Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian dan Keamanan Pangan Malaysia mengaku akan memeriksa anggur Shine Muscat impor yang diduga mengandung residu kimia berbahaya, seperti diklaim pemerintah Thailand. Menteri Datuk Seri Mohamad Sabu mengatakan, masalah tersebut akan dirujuk ke lembaga terkait untuk diverifikasi.
Ini termasuk Institut Penelitian dan Pengembangan Pertanian Malaysia, dikutip dari New Strait Times, Senin, 28 Oktober 2024. Ia menambahkan bahwa jika klaim tersebut terbukti, kementerian akan membuat pengumuman dan mengambil tindakan yang tepat.
Baca Juga
"Namun, sejauh ini, kami belum menerima pengaduan apapun terkait masalah ini. Verifikasi akan dilakukan," katanya. "Kami sangat teliti dalam masalah ini karena menyangkut kesehatan, dan akan melakukan pemantauan berkelanjutan. Jika ada bahan kimia berbahaya yang terdeteksi, kami akan mengambil tindakan lanjutan."
Advertisement
Sebelumnya, Jaringan Peringatan Pestisida Thailand mengeluarkan peringatan tentang kontaminasi pada anggur Shine Muscat. Pihaknya menyatakan bahwa banyak sampel buah tersebut terdeteksi mengandung residu kimia berbahaya yang melebihi tingkat yang diizinkan.
Jaringan dan Dewan Konsumen Thailand mendesak Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand mengambil tindakan segera. Ini termasuk mewajibkan importir dan distributor memberi label negara asal untuk anggur Shine Muscat yang diimpor.
Thai-PAN, Dewan Konsumen Thailand (TCC) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand (FDA) mengungkapkan hasil uji laboratorium tersebut pada Kamis, 24 Oktober 2024, lapor Bangkok Post. TCC membeli 24 sampel anggur populer dari berbagai lokasi, termasuk dua dari toko daring, tujuh sampel dari toko buah dan pasar segar, dan 15 dari supermarket, pada 2 dan 3 Oktober 2024.
Identifikasi Asal Anggur Shine Muscat
Harganya berkisar antara 100 hingga 699 baht (sekitar Rp46 ribu--Rp325 ribu) per kilogram, kata Prokchon Usap, koordinator Thai-PAN. "Hanya sembilan sampel yang dapat diidentifikasi sebagai barang impor dari China, sementara 15 sampel lainnya tidak dapat diidentifikasi asal negaranya," katanya.
"Sangat mengejutkan ketika kami melihat bahwa 23 dari 24 sampel mengandung residu pestisida yang melebihi batas yang diizinkan," ia menambahkan. Satu sampel ditemukan mengandung klorpirifos, insektisida yang dilarang di Thailand, katanya.
Dua puluh dua sampel lainnya mengandung 14 residu kimia berbahaya yang melebihi batas aman 0,01 mg/kg dan menghasilkan 50 residu pestisida lain. Dua puluh dua di antaranya belum dinyatakan berdasarkan hukum Thailand, seperti triasulfuron, cyflumetofen, tetraconazole, dan fludioxonil.
"Pestisida ini masih ada di jaringan tanaman anggur, dan menghilangkannya dari jaringan tanaman sepertinya tidak akan mudah," kata Prokchon. FDA telah memeriksa 264 ton anggur Shine Muscat impor, senilai 72 juta baht, sepanjang tahun ini, menurut Dr Wattanasak Sornrung, direktur Divisi Pos Pemeriksaan Pengawasan Makanan dan Obat-obatan di lembaga tersebut.
Â
Advertisement
Penemuan dari Sampel Buah
Hanya empat sampel yang ditemukan memiliki residu pestisida di atas standar keamanan, katanya. FDA telah mengambil tindakan hukum terhadap para importir tersebut.
Ia mengatakan, FDA memeriksa anggur yang dibawa dengan kereta api dari China dan menemukan semuanya aman. "FDA akan mengambil tindakan lebih tegas untuk memeriksa buah dan sayuran segar impor," ia mengklaim. "Lebih banyak sampel akan dibutuhkan, dan alih-alih menunggu tiga hari seperti saat ini, hasil pengujian harus dirilis dalam waktu 24 jam."
Peringatan serupa nyatanya sempat dirilis tidak hanya mencakup makanan, namun juga produk fesyen. Awal tahun ini, produk anak-anak yang dijual raksasa toko online Shein termasuk dalam barang fesyen mengandung bahan kimia beracun dalam jumlah ratusan kali lipat di atas tingkat rekomendasi, kata Pemerintah Kota Seoul, Selasa, 28 Mei 2024.
Popularitas jenama asal China yang berkantor pusat di Singapura ini meroket di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir. Mereka menawarkan banyak pilihan pakaian dan aksesori trendi dengan "harga sangat murah," menurut AFP, dikutip dari CNA, Rabu, 29 Mei 2024.Â
Produk Fesyen Beracun
Pertumbuhan eksplosif ini menyebabkan peningkatan pengawasan terhadap praktik bisnis dan standar keselamatannya, termasuk di Uni Eropa dan Korea Selatan. Otoritas Seoul melakukan inspeksi mingguan terhadap barang-barang yang dijual platform, termasuk Shein, Temu, dan AliExpress.
Mereka kemudian menetapkan delapan produk yang dijual Shein, termasuk sepatu anak-anak, tas kulit, dan ikat pinggang, mengandung ftalat (phthalates) dalam jumlah tinggi. Sepasang sepatu mengandung 428 kali lipat kadar ftalat yang diizinkan, tertinggi yang diamati sejauh ini selama inspeksi di Seoul.
Sementara itu, tiga tas mengandung 153 kali lipat dari batas tersebut. Phthalates banyak digunakan untuk melunakkan plastik dan ditemukan di ribuan produk, termasuk wadah, produk kecantikan, dan mainan. Namun, bahan-bahan tersebut telah diketahui selama beberapa dekade menyebabkan gangguan hormon dan dikaitkan dengan obesitas, penyakit jantung, beberapa jenis kanker, serta masalah kesuburan.
Pejabat kota Seoul Park Sang Jin mengatakan pada AFP bahwa mereka telah meminta penarikan produk-produk ini dari penjualan. Ia mengatakan, sejak kota tersebut memulai inspeksi pada April 2024, sebagian besar platform telah memenuhi permintaan tersebut.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement