Sukses

Malaysia Umumkan Anggur Shine Muscat di Negaranya Tidak Mengandung Residu Kimia Berbahaya

Temuan ini disampaikan Kemenkes Malaysia dalam sebuah pernyataan pada Senin, 28 Oktober 2024, Kemenkes Malaysia mengungkapkan bahwa 234 sampel anggur termasuk shine muscat telah dianalisis oleh Program Kualitas dan Keamanan Pangan.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Malaysia telah mengumumkan hasil penyelidikan residu kimia berbahaya yang diduga didapati di anggur Shine Muscat. Hasilnya, sejauh ini anggur impor yang ada di Malaysia tidak mengandung residu kimia yang melebihi batas yang diizinkan, termasuk anggur Shine Muscat.

Temuan ini disampaikan Kemenkes Malaysia dalam sebuah pernyataan pada Senin, 28 Oktober 2024, dilansir dari Malay Mail, Selasa, 29 Oktober 2024. Kemenkes Malaysia mengungkapkan bahwa 234 sampel anggur telah dianalisis oleh Program Kualitas dan Keamanan Pangan.

Kemenkes Malaysia turut prihatin dengan kekhawatiran publik akan dugaan keberadaan zat kimia berbahaya di anggur Shine Muscat. Mereka menilai hal ini bisa membuat warga Malaysia enggan membeli produk buah dan sayuran.

"Kemenkes prihatin terhadap kekhawatiran konsumen terkait masalah ini. Untuk itu, kami akan terus memantau titik masuk dan pasar lokal untuk memastikan keamanan pangan terjamin," ujar pihak Kemenkes Malaysia. Untuk pengiriman anggur Muscat ke Malaysia tahap berikutnya akan diperiksa dengan mekanisme uji, penahanan, dan pelepasan.

Dengan sistem ini, kiriman makanan harus ditahan dan diambil sampelnya oleh pihak berwenang. Persetujuan hanya akan diberikan jika hasil analisis mematuhi batas residu maksimal (MRL), dan larangan impor akan diberlakukan untuk pelanggaran berulang

Kemenkes Malaysia juga mengimbau kepada warganya agar selalu teliti ketika membeli buah dan sayuran. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar buah dan sayuran yang akan dibeli tidak mengandung zat atau bahan kimia berbahaya yang bisa membahayakan tubuh. Sebagai pedoman untuk konsumen, setiap makanan impor dan kemasan harus menyertakan informasi dasar, termasuk negara asal produk.

 

2 dari 4 halaman

Anggur Shine Muscat di Thailand

Beberapa hari lalu, Kementerian Pertanian dan Keamanan Pangan Malaysia mengaku akan memeriksa anggur Shine Muscat impor yang diduga mengandung residu kimia berbahaya, seperti diklaim pemerintah Thailand. Menteri Datuk Seri Mohamad Sabu mengatakan, masalah tersebut akan dirujuk ke lembaga terkait untuk diverifikasi.

Ini termasuk Institut Penelitian dan Pengembangan Pertanian Malaysia, dikutip dari New Strait Times, Senin, 28 Oktober 2024. Ia menambahkan bahwa jika klaim tersebut terbukti, kementerian akan membuat pengumuman dan mengambil tindakan yang tepat.

Sebelumnya, Jaringan Peringatan Pestisida Thailand mengeluarkan peringatan tentang kontaminasi pada anggur Shine Muscat. Pihaknya menyatakan bahwa banyak sampel buah tersebut terdeteksi mengandung residu kimia berbahaya yang melebihi tingkat yang diizinkan.

Jaringan dan Dewan Konsumen Thailand mendesak Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand mengambil tindakan segera. Ini termasuk mewajibkan importir dan distributor memberi label negara asal untuk anggur Shine Muscat yang diimpor. Thai-PAN, Dewan Konsumen Thailand (TCC) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand (FDA) mengungkapkan hasil uji laboratorium tersebut pada Kamis, 24 Oktober 2024, lapor Bangkok Post. 

3 dari 4 halaman

23 dari 24 Sampel Mengandung Residu Pestisida

TCC membeli 24 sampel anggur populer dari berbagai lokasi, termasuk dua dari toko daring, tujuh sampel dari toko buah dan pasar segar, dan 15 dari supermarket, pada 2 dan 3 Oktober 2024.  Harganya berkisar antara 100 hingga 699 baht (sekitar Rp46 ribu--Rp325 ribu) per kilogram, kata Prokchon Usap, koordinator Thai-PAN.

"Hanya sembilan sampel yang dapat diidentifikasi sebagai barang impor dari China, sementara 15 sampel lainnya tidak dapat diidentifikasi asal negaranya," katanya.

"Sangat mengejutkan ketika kami melihat bahwa 23 dari 24 sampel mengandung residu pestisida yang melebihi batas yang diizinkan," ia menambahkan. Satu sampel ditemukan mengandung klorpirifos, insektisida yang dilarang di Thailand, sambungnya.

Dua puluh dua sampel lainnya mengandung 14 residu kimia berbahaya yang melebihi batas aman 0,01 mg/kg dan menghasilkan 50 residu pestisida lain. Dua puluh dua di antaranya belum dinyatakan berdasarkan hukum Thailand, seperti triasulfuron, cyflumetofen, tetraconazole, dan fludioxonil.

Kekhawatiran masyarakat soal anggur shine muscat telah mendapat perhatian dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 

 

4 dari 4 halaman

Imbauan Kemenkes RI

Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Kemenkes Aji Muhawarman, terkait isu anggur shine muscat di Thailand dan Malaysia, Kemenkes RI akan berkoordinasi dengan Badan Karantina Indonesia dan Kementerian Pertanian sebagai pengawas komoditi pangan segar dari dalam dan luar negeri.

"Bahaya residu pestisida untuk kesehatan manusia bahwa tiap jenis pestisida memiliki risiko kesehatan yang berbeda terhadap manusia, tergantung pada senyawa kimia dalam pestisida tersebut, jumlah asupan (residu yang ada dalam bahan makanan) dan lama paparan,” kata Aji dalam keterangan tertulis, S, 29 Oktober 2024, mengutip kanal Health Liputan6.com.

Maka dari itu, Kemenkes mengimbau, dalam mengolah sayur dan buah-buahan, masyarakat agar selalu:

1. Mencuci buah dengan seksama dengan air mengalir atau merendam dengan larutan tertentu, seperti larutan garam atau cuka, untuk mengurangi residu pestisida.

2. Memilih produk buah yang organik yang tidak menggunakan pestisida.

3. Memilih buah yang bisa dikupas untuk dikonsumsi.

4. Memeriksa label untuk melihat negara asal dan informasi terkait sertifikasi keamanan pangan yang mungkin memberikan penjelasan tentang kualitas pengelolaan pestisida yang dilakukan oleh perusahaan penghasil buah tersebut.