Liputan6.com, Jakarta - Wisawatan yang terbang dari Thailand tidak perlu lagi mengeluarkan paspor saat melewati imigrasi, karena negara tersebut akan menerapkan "pengenalan wajah" di enam bandaranya. Sistem identifikasi biometrik akan diluncurkan pada 1 November 2024 untuk penumpang domestik dan 1 Desember 2024 untuk keberangkatan internasional.
Menurut Direktur Otoritas Bandara Thailand (AOT), Kirati Kitmanawat, lapor Bangkok Post, dikutip dari Strait Times, Kamis, 31 Oktobw, ada dua cara bagi pelancong untuk pergi dari tempat penitipan bagasi ke gerbang keberangkatan tanpa pemeriksaan paspor dan boarding pass.
Pertama, orang dengan paspor biometrik akan diminta mengizinkan sistem mengakses informasi identifikasi mereka saat check-in di konter melalui mesin boarding pass atau check-in mandiri di bandara. Alternatifnya, penumpang yang check-in online dapat memilih maskapai penerbangan yang akan mereka tumpangi.
Advertisement
Lalu, pilih "pendaftaran" dan pindai kode dari boarding pass. Masukkan nomor paspor atau kartu identitas mereka, dan pindai wajah sebagai langkah terakhir. Belum diketahui apakah ini berlaku bagi mereka yang tidak memiliki paspor berkemampuan biometrik.
Kedua metode pendaftaran menyimpan data wajah penumpang dan informasi perjalanan. Enam bandara yang akan menggunakan sistem ini adalah Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok dan Bandara Internasional Don Mueang, Bandara Internasional Chiang Mai, Bandara Internasional Mae Fah Luang/Chiang Rai, Bandara Internasional Phuket, dan Bandara Internasional Hat Yai. Lima sistem dan mesin check-in telah diperbarui untuk mendukung sistem biometrik.
Bisa Dipakai Check-in Bagasi
Ini bertujuan memenuhi kebutuhan wisatawan akan kenyamanan dan kecepatan, sehingga mereka menghabiskan lebih sedikit waktu di setiap titik layanan dan lebih banyak waktu untuk berbelanja produk bebas bea dan makan, sebut Kirati.
Setelah terdaftar, penumpang dapat menggunakan sistem biometrik untuk check-in bagasi, melewati pemeriksaan keamanan, dan menaiki pesawat tanpa perlu menunjukkan paspor atau boarding pass. Persetujuan untuk menggunakan data biometrik hanya berlaku untuk satu kali perjalanan dan seluruh proses hanya memakan waktu 1--2 menit, menurut Khaosod English.
Merujuk data lalu lintas udara untuk tahun fiskal 2024 (Oktober 2023 sampai September 2024), tercatat ada 119,29 juta penumpang, meningkat 19,22 persen dari tahun ke tahun. Ini termasuk 72,67 juta penumpang internasional, meningkat 34,82 persen, dan 46,62 juta penumpang domestik, meningkat 1,01 persen.
Ada 732.690 penerbangan, meningkat 14,5 persen. Lima negara penumpang teratas adalah China, India, Korea Selatan, Rusia, dan Jepang.
Untuk jadwal penerbangan musim dingin (2024-2025), 370.239 penerbangan telah dialokasikan ke bandara AOT, meningkat 22,1 persen dibandingkan musim dingin tahun lalu. Ini termasuk 222.780 penerbangan internasional (naik 33,1 persen) dan 147.459 penerbangan domestik (naik 8,5 persen).
Advertisement
Meningkatnya Penumpang Udara
AOT memperkirakan bahwa jumlah penumpang meningkat sebesar 23 persen, dengan lima rute teratas berasal dari China, Malaysia, India, Singapura, dan Hong Kong. Melihat ke tahun fiskal 2025 (Oktober 2024 – September 2025), AOT memperkirakan 129,97 juta penumpang, naik 8,95 persen.
Ini akan mencakup 78,61 juta penumpang internasional (naik 8,17 persen) dan 51,36 juta penumpang domestik (naik 10,18 persen). AOT juga memperkirakan 808.280 penerbangan, naik 10,32 persen, dengan 453.750 penerbangan internasional (naik 9,02 persen) dan 354.530 penerbangan domestik (naik 12,02 persen).
Di Bandara Suvarnabhumi, diperkirakan ada 64,44 juta penumpang, naik 7,4 persen, dengan 376.820 penerbangan (naik 8,69 persen). Sementara itu, Bandara Don Mueang diperkirakan akan melayani 33,2 juta penumpang (naik 13,91 persen) dengan 223.200 penerbangan (naik 13 persen).
Wakil Menteri Transportasi Thailand, Monporn Charoensri, menekankan bahwa kesiapan Bandara Thailand dan Radio Penerbangan Thailand (AEROTHAI) untuk mendukung peningkatan lalu lintas udara dengan pembukaan penuh landasan pacu ketiga di Bandara Suvarnabhumi. Perluasan ini akan memungkinkan Thailand menangani 94 penerbangan per jam, naik dari 68 penerbangan per jam sebelumnya.
Rencana Pajak Wisata
Pada tahun fiskal 2024, Thailand diproyeksikan menangani 836.513 penerbangan, meningkat 16 persen dari 2023. Bandara Suvarnabhumi sendiri akan melayani 348.980 penerbangan, dengan rata-rata 950 penerbangan per hari. Volume penerbangan secara keseluruhan mendekati tingkat sebelum pandemi dan terus meningkat, dengan target 1 juta penerbangan pada tahun 2025.
Di sisi lain, pemerintah Thailand melanjutkan rencana mengenakan pajak wisata sebesar 300 baht (sekitar Rp140 ribu) pada setiap wisatawan asing. Kebijakan itu sudah disetujui Perdana Menteri Thailand sebelumnya, Prayut Chan O Cha, pada Februari 2023.
Namun karena pemerintahan berganti, rencana itu memerlukan persetujuan ulang. Maka itu, Kementerian Pariwisata dan Olahraga Thailand diminta menyusun detail program tersebut dan berencana mengajukan proposalnya untuk mendapat persetujuan kabinet pada Januari 2025.
Program pengumpulan pajak wisata diperkirakan akan mulai beroperasi setidaknya enam bulan setelah mendapat pertujuan. Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand Sorawong Thientong mengindikasikan bahwa pengumpulan pajak akan dimulai dari turis asing yang datang via jalur udara, sebelum diperluas ke perjalanan darat.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement