Sukses

Hashim Djojohadikusumo Adik Prabowo Subianto Raih Penghargaan dari KLHK, Dinilai Berjasa Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca

Penghargaan yang diraih Hashim Djojohadikusumo dari KLHK itu karena perusahaan miliknya, PT ITCI Kartika Utama, bisa mengelola hutam hingga berkontribusi dalam menurunkan emisi gas rumah kaca.

 

Liputan6.com, Jakarta - Jelang pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden ke-8 Republik Indonesia, Hashim Djojohadikusumo mendapat penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Penghargaan diberikan langsung oleh Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Kamis (17/10/2024).

Chairman dan CEO Apsali Group itu dianggap berhasil mengelola sumber daya alam dengan signifikan dalam 10 tahun terakhir. Lewat PT ITCI Kartika Utama, ia dinilai berkontribusi dalam menurunkan emisi gas rumah kaca dengan meningkatkan tutupan hutan alam.

 

"Secara pribadi sangat gembira karena akhirnya kita dapat menemukan pola di mana dunia usaha, melalui entitas seperti PT ITCI Kartika Utama, mampu melaksakan aksi iklim dengan hasil nyata... Ini adalah bukti nyata bagaimana pengelolaan hutan dapat berjalan beriringan dengan aksi-aksi perubahan iklim," kata Siti Nurbaya dalam sambutan.

Berdasarkan hasil pemantauan KLHK secara periodik setiap tahun, wilayah tutupan hutan PT ITCI disebut meningkat sebesar 60.045 dalam waktu sekitar 12 tahun. Dari tutupan lahan berhutan seluas 63.610 hektare pada 2011, kawasan hutan meningkat menjadi 123.574,9 hektare pada 2023.

KLHK juga mengklaim penutupan hutan lahan kering sekunder (hutan alam) meningkat sebesar 65.952,5 hektare, dari 57.133 hektare pada 2011 menjadi 123.085,5 hektare pada 2023.

"Kita tadi telah menyaksikan melalui video bagaimana area yang dikelola oleh PT ITCI Kartika Utama telah pulih dengan sangat baik, termasuk hasil pemeriksaan lapangan yang telah dilakukan. Penting untuk kita petik pelajaran bahwa dengan memimpin melalui contoh (leading by example), kita tidak hanya berkontribusi pada Indonesia, tetapi juga pada aksi iklim global," puji Siti.

 

2 dari 4 halaman

Niat Hashim Jaga Pohon

 

Hashim pun berterima kasih atas penghargaan yang diterima perusahaannya. Ia mengaku sebagai pebisnis yang bertanggung jawab, mereka adalah penjaga bagi generasi mendatang. Karena itu, ia menolak menebang pohon-pohon yang ada di wilayah usahanya untuk kepentingan generasi mendatang.

"Saya ingin menjaga pohon-pohon ini agar cucu saya bisa duduk di dewan, dan mengapa tidak? Saya ingin melestarikan hutan-hutan ini sehingga cucu saya, dan mungkin juga cicit saya, dapat mengunjungi dan melihat pohon-pohon yang sama yang kami lihat sekarang. Mereka akan merasa bangga kepada saya," ujarnya.

Ia mengaku khawatir jika tak bertindak demikian, keturunannya dan saudaranya yang akan menjadi Presiden RI berikutnya akan membencinya. "Kami tidak ingin dicemooh oleh keturunan kami sendiri. Kami ingin dihormati dan dikenal, terutama oleh orang-orang yang kami cintai," katanya lagi.

Hashim yang ditunjuk sebagai Utusan Khusus Presiden dalam UN Climate Change Conference di Baku, Azerbaijan, pada November 2024 juga menawarkan solusi untuk mengatasi emisi global, yakni dengan metode penangkapan karbon.

"Ternyata, Indonesia bisa menjadi superpower dalam penangkapan karbon global karena memiliki formasi geologis yang tepat. Selain itu, kami telah memiliki pengalaman lebih dari satu abad dalam mengelola industri minyak dan gas," sambungnya.

