Sukses

Menyambangi Toko-Toko Legendaris di Shinjuku Tokyo Jepang, Berburu Manga sampai Nonton Film di Bioskop Jadul

Toko-toko legendaris ini termuat dalam Shinjuku Guidebook, yang dirilis UNIQLO dalam rangka pembukaan toko utama global baru mereka, UNIQLO Shinjuku HONTEN.

Liputan6.com, Tokyo - Shinjuku Guidebook, yang dirilis UNIQLO dalam rangka pembukaan toko utama global baru mereka, UNIQLO Shinjuku HONTEN, memastikan salah satu area populer di Tokyo, Jepang, ini melampaui semata distrik trendi dengan sentuhan estetika modern. Kota dengan stasiun kereta api tersibuk di dunia tersebut merupakan rumah bagi sederet bisnis legendaris.

Group Executive Officer Fast Retailing, Masahiro Endo, yang bertanggung jawab terhadap pemasaran UNIQLO di Jepang dan Korea Selatan, mengatakan dalam sesi wawancara di UNIQLO Shinjuku HONTEN, Rabu, 23 Oktober 2024, bahwa kurasi Shinjuku Guidebook dilakukan dengan memastikan toko-toko di dalamnya adalah bisnis mapan yang merupakan pionir di bidang masing-masing.

"Toko-toko ikonis pemikat perhatian dunia ini berakar kuat pada komunitas setempat," ujar Endo. Mulai dari restoran kari sampai toko kaset tidak biasa, berikut sejumlah bisnis legendaris yang masuk dalam Shinjuku Guidebook versi UNIQLO:

1. Shinjuku Nakamuraya Manna

Manna jadi perhentian pertama rombongan jurnalis dari berbagai negara yang mengikuti agenda UNIQLO Shinjuku HONTEN neighborhood tour, Rabu. Itu merupakan restoran kari non-halal yang memadukan cita rasa khas Jepang dan India, yang sudah dijual sejak 1927.

Namun sebelum itu, Shinjuku Nakamuraya lebih dulu dikenal sebagai pelopor creampan, roti khas Jepang yang populer. Kudapan itu telah dijual toko roti tersebut sejak 1901.

Shinjuku Nakamuraya Manna mendeskripsikan bisnisnya, "Di tengah hiruk pikuk Shinjuku, Anda dapat menikmati kenyamanan dan makanan lezat yang sama seperti di masa lalu. Terkadang, Anda dapat mengenang masa lalu sendirian atau saat berkumpul dengan keluarga, dan di waktu lain, Anda dapat bersulang dengan santai bersama teman-teman."

Menjelang waktu makan siang pada Rabu, kebanyakan pelanggannya datang berdua atau lebih. Mereka terlihat lahap menikmati sajian kari yang disiram ke nasi hangat.

2 dari 4 halaman

2. Takano

Takano berdiri pada 1885, bersamaan dengan Stasiun Shinjuku. Toko ini mengkhususkan diri pada buah-buahan dan memiliki catatan komitmen yang gigih terhadap produk tersebut. Mereka menawarkan produk yang disortir berdasarkan faktor-faktor, seperti perkembangan area produksi, warna, bentuk, ukuran, kesegaran, dan kadar gula menggunakan metode yang akurat untuk memilih buah berkualitas tinggi.

"Kami mengutamakan musim dan momen saat menawarkan hadiah buah berkualitas tinggi yang dimungkinkan oleh toko-toko khusus buah tradisional kami," sebut mereka. Selain buah, Takano telah mengembangkan produk, seperti kue, makanan panggang, makanan penutup, selai, salad, dan roti, yang tentunya menggunakan buah sebagai bahan utama.

Tidak semata belanja berbagai produk buah, dengan seleksi melon premium yang sayang dilewatkan, Anda juga bisa mengikuti kelas memotong buah yang dipandu langsung oleh koki profesional. Pastikan mereservasi slot lebih dulu untuk bergabung di kelas tersebut.

"Seni memotong buah ini terus kami kembangkan, dan biasanya disesuaikan dengan tema perayaan di dekat-dekat waktu. Sekarang, misalnya, sedang mendekati Halloween," sebut pihaknya.

3 dari 4 halaman

3. Kinokuniya Books Shinjuku HONTEN

Kinokuniya Books sudah eksis sejak 1927, dan dalam perkembangannya, toko utama mereka di Shinjuku merupakan bangunan delapan lantai yang dipenuhi sekitar satu juta buku berbagai genre. Di bangunan yang sama, mereka juga menawarkan shopping and restaurant street, serta teater multi-fungsi.

Di antara seleksi populer, MANGA tidak pernah absen dari daftar. Memenuhi ruang di lantai delapan, genre ini disebut tidak hanya tenar di kalangan konsumen Jepang, namun juga mancanegara.

Sebagai penggemar Studio Ghibli, "harta karun" yang saya temukan di sini adalah buku "Kiki's Delivery Service" karya Eiko Kadono. Jadi bila berkunjung, pastikan Anda mencermati satu per satu buku di rak-rak yang sudah ditata sedemikian rupa.

4. Musashino-kan

Waktu seolah berhenti di Musashino-kan, setidaknya secara visual. Ini merupakan bioskop tertua di Tokyo yang telah beroperasi selama 104 tahun. Dibuka pada Mei 1920, Musashino-kan merupakan teater independen kelas atas untuk film-film asing di ibu kota Jepang.

Teater ini masih beroperasi hingga sekarang, dan memutar film di tiga layar, dengan kapasitas tempat duduk mulai dari 87 untuk yang terkecil, hingga yang terbesar 123 kursi. Kendati nuansa lawasnya terasa, dekorasi di area bioskop tetap vibrant, sesuai film yang sedang dipromosikan.

4 dari 4 halaman

5. Disk Union

Eksistensi Disk Union jadi bukti bahwa kecintaan konsumen Jepang terhadap piringan hitam dan CD tetap hidup di tengah gelombang media baru. Disk Union disebut bukan toko kaset biasa. Toko utamanya di Shinjuku terdiri dari delapan lantai yang dipenuhi CD dan piringan hitam dari berbagai genre musik.

Dari visual kei Jepang dan indie rock, band reggae Inggris yang esoteris dari tahun 70-an, sampai seleksi populer yang tidak lekang waktu, seperti The Beatles, keseluruhannya memungkinkan pelanggan menemukan album langka maupun bersua musik baru yang menarik didengarkan.

Melengkapi daftar tersebut, UNIQLO, dengan membuka global flagship store terbaru mereka UNIQLO Shinjuku HONTEN, mengaku "senang dapat bergabung dengan toko-toko legendaris ini." Sebagai informasi, Shinjuku Guidebook tercetak dalam Bahasa Jepang, dengan versi Bahasa Inggris tersedia secara daring.

"Dengan cara ini, UNIQLO Shinjuku HONTEN akan menyampaikan pesona Shinjuku, salah satu kawasan pusat kota tersibuk di dunia, pada pelanggan dari Jepang dan luar negeri," ujar Endo.

Ia melanjutkan, "Shinjuku adalah kota yang berkembang pesat, dengan stasiun kereta api terbesar di dunia yang dilalui jutaan orang setiap harinya. Kota ini dikunjungi penduduk lokal dan wisatawan. (Shinjuku) merupakan tempat bagi orang-orang yang setia pada hasrat untuk berkumpul bersama, menjalin budaya unik yang jadi ciri khas Shinjuku."