Sukses

Ilustrator Malaysia Bikin Desain Batik untuk Promosikan Film Venom: The Last Dance, Disebut Budaya Negeri Jiran

Sony Pictures menuji karya "poster" desain batik untuk film Venom: The Last Dance sebagai "perpaduan sejati budaya Malaysia dan dunia Venom."

Liputan6.com, Jakarta - Adalah Arif Rafhan, ilustator asal Malaysia yang mempersembahkan karya kolaborasinya dengan Sony Pictures Malaysia demi mempromosikan film "Venom: The Last Dance." Foto-foto yang dibagikan di media sosial, Rabu, 16 Oktober 2024, memperlihatkan "poster" Venom dalam desain batik Malaysia.

Melansir The Rakyat Post, Kamis (17/10/2024), Sony Pictures menuji karya tersebut sebagai "perpaduan sejati budaya Malaysia dan dunia Venom, yang dibuat dengan sempurna." Arif juga membagikan unggahan di akun X-nya,  dulunya Twitter, yang mengungkap kolaborasi dengan Sony Pictures.

Ia pun berbagi karya "poster" Venom bercorak batik lainnya. Banyak yang mengagumi detail desain, terutama mengacu pada gigi dan lidah Venom yang menunjukkan kerumitan dan keterampilan sang ilustrator.

Bisa ditebak, sejumlah warganet Indonesia yang "frustasi" ikut nimbrung di kolom komentar unggahan tersebut. "Batik itu dari Indonesia, kenapa sih diklaim terus? Emang Malaysia ga punya budaya lain?" tanya seorang pengguna X.

Ada juga yang berkomentar, "Ya mungkin aja Malaysia emang punya batik versi mereka sendiri, tapi kalo dipakai buat promosi film internasional, bisa-bisa jadi informasi misleading, apalagi komentarnya bawa-bawa sebutan budaya Malaysia. Batik itu dari Indonesia, udah ada pengakuan UNESCO juga."

"Cari masalah mulu emang ya dik malay ini," sindir warganet lain. "Eksplorasi budaya sendiri lah orang Malaysia, jangan klaim budaya-budaya Indonesia terus. Ini batik udah diakuin UNESCO punya Indonesia masih aja ngotot," imbuh pengguna berbeda.

 

2 dari 4 halaman

Baliho Batik Malaysia

Awal bulan ini, baliho ajakan pilih batik Malaysia sudah lebih dulu jadi sorotan. "Ini Batik Malaysia, jangan salah pilih batik," begitu bunyi tulisan pada baliho yang fotonya diunggah akun Instagram @lambe_turah, Selasa, 1 Oktober 2024.

Gambar di baliho memperlihatkan manekin yang dipakaikan kain batik. Tulisan pada baliho juga menyertakan situs web My Craft Shoppe. Berdasarkan penelusuran Lifestyle Liputan6.com, laman itu merupakan toko online yang menjual berbagai macam kerajinan tangan.

Motif batik sendiri terdapat di beberapa produk, seperti blouse, magnet, dan sampul notebook. Kontroversi seputar batik Malaysia sebelumnya berkenaan dengan konten siaran langsung YouTuber IShowSpeed.

Speed dibuat bingung karena seorang penggemar memberi hadiah tujuh kemeja batik. "Saya mau memberimu hadiah. Baju tradisional Malaysia: batik, batik, batik, kamu harus memakainya," seru penggemarnya dalam tayangan di YouTube Dapudspy yang diunggah Rabu, 18 September 2024.

Speed memakai kemeja tersebut sambil mencari asal-usul batik di internet. "Where is batik from?" ketiknya di ponsel pribadinya karena penasaran. Ia lalu mendapat jawaban bahwa batik berasal dari Indonesia. Tampak kaget dengan penemuannya, ia menanyakan hal tersebut pada sopir yang mengantarnya.

 

3 dari 4 halaman

Bikin IShowSpeed Bingung

Sopir tersebut menyebut bahwa batik Indonesia berbeda dengan batik Malaysia. Secara singkat, batik Malaysia disebutkan memakai motif flora, sementara batik Indonesia bermotif fauna. Mendapati itu, ia bertanya, "Jadi batik dari Malaysia?" tampak bingung.

Sekali lagi Speed mencarinya di mesin pencarian dan menemukan bahwa batik berasal dari Pulau Jawa di Indonesia. "Mereka punya pendapat yang berbeda," kata Speed. "Saya tidak tahu."

Kendati Malaysia memang mengenal batik, UNESCO telah mengukuhkan bahwa batik milik Indonesia dan terdaftar sebagai Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia per 2 Oktober 2009. Maka itu, 2 Oktober dijadikan Hari Batik Nasional, lapor Antara.

Batik Indonesia memiliki perbedaan signifikan dengan batik Malaysia. Batik Indonesia memiliki beragam motif, salah satunya motif batik Jepara yang dapat dibedakan jadi dua, yaitu motif lama dan motif baru.

Motif lama mempunyai pola dengan warna lung hitam, gajah cokelat, serta flora dan  fauna daun ulir hijau. Sedangkan motif baru merupakan batik tulis yang beragam. Batik Indonesia memiliki motif yang tidak sama antara satu daerah dengan yang lain. Setiap daerah memiliki motif dan pesan yang berbeda.

Di sisi lain, Malaysia memiliki batik berdasar warna menyala dengan motif daun atau bunga yang besar. Batik Malaysia banyak dipengaruhi alam sekitar. Motif-motif ini katanya dihasilkan dari kepekaan masyarakat tradisional terhadap lingkungan.

4 dari 4 halaman

Venom: The Last Dance

 

Sementara itu, Sony Pictures sebelumnya mengumumkan film "Venom: The Last Dance" akan tayang di Indonesia pada 25 Oktober 2024. Jadwal penayangan ini lebih cepat dibanding jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya, lapor kanal Regional Liputan6.com, 6 Juni 2024.

Film ini disebut-sebut akan jadi penutup triloginya di SSU. Menurut keterangan resmi Sony Pictures, film yang digarap oleh sutradara Kelly Marcel ini akan mengikuti pelarian Eddie dan Venom dari agen pemerintah.

Dalam hal ini, mereka terpaksa mengambil keputusan yang akan "menutup tirai." Menariknya, selain berusaha kabur dari agen pemerintah, keduanya menghadapi alien simbiote berukuran besar dari planet asal Venom. Tidak hanya melibatkan kembali Tom Hardy sebagai pemeran utama, film ini menggandeng beberapa pemain baru.

Selain Temple dan Ejiofor, pendatang baru dalam franchise Venom, termasuk Rhys Ifans, Alanna Ubach, dan Clark Backo. Peggy Lu dan Stephen Graham kembali mengulangi peran mereka sebagai Nyonya Chen dan Patrick Mulligan, sementara Cristo Fernández akan kembali sebagai bartender dari adegan post-credit Spider-Man: No Way Home.

Â