024.
"Ini adalah anjing Chow Chow yang dilukis (seperti panda), karena ini adalah bagian dari spesialisasi kami," ia menegaskan.
Menurut American Kennel Club, Chow Chows adalah "anjing serbaguna dari Tiongkok kuno", yang dikenal karena tubuhnya yang halus, kompak, dan berotot. Anjing itu juga dikenal memiliki "bulu kasar atau halus berwarna merah, hitam, biru, kayu manis, atau krem".
Berkali-kali Terjadi
Bukan kali itu saja kebun binatang mewarnai anjing chow chow sebagai panda. Pada Mei 2024, sebuah kebun binatang di provinsi Jiangsu timur picu kemarahan pengunjung setelah ditemukan bahwa kebun binatang tersebut mengecat dua ekor anjing hitam dan putih agar menyerupai panda. Menyusul kritik yang meluas, pihak kebun binatang mengakui tipu muslihat tersebut.
Sebuah kafe di kota barat daya Chengdu pun dikecam pada 2019 karena menawarkan layanan mewarnai hewan peliharaan agar terlihat seperti panda. Pada 2016, toko hewan peliharaan di Guangdong kedapatan menjual anjing yang diwarnai supaya terlihat seperti miniatur harimau.
Meski kritik ditujukan pada kebun binatang yang "mempromosikan pengecatan hewan peliharaan dengan warna-warna yang mewakili hewan liar", seorang pejabat kebun binatang mendukung keputusan kebun binatang itu. Ia mengungkapkan kepada Qilu Evening News, "Orang normal mewarnai rambut mereka. Anjing juga bisa mewarnai rambut mereka."
Sementara, Pusat Penangkaran panda raksasa di Chengdu, China, bertindak tegas dengan melarang 12 turis mengunjungi pusat tersebut seumur hidup. Larangan ini diberlakukan setelah para turis tersebut dilaporkan berperilaku buruk di sekitar panda-panda yang ada di sana.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement