Sukses

Kebiasaan Makan di Pesawat Ternyata Bisa Picu Gangguan Pencernaan, Kok Bisa?

Makanan di pesawat menjadi salah satu fasilitas untuk penumpang, bahkan dinantikan mereka yang dalam perjalanan jauh. Tapi, sebuah studi menunjukkan bahwa kebiasaan makan di pesawat yang mengudara bisa memicu gangguan pencernaan.

 

Liputan6.com, Jakarta - Selain hiburan di sela penerbangan, makanan menjadi hal lain yang jarang dilewatkan penumpang pesawat. Namun, hal itu tidak berlaku bagi seorang pria yang berprofesi sebagai pelatih kebugaran pribadi asal Las Vegas.

Ia justru sering melewatkan makan di pesawat, bahkan ketika duduk di kelas satu. "Sangat tidak enak untuk makan saat Anda sedang terbang," pelatih pribadi Las Vegas Michael Sheedy menjelaskan di podcast Wealthy Way, dikutip dari NY Post, Minggu, 20 Oktober 2024.

"Motilitas usus dipengaruhi oleh tekanan kabin dan ketinggian," lanjut pakar olahraga tersebut. "Jadi, kalau makan di pesawat, makanannya tidak tercerna dengan baik, dan bisa menyebabkan radang saluran cerna."

Perut yang penuh dengan makanan juga berpotensi menciptakan gas di lambung. Karena itu, Sheedy memilih untuk berpuasa selama penerbangan. 

"Saya tidak mau makan," katanya kepada podcaster Ryan Pineda. "Saya hanya akan membuat kopi, air, dan elektrolit."

Bahkan ketika ditawari barang gratis yang disertakan dengan tiket pesawatnya, influencer kebugaran tersebut menyatakan tidak akan tergoda. "Kelas satu, saya menolak makanan tersebut," ucapnya seraya menambahkan bahwa dia juga tak menyantap makanan bermutu rendah di lounge. "Aku tidak akan memakan itu."

"Begitu saya mendarat, saya akan makan pertama," kata Sheedy. "Tidak hanya itu membuat komposisi tubuh saya tetap terlihat bagus. Saya merasa lebih baik dan saya bisa makan apapun yang saya mau."

 

2 dari 4 halaman

Menghindari Camilan Bernatrium Tinggi

Sheedy tidak sekadar berucap. Pendapatnya juga didukung seorang ahli gastroenterologi dari Universitas Harvard, Kyle Staller. Ia memperingatkan bahwa, 'perjalanan (udara) mengganggu banyak ritme alami tubuh, termasuk pencernaan', berdasarkan sebuah laporan terbaru.

Spesialis Klinik Cleveland juga menegaskan bahwa 'perubahan tekanan pesawat menyebabkan gas di dalam perut dan usus Anda mengembang, itulah sebabnya Anda mungkin merasa kembung'. Para pakar kesehatan menyarankan untuk menghindari makanan asin dan berminyak, seperti burger dan kentang goreng dari restoran cepat saji di terminal bandara, untuk mengurangi risiko gas di lambung.

First Officer Paul Janowicz, seorang pilot Delta Airlines, sepakat dengan itu. Saat membuat daftar lima makanan larangan terbang terbaiknya, pakar penerbangan itu menyarankan agar para penumpang pesawat  tidak mengonsumsi camilan ber-'natrium tinggi'. Dia menganggap camilan yang lebih asin merupakan ancaman tiga kali lipat bagi tubuh di ketinggian 30.000 kaki, karena dapat menyebabkan gas, kembung, dan dehidrasi.

Bagi mereka yang kesulitan menahan lapar di pesawat, ahli gizi Jo Woodhurst mengatakan kepada Conde Nast Traveler bahwa ada beberapa jenis makanan yang disarankan untuk para pelancong udara. "Bawalah beberapa makanan segar yang dipotong-potong dari rumah dengan kandungan air yang tinggi, seperti irisan mentimun, paprika, seledri, tomat ceri, atau semangka untuk membantu menjaga hidrasi dan keseimbangan cairan," katanya. 

3 dari 4 halaman

Kiat Menahan Lapar Selama Penerbangan

"Padukan ini dengan beberapa protein, seperti selai biji-bijian, untuk menciptakan pilihan yang lebih menyeimbangkan gula darah." tambahnya

Dikutip dari Condé Nast Traveler, Jumat, 18 Oktober 2024, Jo juga menyampaikan bahwa setiap orang memiliki reaksi tubuh yang berbeda terhadap makanan yang berbeda. Ia menekankan bahwa hal terpenting adalah memahami makanan mana yang membuat Anda kembung, seperti gandum, susu, atau sayuran seperti kubis, dan hindari makanan tersebut selama penerbangan. 

"Menghindari makanan berserat tinggi seperti kacang-kacangan, polong-polongan, dan rempah-rempah merupakan ide yang bagus sebelum Anda terbang karena beberapa orang merasa makanan tersebut sulit dicerna di dalam usus dan menyebabkan kembung. Namun, begitu sampai di tempat tujuan, Anda perlu mengonsumsi banyak serat untuk menghindari sembelit saat bepergian," jelasnya.

"Pemanis buatan dan minuman bersoda juga dapat menyebabkan kembung bagi banyak orang, jadi hindarilah makanan tersebut sebisa mungkin. Menghindari permen karet juga dapat mengurangi kembung, yang terutama terjadi saat menelan udara," tambahnya.

4 dari 4 halaman

Apa yang Harus Dilakukan Jika Perut Kembung di Pesawat?

Masalah pencernaan tentu menjadi hal yang tidak menyenangkan, apalagi saat Anda terjebak di dalam pesawat selama berjam-jam. Jo kembali menyampaikan beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu meredakan gejala saat berada di pesawat.

"Makanan pahit yang dapat dicerna, enzim pencernaan, probiotik, dan vitamin C juga dapat mengatasi perut kembung selama penerbangan," kata Jo. 

"Kaus kaki kompresi juga terbukti dapat merangsang sistem limfatik dan sirkulasi yang dapat membantu mengatasi retensi air. Berjalan di sepanjang lorong dapat membantu. Lalu, bergeraklah berjalan di sekitar kabin atau bahkan melakukan peregangan dapat melancarkan peredaran darah dan mengurangi perut kembung," tambahnya. 

Lucy, manajer media sosial Conde Nast Traveller, juga menyarankan minum segelas jahe untuk membantu mengatasi perut kembung. "Meskipun tidak ada pengobatan yang pasti, saya menemukan bahwa minum segelas jahe sebelum makan di pesawat sangat bagus. Jahe telah terbukti mengurangi peradangan, membantu pencernaan, dan menenangkan perut," kata Lucy. 

"Cara lain yang saya miliki adalah mencoba berjalan-jalan sebentar, bahkan hanya sekadar naik turun lorong setelah makan," tambahnya.

Video Terkini