 

3 dari 4 halaman

Peluang Indonesia Dapat Uang dari Upaya Menekan Emisi Gas Rumah Kaca

Hashim menyebutkan bahwa Indonesia berpeluang menjadi tempat penyimpanan karbon dioksida cair dengan kapasitas penyimpanan hingga 500 gigaton. Dengan mempertimbangkan emisi Indonesia yang sekitar 1,3 hingga 1,4 gigaton dalam sepuluh tahun terakhir, menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kapasitas penyimpanan karbon dioksida yang dapat bertahan selama 500 tahun.

Untuk itu, ia mengusulkan kapasitas penyimpanan karbon tersebut ditawarkan kepada negara-negara industri yang tidak memiliki formasi batuan yang sesuai. "Saya diberitahu oleh teman-teman dari Exxon bahwa Jepang dan Korea Selatan tidak memiliki formasi yang tepat. Kami ingin menawarkan kapasitas penyimpanan kami kepada dunia, yang dapat memberikan manfaat nyata secara global," ujarnya.

"Angka 600 juta ton akan ditawarkan di Baku oleh UNFCCC untuk emisi tahun 2021 dan 2022. Tujuan utama kami adalah menawarkan perlindungan hutan kepada dunia. Saya merasa terhormat menjadi aktor dalam upaya ini," imbuh Hashim.

Ia juga mengklaim bahwa Prabowo Subianto sangat peduli dalam mengatasi dampak negatif perubahan iklim. Menurut Hashim, Prabowo bekomitmen untuk mendukung semua usaha dan bertekad untuk meningkatkan anggaran, khususnya untuk perlindungan hutan yang saat ini terancam oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

4 dari 4 halaman

Target Indonesia Terkait Emisi Gas Rumah Kaca

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan target Indonesia untuk mencapai net zero emission pada 2060 di World Climate Action Summit (WCAS) 2030 yang menjadi rangkaian agenda COP 28 UNFCCC, akhir 2023. Jokowi menegaskan bahwa dengan segala keterbatasan, Indonesia terus menurunkan emisi karbon, antara lain melalui perbaikan pengelolaan Forest & Other Land Use (FOLU) serta mempercepat transisi energi menuju Energi Baru Terbarukan.

Mengutip laman resmi KLHK, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian LHK, Laksmi Dhewanthi menerangkan bahwa penyampaian terkait keberhasilan tersebut tentunya didukung dengan data dan informasi yang akurat, transparan dan kredibel. Hasil perhitungan inventarisasi GRK nasional menunjukkan tingkat emisi GRK pada 2022 sebesar 1.220 Mton CO2e.

Jumlah itu disumbang berbagai sektor, teridi dari Energi sebesar 715,95 Mton CO2e, Proses Industri dan Penggunaan Produk, sebesar 59.15 Mton CO2e, Pertanian sebesar 89,20 Mton CO2e, Kehutanan dan Kebakaran Gambut sebesar 221,57 Mton CO2e, dan Limbah sebesar 133,66 Mton CO2e.

"Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2021), total tingkat emisi naik sebesar 6,9 persen, namun tingkat emisi tahun 2022 apabila dibandingkan dengan BAU pada tahun yang sama menunjukkan pengurangan sebesar 42 persen," terang Laksmi.

Laksmi juga menjelaskan dari hasil permantauan perubahan tutupan hutan pada 2020--2021, Angka Deforestasi Netto Indonesia tahun 2021-2022 mengalami penurunan sebesar 8,4 persen.

"Dilihat dari data series setiap periode pengamatan mulai periode tahun 1996-2000, besaran deforestasi dapat mengalami peningkatan atau pengurangan. Hal itu terjadi karena dinamisnya perubahan penutupan lahan akibat aktivitas manusia dalam memanfaatkan lahan sehingga mengakibatkan hilangnya penutupan hutan atau penambahan penutupan hutan karena penanaman," jelas Laksmi.