Liputan6.com, Jakarta - Seiring hitungan mundur menuju Natal yang kini resmi dimulai, perhatian akan sekali lagi tertuju pada perayaan meriah keluarga Kerajaan Inggris. Secara tradisi, semua anggota keluarga kerajaan pergi ke Sandringham, di mana mereka akan difoto saat berjalan kaki ke gereja pada pagi Natal sebelum kembali untuk menghadiri perayaan tradisional.
Sejak jadi raja dua tahun lalu, Raja Charles telah menjalankan banyak tradisi Natal kerajaan, dengan Ratu Camilla di sisinya. Meski demikian, ada laporan yang menyatakan bahwa putra Camilla, Tom Parker Bowles, belum pernah bergabung dalam perayaan Natal di Sandringham.
Dalam sebuah wawancara dengan People, dikutip dari Mirror, Kamis, 31 Oktober 2024, penulis kuliner itu mengungkap, "Kami dipersatukan pernikahan, kami bukan keluarga kerajaan–saya tidak pernah mengatakan itu. Saya merasa semua orang sangat baik dan ramah, dan kami sudah mengenal mereka sejak lama."
Advertisement
"Tapi, itu tidak berarti saya dan anak-anak menghabiskan waktu dengan berlarian di istana. Saya memiliki pekerjaan sendiri dan anak-anak bersekolah. Saya belum pernah merayakan Natal (bersama keluarga Kerajaan Inggris) karena berbagai alasan."
Walau tidak bepergian ke Sandringham, Tom mengungkap bahwa ia dan anak-anaknya dapat menghabiskan waktu bersama Camilla saat Natal karena ia dan mantan suaminya Andrew Parker Bowles, ayah Tom, mengadakan pesta pasca-Natal. "Ibu dan ayah saya masih berteman baik dan kami akan berkumpul pada 27 Desember," sebut dia.
"Ibu saya terkadang akan datang. Itu adalah sesuatu yang harus diusahakan. Itu adalah kedewasaan yang merupakan hal yang hebat jika — meski pernikahan terkadang tidak berjalan baik – Anda dapat mempertahankannya demi anak-anak dan demi satu sama lain," beber dia.
Sibuknya Raja Charles
Para bangsawan Inggris tercatat memiliki beberapa acara besar dalam agenda mereka sebelum musim perayaan tiba. Akhir pekan depan, mereka akan memimpin negara untuk kebaktian tahunan Remembrance Sunday di Cenotaph di London sebelum Raja merayakan ulang tahun ke-76 beberapa hari kemudian.
Charles dan Camilla sedang sibuk setelah baru-baru ini memulai tur di Australia dan Samoa. Terungkap bahwa pasangan itu mengakhiri perjalanan kembali dari pulau Samoa di Pasifik Selatan dengan menuju India, di mana mereka menikmati beberapa hari di resor Soukya yang terkenal dengan program kesehatan dan perawatan Ayurveda.
Lokasi spa tersebut diketahui oleh Charles dan Camilla karena mereka berdua sebelumnya telah mengunjunginya beberapa kali. Bahkan, Camilla juga diketahui menghabiskan beberapa hari di resor tersebut awal bulan ini, sebelum berangkat ke Australia untuk memulai tur.
Sumber-sumber kerajaan mengatakan, persinggahan itu tidak terkait pengobatan kanker yang sedang dijalani Raja, meski dokter telah menyarankan raja memasukkan periode istirahat yang cukup sebagai bagian dari perjalanan jarak jauh yang ditempuh untuk tur kerajaan ke Australia dan Samoa awal bulan ini.
Â
Advertisement
Kembali ke Jadwal Penuh
Pasangan itu kembali ke Inggris dengan penerbangan komersial dan Raja akan melanjutkan siklus pengobatannya saat kembali. Berita tentang jeda itu muncul setelah terungkap bahwa dokter telah memberi lampu hijau bagi Raja untuk kembali ke program acara lengkap tahun depan, termasuk dua tur luar negeri besar.
Charles, meski sedang berjuang melawan kanker, sepenuhnya mendukung rencana untuk tur-tur penting pada musim semi dan musim gugur, dengan Kanada sebagai salah satu tujuan yang memungkinkan. Di berita berbeda, keluarga Kerajaan Inggris dilaporkan terpecah belah, termasuk memanasnya tensi di antara Pangeran William dan Ratu Camilla, akibat rencana pemakaman Raja Charles III dan suksesi monarki.
Setelah raja didiagnosis menderita kanker, serangkaian rencana disusun untuk "apa yang akan terjadi saat ia meninggal." Melansir Daily Record, Minggu, 20 Oktober 2024, komentator kerajaan untuk Daily Beast, Tom Sykes, mengatakan bahwa rencana ini telah menyebabkan banyak ketegangan di Istana Buckingham, dengan banyak yang mengkhawatirkan prospek "Raja William."
Bahas Rencana Pemakaman Raja Charles
Sykes menyatakan bahwa dinamika kekuasaan antara Charles dan William telah bergeser sejak diagnosis Raja, dengan laporan yang menunjukkan bahwa kekuasaan dan pengaruh eksekutif mulai berpihak pada Pangeran Wales. Ia juga menyoroti potensi masalah bagi Duke of Sussex.
Harry dikatakan "lebih mungkin membuat kesepakatan" dengan Raja Charles daripada William jika ia memutuskan ingin kembali jadi bangsawan bekerja. Seorang sumber kerajaan diduga memberi tahu Sykes bahwa Harry bisa memperbaiki hubungan yang tegang bila ayahnya berkuasa selama 20 tahun.
Sumber itu mengaku ragu suami Meghan Marke itu akan merilis bukunya yang eksplosif, "Spare," jika William dan Kate naik takhta. Pada April 2024, terungkap bahwa rencana pemakaman Raja Charles, dinamai sandi Operasi Menai Bridge, telah ditinjau kembali oleh istana karena meningkatnya kekhawatiran tentang kesehatannya.
Kemungkinan Pangeran William dinobatkan sebagai raja lebih cepat dari perkiraan telah membuat semua orang panik. Daily Beast melaporkan bahwa landasan bagi peran masa depan Pangeran William sebagai Raja William V sedang diletakkan dengan rasa urgensi, bahkan saat Raja Charles tampaknya dalam keadaan sehat.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement