Sukses

Peselancar Italia Tewas Seketika Usai Tertusuk Ikan Todak di Mentawai

Peselancar Italia bernama Giulia Manfrini tewas usai tertusuk ikan todak saat berselancar di salah satu spot terbaik di Mentawai.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang peselancar Italia tewas setelah dadanya tertusuk ikan berparuh tajam saat berselancar di lepas pantai Sumatera Barat, Indonesia. Giulia Manfrini (36) sedang berselancar di Kepulauan Mentawai ketika dia mengalami 'kecelakaan yang parah', kata rekan bisnisnya James Colston.

"Sayangnya, meski dengan upaya berani dari rekannya, staf resor setempat, dan dokter, Giulia tidak dapat diselamatkan," kata Colston dalam sebuah pernyataan di Instagram, Minggu, 20 Oktober 2024, dikutip dari CNN, Selasa (22/10/2024). "Kami yakin dia meninggal karena melakukan apa yang dia sukai, di tempat yang dia cintai."

Melansir Antara, Lahmudin Siregar, penjabat Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kepulauan Mentawai, mengatakan dada Manfrini terkena ikan todak (Xiphias gladius) saat berselancar pada Jumat, 18 Oktober 2024. "Informasi yang kami terima dari Camat Siberut Barat Daya memang terjadi kecelakaan seorang WNA Italia ketika berselancar," kata Lahmudin.

Lahmudin menerangkan peristiwa nahas tersebut terjadi ketika Manfrini sedang berburu ombak di Perairan Ombak Bengbeng, Pulau Masokut, Desa Pasakiat Taileleu, Kecamatan Siberut Barat Daya, sekitar pukul 9.30 WIB. "Tanpa diduga, seekor ikan todak melompat ke arah Manfrini dan menancap tepat di bagian dada turis perempuan itu," katanya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Polsek Siberut, Manfrini sempat meminta tolong dengan melambaikan tangan kepada dua saksi yang juga WNA bernama Alexandre Ribas dan Massimo Ferro. Kedua saksi dengan cepat membantu dan memberikan pertolongan pertama serta membawa peselancar malang itu ke Puskemas Pei Pei Pasakiat Taileleu. Namun, nyawanya tidak terselamatkan.

2 dari 4 halaman

Tertusuk Ikan di Dada Kiri

Dari hasil pemeriksaan tim medis di Puskesmas Pei Pei, peselancar asal Italia tersebut mengalami luka tusuk pada bagian dada sebelah kiri atas dengan kedalaman sekitar lima sentimeter. Laporan medis juga menyatakan hidung korban mengeluarkan buih yang diduga akibat kekurangan oksigen karena tenggelam.

Jasadnya sempat berada di Puskesmas Pei Pei dan selanjutnya dibawa menggunakan kapal ke Kota Padang untuk diantarkan ke negara asalnya, Italia. Manfrini merupakan rekan bisnis Colston di perusahaan perjalanan AWAVE Travel, yang mengatur perjalanan ke destinasi selancar populer, termasuk Kepulauan Mentawai.

Akomodasi yang bermitra dengan keduanya pun ikut mengunggah pernyataan duka cita atas meninggalnya 'klien dan teman' mereka. "Kami berdiam diri selama beberapa hari terakhir untuk menghormati klien dan teman yang meninggal dalam kecelakaan menyedihkan saat berselancar di salah satu ombak paling bersahabat di wilayah tersebut. Dia ditusuk di bagian dada oleh ikan jarum dan meninggal seketika," tulis akun Instagram Hidden Bay Resort Mentawais, Minggu, 20 Oktober 2024.

3 dari 4 halaman

Insiden Langka

Pihak resor menegaskan bahwa pihaknya memprioritaskan keselamatan dan keamanan semua tamu dengan berinvestasi pada item keselamatan dan prosedur pertolongan pertama dasar, baik di resor maupun di kapal kami. Pihaknya juga selalu memandu tamu, memberi mereka semua informasi, dan membawa mereka ke ombak yang sesuai dengan tingkat selancar mereka.

"Sayangnya, dalam kasus ini, kami tidak bisa berbuat apa-apa dan kami memberikan semua dukungan yang diperlukan untuk membantu prosedur pemulangan jenazah," sambung keterangan pihak resor.

Mengutip CNN, ikan todak diketahui memiliki paruh yang panjang dan tajam serta dapat melompat keluar dari air. Meskipun ciri fisiknya bisa berbahaya bagi manusia, kematian sangat jarang terjadi.

Wali Kota Venaria Reale, sebuah kota dekat Turin di Italia utara, tempat tinggal keluarga Manfrini, menyampaikan belasungkawa kepada mereka yang mengenalnya.

"Berita kematiannya membuat kami terkejut dan merasa tidak berdaya menghadapi tragedi yang merenggut nyawanya begitu dini," kata Fabio Giulivi dalam sebuah pernyataan. "Untuk ibu Chiara, ayah Giorgio dan semua orang yang mencintainya, pelukan yang menyentuh dari saya dan seluruh Kota."

4 dari 4 halaman

Kepulauan Mentawai Destinasi Selancar Kelas Dunia

Mengutip kanal Regional Liputan6.com, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, telah lama dikenal sebagai salah satu surga bagi para peselancar dunia. Dengan ombaknya yang terkenal besar, konsisten, dan bervariasi, Mentawai menjadi magnet bagi para surfer dari seluruh penjuru dunia. Tak hanya peselancar profesional, mereka yang baru mengenal olahraga ini juga menjadikan Mentawai sebagai destinasi impian.

Ombak di Mentawai dikenal sangat istimewa karena kualitasnya yang tinggi dan konsisten sepanjang tahun. Ada banyak spot surfing yang tersebar di berbagai pulau, dengan karakteristik ombak yang berbeda-beda, cocok untuk berbagai level kemampuan peselancar.

Salah satu spot yang paling terkenal adalah Lances Right di Pulau Sipora, yang menawarkan ombak sempurna dengan gulungan yang kuat dan tinggi, sangat digemari oleh peselancar profesional. Di sisi lain, ada spot seperti Beng-Beng di Pulau Nyang Nyang, yang lebih ramah bagi peselancar pemula karena ombaknya yang lebih kecil namun tetap memberikan tantangan seru.

Kepulauan Mentawai menerima gelombang besar dari Samudra Hindia, yang menciptakan ombak-ombak raksasa dengan berbagai formasi. Banyak di antaranya mencapai ketinggian 2 hingga 4 meter, ideal untuk melakukan berbagai trik surfing. Kombinasi dari kecepatan angin, suhu air, serta terumbu karang di dasar laut menciptakan ombak yang stabil dan teratur.